36: "dia pasti akan sadar dan nyesel"

431 31 6
                                    

Sudah hampir sebulan setelah perpisahan Papa dan Mamanya, kini ia harus bersiap-siap untuk menjalankan ujian kenaikan kelas. Ya, Lara akan naik ke kelas duabelas bila ia naik. Tentu naik.

Berbeda dengan Ajil yang kini sedang frustasi memikirkan bagiamana nilai-nilainya kemarin, apakah bagus atau mengecewakan. Asal kalian tau saja, Ajil mati-matian belajar kemarin untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.

"Muka lo kayak lagi depresi banget dah" celetuk Nadya yang kini sedang berada di samping Ajil. Keduanya beserta Kyla dan Vano sedang berada di kantin sekolahnya.

"Gimana gue gak depresi, orang gue mikirin nilai-nilai gue mulu"  jawabnya.

"Santai aja kali, Jil" kini Vano yang berucap.

"Gimana dia mau santai, kalo sampe nilainya kecil dia gak bisa masuk ke Melbourne University, dong" ujar Kyla.

"Nah itu!"

"Tapi gak papa kok Jil kalo emang lo gak keterima gitu di Melbourne University, berarti itu mungkin emang bukan rezeki lo disitu. Begitupun gue sama Kyla, ya gak Kyl?" Kyla menangguk menanggapi penuturan dari Nadya.

"Gak bisa, ini cita-cita kita bareng Nando" ucapnya. Ajil meraih lengan Nadya untuk melihat pukul berapa sekarang diarloji milik sahabatnya itu. Jam menujukkan pukul 7:36.

"Oke! Gue mau sholat dhuha! Mana tau nilai gue jadi gede, hehe" seru Ajil cukup membuat ketiga orang di meja itu sedikit kaget di awal. Ajil melangkah pergi dari kantin.

"Tuh anak ya! Ini sarapannya belum di bayar woy!" Seru Kyla membuat Nadya dan Vano hanya tergelak.

··········

"Kalian harus benar-benar belajar untuk ujian ya, karena ini penentuan kalian naik atau tidak ke kelas dua belas" ucap seorang guru yang kini sedang ada di dalam kelas Lara.

Guru tersebut membagikan dua lembar kertas yang distreples menjadi satu.
"Kisi-kisi itu bapak berikan agar kalian mudah dalam belajar. Awas saja, kalau sampai masih ada yang remedial" ujar guru tersebut.

"Dipelajari ya semua!"

"Iya, pak!"

Guru yang ada di dalam kelas Lara itu pun pamit keluar saat bel pergantian jam berbunyi. Lara melihat kertas kisi-kisi ujiannya.

"Ra, temenin gue ke toilet yuk" ajak Lolla tiba-tiba.

"Yuk"

Keduanya berjalan keluar kelas hendak menuju toilet. Di tengah perjalanan, seseorang yang menjabat sebagai ketua osis dan juga salah satu murid yang masuk ke ekskul musik di sekolah Lara ini menghampiri Lara dan juga Lolla.

"Kenapa ya? Ada perlu sama gue?" Tanya Lara. Mereka seangkatan, jadinya Lara bicara seperti teman saja.

"Ra, gue boleh dong minta bantuan lo"

"Bantuan apa btw, Lif?" Namanya adalah Alif.

"Gue kan baru aja buat band baru nih, nah gue mau buat poster untuk promosi ke murid-murid di SMA kita"

"Trus??"

"Ya terus, gue mau minta bantuan lo buat jadi fotografer band gue sekali aja. Please Ra, kita belum ada dana nih kalo nyewa fotografer ataupun ke studio photo. Lo kan yang terbaik di ekskul Jurnalistik" jelasnya.

AJILARA (SELESAI)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin