: juu san :

20.3K 5.9K 6.8K
                                    

Spoiler : ada yang lebih licik dari Sunwoo









Pagi menjelang siang hari ini, suasana sekolah begitu ramai. Ada yang tertawa, takut, cemas, biasa saja, dan ada pula yang tak tahu harus bereaksi apa.

Karena di dekat podium, empat orang pemuda berlutut dalam kondisi badan terikat rantai. Sementara di kanan dan kiri mereka ada Sunwoo dan Sungchan, posisinya agak maju ke depan.

Kemarin malam, Sunwoo yang penasaran isi ruang guru berkeliling, tak tahunya melihat sesuatu yang janggal di lemari. Dari situlah mereka berempat ketahuan, mereka tak sempat kabur karena lebih dulu disihir.

"Mereka berempat termasuk golongan orang yang pingin digantung kayak mereka," ucap Sunwoo memulai pembicaraan. "Kalau kalian gak mau kayak mereka, patuh dan dan jangan mengeluh!"

"Gimana gak ngeluh? Lo nya bacot bener," dumel Haechan julid.

"Pft. Kalian tau gak sih, orang yang barusan ngedumel ini orang yang tebas kepala gue dulu. Hahaha! Kasian salah penggal. Nah, kalau yang rambut biru ini, dulu hampir mati dibunuh Renjun. Tapi sayangnya diselamatin sama si tupai, hiih kesel gue."

Jinyoung mendengus. Dia kesal, tapi kalau berbuat sembarangan berbahaya.

"Kak, kita berdua kenapa diiket juga sih? Kita gak salah apa-apa loh," tanya Dohyon pura-pura ingin menangis.

"Tau ya, padahal lagi enak rebahan," timpal Intak setuju.

"Kalian gak denger tadi gue bilang apa?! Kalian termasuk orang yang mau ngelawan gue!" Bentak Sunwoo.

"Sabar kak, sabar," kata Sungchan.

"Gue udah cukup sabar ya! Oh ya, semua murid disini mau gak mau harus jadi pasukan perang gue nanti! Mau mati mau enggak urusan belakangan, pokoknya kalian semua harus ikut perang!"

Bisik-bisik pun terdengar, banyak yang tidak setuju. Ya iyalah, siapa sih yang mau diperbudak. Kalau perang di jalan kebenaran sih tidak apa-apa, lah ini di jalan kejahatan.

"Percuma lo jadiin mereka pasukan, mereka gak bakal mau," ucap seseorang dari gerbang utama.

Semua orang menoleh kesana. Sunwoo terkekeh, datang juga yang ditunggu-tunggu.

"Kenapa lama? Takut ya? Btw, kok lo ikut sih?!"

Dari posisinya berdiri, Junseo berdecak. Memangnya kenapa kalau dia ikut? Authornya tidak melarang.

Kemarin pagi Sunwoo memang menyuruh yang lemah datang, tapi nyatanya tidak. Mereka tidak lemah.

"Kenapa kalau gue dateng? Lo gak bilang gue gak boleh dateng," balas Junseo. "Satu lagi, gue dendam sama lo ya! Enak banget nyuruh troll dan ogre hancurin rumah buatan gue! Lo pikir bangunnya gampang? Lo pikir gak pake ide?!"

"Sabar Jun sabar," bujuk Jaehyuk. "Kalau sabar nanti jadi barbar, gak deh bercanda."

Yoshi mendengus. "Wong edan."

Sungchan mengernyitkan keningnya melihat Yoshi. "Dia siapa?"

Lain halnya dengan makhluk lain, para iblis dibuat ketar-ketir melihat sosok pangeran terkemuka di alam bawah sana. Serius, mereka sampai takut untuk bersuara.

Mereka tidak menyangka kalau Yoshi turun tangan langsung untuk mengatasi masalah ini, mereka pikir Yoshi cinta damai.

Maaf aja nih, Yoshi tidak suka orang jahat berkuasa.

"Sampeyan sopo? Wong ndi?" Tanya Yoshi membalas.

"Apaan sih? Ngomong yang jelas napa!"

