: ni juu :

19.4K 5.8K 5.3K
                                    

Sejenak Jisung dan Jeno diam tak berkutik melihat laki-laki berambut jingga yang sangat mereka kenali, orang itu ada di kubu Guanlin dan kawan-kawan juga.

Si laki-laki dengan ponsel di genggamannya itu melangkah maju. "Gue udah rekam semuanya. Kalian ngapain? Ini bagian dari rencana atau... pengkhianatan?"

Jisung dan Jeno merinding, aura laki-laki itu sangatlah mengerikan dan membuat siapapun ingin lari.

"Oh, jangan bilang kalian berdua dikendaliin sihir? Wah, jadi kayak boneka dong? Keke bukan boneka, boneka, boneka. Gitu?"

"Bu-bukannya-"

"Apa? Gak mungkin semudah itu kali, gue kan kuat."

Jisung tak tahu harus bagaimana, masa iya ketahuan semudah ini? Jeno juga sama, tapi terobos saja lah, lanjut terus!

"Minggir."

Si laki-laki berambut jingga itu tertawa, tertawa mengejek. "Kalau mau jalanin rencana, pastiin sekitar gak ada orang. Masa baru begini doang langsung ketauan. Sama gue lagi ketauannya, hahaha!"

"Ma-maksud lo?"

"Kalian masuk ke kubunya penyihir baru itu, kalian pikir gue gak tau?" Jerome terkekeh, matanya mendadak berubah menjadi hitam. "Kalau gue laporin ke yang lain, kira-kira gimana reaksi mereka ya..."



















































Di dalam goa, Jaehyuk dan Haruto berteduh. Hujan lebat mengguyur hutan, petir menyambar dimana-mana. Suasana tak lagi seperti biasanya. Kematian Yoonbin, menimbulkan luka.

Keduanya menatap kosong api unggun buatan mereka, memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi di perang nanti. Tak terasa, perang semakin dekat. Itu tandanya, semua akan selesai. Tinggal menunggu saja siapa yang akan mengakhiri.

Kubu mereka atau kubu musuh?

Sejauh ini, tidak ada perkembangan. Rencana mereka berantakan, gagal total. Korban berjatuhan, beberapa tak kunjung kembali. Bukankah itu tanda-tanda kekalahan?

Haruto menekuk lutut, memeluknya sembari menghangatkan diri. Di usia muda, dia tak menyangka dihadapkan situasi seperti ini. Dia ingin hidup layaknya seorang remaja pada umumnya, dia belum siap berperang.

Jaehyuk pun sama, sebenarnya dia tidak suka situasi ini. Bebannya cukup berat, dia harus menjadi pemimpin di kelompoknya. Dia tidak boleh kalah dalam perang.

Mereka berdua merasa... mereka tidak berguna. Percuma ada orang-orang berkemampuan tinggi kalau tidak bisa memenangkan perang?

Tapi setelah dipikirkan, kemampuan tinggi tidak menjamin. Tuhan lah yang mengatur siapa pemenangnya, mereka yakin orang baik lah yang akan menang.

Di sela suara rintik hujan, mereka bisa mendengar suara pasukan werewolf─ yang dipanggil Sunwoo─ menerobos hujan sambil berlari.

Jaehyuk dan Haruto menyemprotkan parfum penghilang bau buatan Junseo, pasukan itu tak dapat menyadari keberadaan mereka.

"Haruto, lo masih semangat kan?"

Helaan nafas terdengar, Haruto menggeleng setelahnya. "Entahlah, gue gak tau."

"Gue juga gak tau... gue mulai berpikir kalau kita bakal kalah."

"Semoga aja enggak, gue gak mau jadi bawahan mereka..."

"Gue juga gak mau kali, To..."

Sebagai yang lebih tua, Jaehyuk menepuk-nepuk punggung Haruto selama sesaat lalu bersandar ke dinding goa.

New Era | 00-04 Line ✓Where stories live. Discover now