: roku :

21.5K 5.9K 5.3K
                                    

"Hahahahaha! Lo kenapa deh? Kasian banget hahahaha!"

Junho tertawa terbahak-bahak melihat pundak Sungchan dibalut perban dengan warna merah di tengahnya. Astaga, baru ditinggal sebentar sudah terluka saja.

"Gue ditembak orang!" Sembur Sungchan emosi, mendengar tawa Junho membuat pundaknya berdenyut.

"Oh ya?" Junho memasang ekspresi pura-pura terkejutnya. "Ditembak siapa? Lo terima gak? Pajak jadiannya mana? Hahaha!"

Yang ditanya hanya mendengus kesal. Ingin menjawab tapi dia tidak tahu siapa yang berani menembaknya, menembak dalam artian yang sebenarnya ya.

"Cctv mati, cuma satu yang nyala," kata Sungchan pada akhirnya, muak mendengar Junho yang tak berhenti menertawainya.

"Kok bisa sih? Hahahaha."

"Ada yang ngehack. Btw, lo bisa gak berhenti ketawa?"

"Iya maaf, habisnya lucu sih."

Sungchan memutar bola matanya. Kemudian, dia menekan mouse untuk mencari file rekaman cctv yang sempat ia simpan beberapa menit yang lalu.

"Seongmin belum balik?" Tanyanya disela kegiatannya.

"Belum, gue udah suruh yang lain cari dia. Kan sayang kalau alat sebagus dia mati," jawab Junho duduk di kursi sebelah kiri Sungchan.

"Oh. Nah, ini rekamannya. Ini rekaman pas dua vampire itu dibawa sama orang pakai apparate."

Junho mencodongkan sedikit badannya ke depan, fokus menatap layar komputer. Dia mengernyitkan kening, siapa orang yang membawa kedua vampire itu dan bisa membunuh anak buahnya dalam sekali ayunan tongkat?

Sayang sekali, orang itu membelakangi cctv sehingga wajahnya tidak terlihat. Tapi dari perawakannya, sepertinya tidak asing.

"Lo pasti berpikiran sama kayak gue," ucap Sungchan menghembuskan nafas panjang. "Orang itu pasti si peringkat pertama. Tapi masalahnya adalah kenapa orang itu bisa ada disini?"

"Gue kurang yakin kalau itu dia, dia kan udah lama gak keliatan," balas Junho. "Kalaupun itu memang dia, gue yakin ada maksud tertentu kenapa dia bawa dua vampire itu. Dia orang yang berpikir panjang dan pinter susun rencana."

"Jadi?"

"Dia bisa jadi anggota kita atau bisa jadi ancaman terbesar kita. Inget, dia bukan orang yang memihak siapapun, dia selalu bergerak sendiri."


































































Sore hari telah tiba, rombongan yang baru saja tiba di tempat yang dimaksud Asahi syok bukan main melihat rumah buatan Junseo hancur dan gosong!

Kenapa mereka baru tiba? Itu karena Yoshi menyembunyikan mereka saat keturunan Demeter datang dengan pedangnya. Mau tak mau mereka bersembunyi dulu, tapi tak menyangka akan selama ini.

"Kenapa bisa begini?!" Tanya Jaehyuk setelah diam cukup lama.

Junseo merasakan kesal dan syok yang jauh lebih besar dari yang lain hanya mematung di tempat. "Ru-rumah buatan gue... hancur? Sunghoon, Kak Soobin, sama Kak Hyunjin kemana..."

"Ini satu-satunya rumah yang tersisa?" Tanya Haruto yang memang belum tahu banyak hal.

"Ada satu lagi di Selatan," jawab Asahi. "Gue baru terawang rumah itu dan mereka bertiga memang ada disana, tapi itu beberapa jam yang lalu."

"Terus?"

"Rumah disana hancur, diserang troll sama ogre."

Mendengar itu, Junseo ingin menangis saja rasanya... sudah membuat rumah susah-susah selama berminggu-minggu, tapi dihancurkan oleh makhluk yang tak mengerti apa itu kerja keras?! Wah, Junseo dendam.

"Pangeran-"

"Jangan panggil pangeran, ini bukan kerajaan," potong Yoshi datar. "Tapi gue salut sama kesopanan lo, gak kayak trio iblis yang sekarang jadi duo iblis berkelakuannya ajaib itu."

Haruto mengangguk kaku. "Lo tau gak tempat persembunyian yang aman? Maaf ngerepotin."

"Tau, gue baru aja beli rumah di kota ini. Rumahnya gede kok, keamanannya juga ketat."

Hampir saja mereka lupa kalau Yoshi adalah pangeran, wajar saja uangnya banyak. Tapi... memangnya mata uang di dunia bawah dengan di sini sama?

"Kalian lebih baik ikut, musuh bakal cari kalian malam ini. Dan kalian harus istirahat supaya gak loyo di perang nanti."

"Perangnya tuh perang yang kayak gimana? Kita masing-masing lawan musuh yang dateng atau perang kayak bawa prajurit gitu?"

"Dua-duanya."

"Lo beneran bakal bantu kita? Gue curiga..."

"Ojo koyo ngono to le, aku iki ikhlas lahir batin tolong kowe, kabeh."

"Multifungsi anjir mulutnya!" Pekik Haruto kaget.

"Sakarepmu lah."

"Haruto, don't judge book by it's cover. Penampilannya emang serem, tapi dia beneran pangeran iblis yang membela kebenaran," kata Asahi terpaksa berbicara panjang lebar. "Lo gak tau aja dulu gue ditolongin sama dia, mana si Jerome belum balikin kompasnya."

Jaehyuk kaget. "Itu masalah kompas udah berapa tahun belum balik juga?! Kalau pinjem tuh langsung dibalikin, kayak temen gue aja lo."

"Yang pinjem Jerome, denger gak sih?!"

Jaehyuk langsung kicep.

"Eh bentar, kok lo bilang 'le' ke Haruto? Setau gue, itu untuk orang tua ke anak kecil cowok gitu," sahut Junseo setelah diam meratapi rumah buatannya cukup lama.

Yoshi senyum miring. "Umur gue kan 103 tahun, belum tau ya?"

"DEMI APA?! KOK TUA?!"

"O asu, ndhugal!"





















Siapa orang yang
ada di goa di chapter
sebelumnya?

New Era | 00-04 Line ✓Where stories live. Discover now