Wah si Sungchan, belum tahu saja siapa yang dibentak barusan. Awas kualat kamu, Chan.

"Kak Haechan, orang itu siapa? Kakak kelas gue juga?" Tanya Dohyon. Haechan menggeleng tanda tak tahu.

Sama halnya dengan Jinyoung, dia tidak tahu dan tidak kenal siapa orang itu. Tapi pikirannya mengatakan, dia salah satu yang diramalkan Jisung.

"Gue gak peduli lo siapa, tapi gue gak bakal berhentiin apa yang mau gue lakuin hari ini!" Ucap Sunwoo tegas, mengambil pedang di atas podium, lalu berdiri di depan Haechan.

"Sunwoo, jangan lakuin itu!" Seru Jinyoung marah.

"Yah, sayangnya gue gak peduli. Biar dia jadi setan lagi, ya gak, Chan?"

"Expelliarmus!" Seru Junseo.

Pedang Sunwoo terpental, menancap di dinding sekolah akibat terkena mantra.

"Apa-apaan?!"

"Jaehyuk, Haruto, sekarang!"

Jaehyuk merubah wujudnya menjadi serigala, menerjang para penjaga di gerbang dengan brutal. Lalu, muncul lah Haruto dari luar gerbang, ikut menyerang para penjaga gerbang tersebut.

Situasi berubah ricuh, murid-murid dan guru memilih minggir karena merasakan hawa-hawa peperangan. Tapi, perang yang sesungguhnya bukan sekarang dong hehe.

"Sunoo, Jungwon, sekarang!" Perintah Junseo berseru.

Kedua vampire tersebut melesat cepat melewati gerbang menuju podium. Mereka berdua berhenti sejenak, menertawai reaksi Sunwoo dan Sungchan.

"Gue belum mati, asal lo tau," kata Sunoo lalu membawa Intak dan Dohyon pergi.

"Sekarang keliatan kan kubu siapa yang lemah?" Jungwon terkekeh, kemudian melesat pergi menyusul Sunoo, membawa Jinyoung dan Haechan pergi.

Sunwoo mengepalkan kedua tangannya, emosi perlahan menyelimuti dirinya. "Tangkap mereka sekarang juga! Gue gak mau ya mereka-"

"WOI! MANA KAK JEROME?!" Teriak Woonggi dari gerbang memotong ucapan Sunwoo, baru datang.

"Hah? Jerome?" Sunwoo pura-pura berpikir, lima detik kemudian dia memasang ekspresi pura-pura ingat. "Oh iya, Jerome kan udah mati, dibunuh Tuan Luci."

"LO GILA BAWA LUCIFER KESINI?! SINTING YA LO?!" Seru Jaehyuk tak paham lagi.

"Emang kenapa? Takut keliatan lemah ya?"

Woonggi tak terima, dia marah besar. Orang-orang yang ada di gerbang langsung berlarian pergi saat tubuh iblis itu diselimuti api.

"Lo belum pernah liat iblis sakit hati ya?" Desis Woonggi menatap tajam ke depan.

Sungchan bergidik, matanya seram sekali, berwarna hitam. "Siapapun cegah dia bakar sekolah!"

Para iblis yang berbaris di lapangan bagian kiri bersiap, namun mereka dihalangi asap hitam yang berasal dari... tangan Yoshi?!

Tak hanya musuh dan warga sekolah, kubu Yoshi─ kecuali Woonggi ─terkejut juga melihat perubahan wujud pemuda blasteran Jepang-Jawa itu.

Rambut bagian poni dan bawah berwarna biru dongker, matanya hitam kemerahan, sayap seperti kelelawar muncul di punggungnya, disusul tanduk yang muncul beserta mahkota emas di kepalanya.

"Iblis harus lawan iblis, bener kan? Lagipula, gue gak akan nyerang habis-habisan, nanti perang besarnya gak jadi dong. Gak afdol juga kalau half-vampire dan penyihir lawan iblis kayak gue. Satu lagi, kasian tokoh lain belum muncul."

Sakarepmu wae lah, Yosh. Sing penting MAJU TERUS PANTANG MUNDUR!

New Era | 00-04 Line ✓Where stories live. Discover now