2: bikin elfeel

1.3K 79 5
                                    

"No, kita ngapain sih jadi disini?"

Vano dan Ajil kini sedang berada di balik tembok. Sudah sekitar lima menit mereka berdiam disana, sedangkan anggota team yang lain sedang enak makan di kantin SMA Cakrawala, sedangkan mereka berdua malah sembunyi seperti maling yang baru saja ketahuan mencuri.

"Sstt, diem. Katanya lo mau kenalan sama cewek tadi?"

"Ya iya, tapi kenapa gini Vano? Heran gue. Apa disana ada dia ya? Gue mau liat dong" ujar Ajil tapi Vano dengan sigap menahannya.

"Gak, jangan dulu. Lo mau kita ketahuan ngintipin dia?" Tanya Vano.

Ajil memutar bola matanya malas, dia menggerutu dengan menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara.

"Dia lagi sama temennya yang tadi, mereka lagi liat sesuatu di mading dan gue nggak tau apa yang mereka liat sampe selumayan lama gini" tutur Vano.

"Terus? Sekarang gimana? Kalo nggak bisa udah deh, mending gue makan, laper gue" ucap Ajil.

"Segitu doang perjuangan lo buat kenal sama tu cewek? Hu, nggak laki banget lo Jil" ejek Vano.

"Ya ya ya, serah lo" pasrah Ajil.

Terlihat seperti tidak ada tanda-tanda dua cewek itu akan pergi dari mading tersebut, membuat Vano dengan tiba-tiba menarik lengan Ajil yang sedang asik bersandar hingga terhempas ke depan.

Ajil yang kaget spontan langsung bersembunyi lagi dibalik tembok, dan menjitak kepala Vano dengan keras.

"Parah lo, lo mau buat gue malu, Vano bin Irfan? Hahhh?!" Tanya Ajil geram.

"Ya maksud gue lo langsung pergi ke mereka, terus ajak kenalan, tanya 'hai, kalo boleh tau nama lo siapa? Gue Ajil' gitu" tutur Vano yang kembali mendapatkan jitakan dari Ajil.

"Woi, dua kali lo jitak gue, enak banget lo" protes Vano yang mengusap-usap kepala nya yang baru saja di jitak oleh sahabat dari pacarnya itu.

"Ya gue kan butuh persiapan, Vano. Gimana sih lo?!"

"Yaudah, sekarang lo siap-siap. Terus lo datengin itu cewek, lo ajak dia kenalan" ujar Vano.

"Kalo gak karena tu cewek, nggak akan mau gue turutin apa kata lo nih" ucap Ajil membuat Vano yang mendengarnya hanya bisa menujukan mimik wajahnya yang terlihat meremehkan, "heleh" kata Vano.

"Oke, gue siap-siap dulu"

Ajil menarik nafasnya lalu menghembuskannya dengan berkali kali, Vano juga melihat Ajil merenggangkan tangannya, kakinya. Seperti pemanasan saja.

"Lo pemanasan atau apa Jil?" Tanya Vano heran.

"Hufttt, oke gue siap. Doain gue ya, bro" ucap Ajil seraya menepuk bahu Vano. Ajil terlihat begitu yakin dan percaya diri. Baguslah, itu lebih baik.

Ajil mengubah posisinya menjadi menghadap gadis yang akan ia temui, dan menghembuskan nafasnya. Selangkah, dua langkah Ajil telah berjalan untuk menghampiri gadis itu.

"Hai" sapa Ajil saat dia telah ada tepat di dekat dua perempuan itu.

Dua perempuan yang Ajil sapa spontan langsung menoleh pada Ajil yang, cengengesan.

"Eh, lo yang main basket tadi kan? Yang tanding sama sekolah gue" celetuk cewek itu.

Ajil menganguk antusias, "ya, gue kapten basket dari SMA Garuda"

Cewek itu menganguk, sedangkan temannya kembali fokus melihat mading. Dilihat dari buku dan pena yang dibawanya, sepertinya dia sedang mencatat sesuatu.

Ajil mempersiapkan diri, ia mengusap usap telapak tangannya dan mengelapkannya di bajunya. Asal kalian tahu, Ajil belum ganti baju tau, dia masih aja pake baju tanding basket tadi.

AJILARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang