: san :

24K 6.2K 5.2K
                                    

Jinyoung dan Haechan berhenti di depan pintu ruang guru. Untungnya sekitar sepi karena semua orang berada di lapangan, dan untungnya juga kamera cctv sudah diretas oleh Haechan sehingga mereka bebas bergerak kemana saja.

Awalnya Jinyoung tidak percaya Haechan bisa meretas dan menembak, tapi ternyata dulu itu si Haechan pernah ikut misi penyelamatan sandera di Venezuela. Pantas saja dia bisa.

"Gue bisa cium bau demon slayer itu, ada di deket sini," ucap Jinyoung, menurutnya agak mudah karena demon slayer biasanya memiliki bau seperti iblis.

"Ada orang gak di dalem?" Tanya Haechan tak berani membuka pintu.

"Gak ada."

Oke, Haechan percaya. Pendengaran seorang vampire seperti Jinyoung tidak bisa diremehkan.

Ceklek!

Pintu terbuka, Haechan masuk lebih dulu, tak menurunkan snipernya. Benar kata Jinyoung, di ruang guru tidak ada orang.

Setelah Jinyoung masuk, pintu ditutup sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara. Setelah itu, keduanya mulai memeriksa isi ruang guru tersebut.

Tidak ada yang aneh, terlihat seperti ruang guru pada umumnya. Tapi, lemari besar berwarna cokelat di dekat jendela menarik perhatian mereka.

Biasa saja sih bentuknya, tapi Jinyoung bisa melihat ada celah kecil di bawah lemari tersebut seperti... sebuah roda?

"Chan, lo pikirin apa yang gue pikirin kan?"

"Ya mana gue tau, emangnya kita satu otak? Serem juga kalau dibayangin."

Ayo sabar, kalau enggak mereka punyaku, gak.

"Lo perhatiin sekitar, gue mau cek lemari itu dulu."

Sebagai rekan yang baik, Haechan setuju. Dia mengamati sekitar seraya mengangkat senjatanya.

Jinyoung berjalan maju, mengamati segala sisi dan sudut lemari itu. Sampai akhirnya, dia melihat sebuah pena berbentuk aneh, sedikit menancap di lemarinya.

Begitu di sentuh, lemari itu bergeser, memperlihatkan sebuah pintu di belakangnya.

"Sejak kapan sekolah jadi canggih dan bagus begini?" Tanya Haechan melongo.

"Kita lulus, sekolah makin bagus," jawab Jinyoung maju mendekat ke pintu itu.

Srak srak

Ada suara dari dalam, sepertinya ada orangnya.

"Chan, siap-siap."

Haechan membidik pintu, Jinyoung pun meraih kenop pintu lalu membukanya lebar-lebar.

Mereka berdua terkejut, yang di dalam pun tak kalah terkejut. Lagi enak-enak rebahan sambil menonton tv tiba-tiba dikejutkan dengan kehadiran dua orang asing.

"Kalian siapa?!" Seru pemuda tinggi berpipi gembul dengan roti di tangannya.

"Itu yang pegang pedang, bisa diturunin dulu?" Tanya Haechan sinis.

"Kalian siapa? Kenapa bisa tau ruangan ini?" Tanya salah satu di antara mereka bertiga, pemuda dengan katananya.

Haechan menyibak rambutnya ke belakang, tersenyum sombong. "Lur, lo gak pernah liat foto kakak kelas lo gitu? Wah parah, kalau gitu ayo kenalan. Gue Haechan, dan ini Jinyoung. Kita bakal ikut serta dalam perang melawan Sunwoo dan anak buahnya."

"LOH, LO KAN SETAN NJIR!"

"ETDAH, GUE MANUSIA YA SEKARANG. MAKANYA CARI INFO JANGAN SETENGAH-SETENGAH!"

New Era | 00-04 Line ✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें