: san juu :

21K 5.8K 6.5K
                                    

Angin berhembus kencang, pohon bergoyang, tanah bergetar, situasi disini jauh lebih berbahaya dari arena perang. Walaupun hanya berdua, kekuatan mereka sangat besar.

Pertemuan dua kekuatan yang berlawanan membuat area sekitar menjadi kacau.

Pertarungan antara Hueningkai dan Tuan Luci terlihat mengerikan.

Cahaya hitam dan putih bertemu, memberi energi tersendiri yang akan meledak bila dibiarkan.

Pertemuan pedang guardian dan lucifer menimbulkan sensasi mengerikan.

Keduanya tak berhenti, saling menyerang satu sama lain. Kekuatan Tuan Luci jauh lebih kuat dari sebelumnya, ini menyulitkan Hueningkai.

Hueningkai tidak diberikan izin oleh Yang Di Atas untuk membunuh Tuan Luci, itu bukan tugasnya. Tugasnya hanyalah membuat Tuan Luci kalah hingga mudah dibawa ke atas untuk diadili.

"Kamu kan gak bisa bunuh saya, jadi biar saya aja yang bunuh kamu," ucap Tuan Luci menyadarinya.

Hueningkai mengabaikannya, terus bergerak lincah menyerang Tuan Luci dari berbagai sisi. Sayap putihnya membantunya bergerak, juga melindunginya dari serangan Tuan Luci.

Pedang diarahkan ke depan, membentuk garis horizontal. Garis horizontal itu mengeluarkan cahaya putih. Terlihat indah namun mengerikan jika kena.

Tuan Luci menghindar, balas menyerang dari jarak dekat. Namun Hueningkai mampu menangkis serangannya, ia mampu membuat pedang Tuan Luci terlempar, menancap di pohon.

Tuan Luci menggeram tak terima, dia membuat bola cahaya berwarna hitam di tangannya, melemparnya ke Hueningkai. Namun lagi-lagi, Hueningkai mampu menangkisnya serta membuat perisai pelindung dari cahaya.

Debu berterbangan, membuat jarak pandang mereka terbatas.

Tuan Luci menoleh ke segala arah, mencari keberadaan Hueningkai yang mendadak hilang. Ah, sepertinya dari arah belakang.

Dengan cepat ia terbang ke pohon untuk mengambil pedangnya, lalu menahan serangan pedang Hueningkai dari arah belakang, sesuai dugaannya.

Angin berhembus kencang akibatnya, seperti ledakan. Hueningkai mendorong pedang Tuan Luci, lalu mengeluarkan cahaya dari tangan kirinya, memegang pundak Tuan Luci dengan erat, lalu mengarahkan cahaya tersebut kepadanya.

Alhasil, Tuan Luci terpental menghantam pohon di belakangnya, menyebabkan pohon itu terdorong ke belakang sebelum tumbang.

"Setelah dikeluarkan dari atas, Anda semakin berulah ya..." ujar Hueningkai melangkah maju menghampiri Tuan Luci yang berusaha bangkit dengan tubuh penuh luka.

Tuan Luci mendecih, membuang ludahnya yang tercampur darah. Pakaiannya compang-camping, sobek di beberapa bagian. Beberapa area tubuhnya terluka, luka tersebut cukup parah. Kalau dia lanjut bertarung, nasibnya akan tamat.

"Seharusnya kamu ke area perang, bantu teman-teman kamu. Sebentar lagi sihir itu akan aktif, mereka akan dikendalikan," ucap Tuan Luci.

Hueningkai tetap maju, mencoba untuk tidak terpengaruh. "Lebih baik anda menyerah."

"Haha, apa itu menyerah? Oh ya, kenapa sih kamu mau berteman dengan orang-orang itu? Mereka itu sampah yang harus disingkirkan, menganggu saja."

Tak terima temannya disebut sampah, Hueningkai mengangkat pedangnya. Tuan Luci pun menyeringai, bersiap pergi.

"Sampai bertemu lagi, bocah."





SRAT!






DUAGH!







New Era | 00-04 Line ✓Where stories live. Discover now