: ni juu san :

19.8K 5.8K 4K
                                    

Hari ini, adalah hari terakhir sebelum perang tiba. Perasaan khawatir melanda, agaknya mereka kurang percaya diri memenangkan perang besar yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Apalagi, mereka belum berkumpul semuanya, mereka masih terpisah. Di rumah Yoshi pun, situasi kian memanas sebab Yoshi dan dua temannya tiba-tiba mengatakan hal yang mampu membuat Minhee marah.

Kata mereka, Seongmin harus dihabisi sebelum puncak peperangan.

Tentu Minhee menolak mentah-mentah, begitu juga yang lain, termasuk Doyoung si demon slayer yang belum pernah menunjukkan kekuatan terbaiknya pada siapapun selain Haechan dan Intak.

Lama kelamaan, kenapa tiga pahlawan tersebut terlihat mencurigakan?

Mereka orang yang akan membantu mereka kan?

Serius, Minhee jadi takut kalau tiga orang itu hanya memanfaatkan mereka saja. Tapi mana mungkin, Woonggi sampai marah karena Minhee berpikiran buruk tentang calon pemimpin kerajaannya.

"Sunghoon sama Hueningkai gak muncul-muncul, gue curiga mereka lagi selesaiin masalah," kata Woonggi kepada dua orang yang duduk berhadapan dengannya.

Bomin yang memang sudah tahu apa yang Sunghoon dan Hueningkai ada dimana dan sedang melakukan apa hanya tersenyum.

Tidak perlu cemas, mereka berdua sedang menyiapkan kejutan spesial yang akan ditunjukkan di perang nanti.

Hayo, apaan tuh?

Bukan kejutan ulang tahun Woonggi kok, pasti ada yang mikir ini wkwk.

"Karena besok udah perang, gue bakal gunain kemampuan terbesar gue," kata Jungwon berapi-api.

"Widih, kemampuan apaan tuh?"

Jungwon menyeringai, menunjukkan taringnya. "Mind controller."

"Berapa target?"

"Tiga puluh sampe lima puluh target sekaligus."

Bomin menepuk tangannya, dia kagum. "Keren anjir, kalau Sunoo?"

"Dia sama kayak gue, ditambah menerawang suatu kejadian lewat benda. Tapi sekuat-kuatnya vampire, tetep bakal kalah dari iblis ataupun malaikat dan guardian."

"Iya sih, dua makhluk itu emang kuat, apalagi pemimpinnya," timpal Bomin setuju.

"Lo mau gibahin Kak Yoshi ya?" Woonggi menyipitkan mata menyelidik, dia agak sensi hari ini.

"Ohohoho, gue gibahin dia? Ya iya dong, dia juga gak bakal marah sama gue. Kita kan sahabat sejati, sehidup semati eaaa!"

Tok tok tok

Terdengar ketukan dari pintu utama, sepertinya tamu. Mereka bertiga yang malas membuka pintu tak beranjak bangun, bahkan si Sunoo yang lagi minum darah di dapur langsung masuk ke kamar.

Hayo, kelakuannya siapa nih?

Tok tok tok

"Bukain pintunya woi! Yang paling deket, gak boleh biarin tamu kelamaan nunggu!" Seru Hyunjin memerintah dari halaman belakang.

Dengan malas Woonggi bangun dari duduknya. Langkahnya gontai, tidak niat membuka pintu. Padahal jarak ruang tengah dengan pintu tidak jauh, tujuh langkah juga sampai.

"Kalau paket gue udah nyampe taruh di dapur aja ya," kata si Soobin keluar dari kamar mandi menuju kamarnya.

"Iya iya!"

Kunci ia putar, pintu ia buka. Woonggi menguap, matanya terpejam sehingga tak melihat siapa yang datang siang bolong seperti ini.

"Sopankah begitu? Gue ini tamu loh, hehe."

New Era | 00-04 Line ✓Where stories live. Discover now