: ni juu nana :

22.1K 6K 11K
                                    

Suasana di arena perang sangatlah panas. Kedua belah pihak berdiri berhadapan namun menjaga jarak sebab belum ada tanda-tanda perang akan dimulai.

Yedam, Jeno, dan Jisung memantau dari bukit, bersembunyi di balik batu besar disertai penyamaran. Mereka memakai daun untuk menyamar sebagai semak-semak.

Ketiganya tak mengalihkan pandangan, fokus memerhatikan dua kubu tersebut.

Sunwoo dan Sungchan berdiri paling depan di kubu musuh, di samping Sungchan ada Sungwon, sementara di belakang mereka pasukan Sunwoo berbaris rapi dilengkapi baju zirah dan senjata perang mereka.

Sunwoo tidak main-main, ada penyihir, vampire, dua pack werewolf, iblis, oni, troll, ogre, cyclops, faun, dua puluh ekor manticore, tiga puluh hunter─ dengan berbagai jenis hunter ─serta para murid dan guru sekolah!

Sementara kubu baik alias kubu mereka, pasukan Yoshi alias iblis berdiri di garda terdepan. Jumlahnya cukup banyak, bahkan melebihi jumlah pasukan iblis Sunwoo. Tak hanya iblis, ada pack werewolfnya Haruto, Jaehyuk, dan Yoonbin. Jumlahnya juga melebihi pasukan werewolf Sunwoo.

Walaupun begitu, mereka tetap kalah jumlah. Teman-teman mereka belum datang, mereka kemana?

"Hahaha! Cuma segitu? Serius?" Ejek Sunwoo menunjuk pasukan iblis dan werewolf di depannya. "Chan, berarti bener keputusan gue untuk bawa pasukan sebanyak ini. Kita bakal menang, habis itu kita habisin si Junkyu itu."

Sungchan terkekeh membenarkan. "Itulah kelebihan kubu kita, kita ini kuat. Mereka mana bisa menang dari kita. Apalagi... orang-orang itu terlambat dateng. Mau perang kok terlambat, untung gak ada guru bk."

Tepat setelah Sungchan mengatakan itu, terdengar suara gaduh dari lereng bukit. Semua menoleh kesana, rupanya mereka sudah sampai.

"Seongmin, Sunoo, kerja bagus," puji Sunwoo, mengisyaratkan kedua anak buah barunya untuk bergabung dengan pasukannya.

Tentu saja mereka berdua mau, bahkan langsung jalan dan melupakan Minhee dan Hyunjin yang menahan mereka.

Woonggi yang emosi karena di dorong Bomin berteleportasi dan jatuh di tempat tujuan semakin emosi. Seketika pakaiannya berubah, menjadi baju khas perang, seorang prajurit mulai haus darah.

"Kita nunggu disini terus apa gimana?" Tanya Jisung mulai pegal.

"Sebentar lagi, kita harus tunggu Kim Junkyu dateng," jawab Yedam fokua ke depan.

Jeno menguap. "Hoam, aslinya gue gak mau ikut perang, mendung begini enaknya tidur."

"Kalau gak tidur ya makan mie," sambung Jisung setuju.

Yedam memutar bola matanya, tidak terlalu peduli terhadap pembicaraan dua orang tersebut. Dia harus mencari tahu apa kelemahan musuh, otaknya bekerja keras memikirkan strategi.

"Hahahaha! Kasian banget dua temen kalian jadi anak buah kita!" Ejek Sungchan tertawa keras.

"Hahahaha! Kekurangan orang-orang kuat ya, makanya ambil anggota dari kubu kita?" Tawa Haechan dengan sengaja.

"Hei Woonggi, selamat ulang tahun... dan selamat datang ajal, haha!" Sapa Sunwoo, ikut tertawa bersama Sungchan.

"Kalian ini kenapa sih?! Niat ribut atau enggak?! Gue gak sabar nih!" Asahi gregetan. Sudah pernah dibilang sebelumnya, Asahi itu suka keributan, dia tak sabaran kalau tidak dimulai juga. Sifatnya juga akan berbeda.

Soobin menepuk jidat, memang berbeda vampire yang satu itu. Tapi dia juga tidak sabar, dia ingin menggunakan senjata rahasia buatannya. Dia bawa banyak di saku jas labnya.

New Era | 00-04 Line ✓Where stories live. Discover now