: san juu san :

20.7K 5.8K 6.3K
                                    

Di chapter ini gak ada lawakan sama sekali






Haruto merasa seperti tokoh pahlawan dalam sebuah film. Melihat pertarungan di sekelilingnya, dia merasa keren.

Para titan berhasil menghabisi sebagian besar pasukan musuh. Perang ini tidak main-main, makhluk berbahaya sampai datang. Beruntung titan dan leviathan berada di pihak mereka. Makhluk jahat pun mana mau jadi budak.

"Haruto!" Panggil Win berlari menghampiri, membawa biskuit yang terbelah dua.

"Kita harus fokus serang Sunwoo itu kan? Btw, kenapa lo bawa kue?!"

"Ini kue punya ibu gue. Di dalemnya ada kertas yang bakal nentuin apa yang bakal terjadi ke orang lain. Di kertas ini tertulis, "datang dan pergi seperti matahari". Ini ramalan."

Kedua mata Haruto membola. "Lo punya kue lagi? Coba liat!"

Win mengeluarkan banyak gulungan kertas dari kantong celananya. Isinya tidak jauh dari pembalasan dan kematian. Tapi, ada satu kertas menarik perhatian Haruto, di kertas itu ada namanya.

"Gue bakal diusir dari rumah sama mama?!" Pekik Haruto tak percaya setelah membacanya.

"Itu balasan karena lo kabur dari latihan sebagai calon pemimpin," balas Win kikuk.

Haruto menatap kertas itu dengan mulut menganga. Dari jauh, Jaehyuk tertawa. Dasar Haruto, padahal sudah diingatkan untuk tidak kabur.

"Guanlin mau bikin badai, kita harus minggir," kata Hyunjin muncul tiba-tiba di antara keduanya.

Langit gelap kembali, awan hitam berkumpul disertai petir. Angin mulai berhembus, kencang sekali.

Dari atas bukit, Guanlin berusaha keras mempertahankan petir di langit dibantu oleh Taehyun─ melindunginya dari serangan musuh.

Park Jisung turun dari lereng, berlari cepat menghampiri Jeno seraya menembaki para musuh dengan pistolnya, snipernya yang habis peluru dia tinggal.

Di belakangnya Jungwon melesat, melindungi hunter itu dari vampire yang hendak menghabisinya. Asahi menyusul setelahnya, membawa Haechan bersamanya.

Di sisi lain, Sunghoon memfokuskan diri ke charmspeaknya. Lalu melayangkan pukulan berdentum hingga vampire di hadapannya tumbang. Dia juga mengendalikan aliran darah di musuh, lalu menarik jantung mereka secara paksa.

Terlihat mengerikan, namun keren.

Woonggi menghunuskan pedangnya ke musuh iblisnya, kemudian menciptakan api di sekelilingnya agar musuh lain tidak mengganggu konsentrasinya. Kalau Woonggi fokus melawan musuh, Jerome justru berdiam diri. Dia memikirkan satu hal, matanya mengarah ke seseorang di depan sana.

Minhee dan Seongmin belum berhenti, kalau terus dibiarkan jiwa oni Minhee akan keluar dan Minhee bisa mencelakai kubunya sendiri.

Benang Seongmin ada dimana-mana, terjulur untuk membelah siapapun yang ia anggap musuh. Minhee tidak peduli, dia harus membunuh Seongmin sebelum hal yang lebih buruk terjadi.

Senjata beracunnya ia acungkan ke depan, kemudian ia melompat tinggi dengan gerakan cepat ke belakang Seongmin, menyayat lengannya.

Seongmin mengerang, darah mengucur ke tanah. Dia menatap marah Minhee, sebelum dipukul ke belakang oleh teman oninya itu.

Rambut hijau Minhee tertiup angin ke belakang, beriringan dengan langkah kakinya. "Seongmin, udah cukup."

Oni bulan atas tersebut mengangkat senjatanya, hendak melanjutkan serangannya. Namun tiba-tiba, Doyoung muncul di depannya, menahan senjata Minhee dengan pedang berapinya.

New Era | 00-04 Line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang