: ni juu yon :

20.2K 5.5K 4.5K
                                    

Kedatangan Junkyu tiga jam yang lalu membuat semua penghuni rumah tak berbicara sepatah katapun. Mereka merasa tertohok, perkataan Junkyu sangatlah menyakitkan hati bagi pendengarnya.

Sebagai teman dari Junkyu, Yoshi terus membujuk Junkyu untuk berhenti. Tapi tidak, Junkyu tidak berhenti karena dia sudah sejauh ini. Apa gunanya berhenti? Tenaganya terbuang sia-sia dong?

Mari beralih ke dua pemuda mirip pinguin di rumah milik salah satunya, rumah Park Sunghoon.

Ada Jerome, Win, serta Jaehyuk dan Haruto yang memutuskan untuk bersama mereka karena banyak musuh berkeliaran di luar sana.

Tenang saja, rumah Sunghoon aman kok.

"Packnya Kak Yoonbin tetep bantu kita karena gak terima calon pemimpinnya gugur sebelum perang, begitu juga pack gue dan Haruto," kata Jaehyuk memberi tahu.

Win lega karena kaum werewolf ikut andil dalam perang, karena berdasarkan informasi yang dia dapat, pasukan musuh terdiri dari penyihir, iblis, vampire, werewolf, dan hunter, entah berapa jumlahnya. Belum lagi makhluk-makhluk lain yang akan dibawa seperti troll, ogre, manticore, ghoul, cyclops, dan lainnya, mungkin ada lagi.

"Kubu kita bisa dibilang kuat, tapi tetep aja harus waspada. Lucifer itu gak muncul dimana pun," kata Haruto was-was. Pikirannya mengatakan kalau Tuan Luci akan muncul tiba-tiba dan menyerang mereka sebelum tiba di arena perang.

"Halah, terus ngapain kalau dia gak muncul? Paling dia lagi meningkatkan kekuatannya, ada Hueningkai yang bakal urus dia," balas Jerome santai, belum tahu aja kamu kalau nyawa guardian Hueningkai tinggal satu. Kalau kalah gimana?

Atau dikalahin aja? Gak kok.

"Tumben serius? Biasanya bercanda terus," heran Hueningkai merasa aneh, tidak biasa melihat Jerome tidak lawak seperti biasanya.

"Mau bercanda? Boleh banget. Tebak-tebakan yok, ikan ikan apa yang sering masuk angin?"

"Ikan kan tinggal di air, gak bisa masuk angin lah!" Protes Haruto.

"Jawab dulu woi!"

"Ikan paus," jawab Jaehyuk asal.

"Karena?"

"Ya... karena pas dia makan mulutnya kebuka lebar, banyak air kesedot."

"Salah! Jawabannya ikan kembung lah! Kalau kembung tandanya masuk angin, HAHAHAHAHAHA!"

Cuma Sunghoon yang tidak tertawa disini, lebih tepatnya dia tahan tawanya. Harus jaga image, jangan tertawa ngakak sampai keluar suara khas seperti Hueningkai.

"Lagi dong lagi," pinta Jaehyuk ketagihan.

"Buah buah apa yang bikin orang lain anggap gue gila?" Tanya Jerome sambil tertawa memegang perutnya.

"Gak tau, nyerah deh gue."

"Jawabannya itu BUAHAHAHAHAHA!"

Haruto kaget. "Kenapa lo ketawa?! Gila ya lo?!"

Tawa Jerome semakin keras. "Nah kan, pertanyaan gue terbukti! HAHAHAHA!"

Win menepuk jidat, katanya mau bahas strategi, kenapa jadi lawak begini sih? Salahin authornya aja Win.

Lah kok gitu?!

Kan yang ngetik authornya.

Oh iya, benar juga.

Apa sih?

"Itu piano punya siapa, Hoon?" Tanya Jaehyuk penasaran saat matanya tak sengaja melihat piano penuh debu di dalam ruangan dengan pintu terbuka.

"Punya mama, hadiah dari papa sebelum mereka mati dibunuh," jawab Sunghoon, sorot matanya menyendu.

Jaehyuk meringis, merasa bersalah. "Maaf, turut berduka ya..."

Sunghoon hanya mengangguk, masih memandang piano milik sang ibu.

"Apa lagu terakhir yang mama lo mainin? Kalau boleh tau," tanya Hueningkai hati-hati.

"Crying Alone-Jurrivh."

"Yah, jangan sedih gini dong! Ayo semangat, besok perang. Dan lo, Sunghoon, kalau kita menang perang, orang tua lo pasti bangga," ucap Jerome penuh tekad.

"Itu memang permintaan terakhir mama," kata Sunghoon balas menatap Jerome.

"Gimana gimana?"

"Mama gue udah ngeramal masa depan gue, yaitu perang. Pemenangnya? Gue gak tau karena mama gak kasih tau gue dan cuma bilang kami bangga sama kamu, Hoonie..."

Ah, mereka paham apa maksud ibunya Sunghoon tersebut.

Itu adalah pertanda kalau mereka akan menang perang, semoga...



















































Berita kematian Junho menyebar dengan cepat di sekolah, tapi Sunwoo tidak memperdulikan hal itu. Mati satu tumbuh seribu. Masih banyak pasukan yang dia miliki.

Lain halnya dengan Sungchan yang marah, bisa-bisanya kehilangan anggota malah bersikap biasa saja. Selama jadi anak buah Sunwoo, Junho itu dekat dengan Sungchan karena mereka berlatih sihir bersama.

Rasanya, Sungchan tidak terima.

"Sungwon udah lo urus dengan baik kan?" Tanya Sunwoo sembari melihat ramuan untuk meningkatkan kekuatannya.

"Udah, lo gak perlu khawatir," jawab Sungchan sedatar-datarnya.

"Kenapa lo? Sakit? Orang jahat kok sakit," ejek Sunwoo.

Daripada membuat masalah, Sungchan memilih pergi. Dia sedang malas berdebat, suasana hatinya memburuk sejak anak buahnya memberi tahu kalau mereka menemukan mayat Junho di hutan.

"Aneh," gumam Sunwoo kesal. "Sekarang, gue harus pikirin cara bagaimana kalahin si Junkyu Junkyu itu. Denger-denger, dia cuma bisa dibunuh pake pedang khusus."

Sunwoo merasa resah dan emosi, Kim Junkyu itu berhasil membuatnya bingung harus melakukan apa untuk menghadapi pemuda seperti koala itu. Orang baik yang tersakiti memang mengerikan, berbeda dengannya yang memang berasal dari keluarga jahat.

Tidak ada niat ingin berubah jadi baik gitu? Tapi jangan deh, nanti kalau tidak jadi perang... tidak seru dong :)

"Tuan Sunwoo."

Salah satu anak buahnya masuk ke dalam ruangan, membungkuk sopan sebelum berdiri tegak di seberang Sunwoo yang duduk di meja.

"Kenapa?"

"Orang yang terkena sihir anda sudah melaporkan apa yang direncanakan pangeran iblis itu dan teman-temannya."

"Wow, pasti aktingnya mulus sampe gak ada yang curiga sama dia. Gak salah gue sihir mereka berdua."

"Mereka akan berangkat ke hutan pukul lima pagi, tanpa pasukan."

"Bagus dong, habisin aja pasukan mereka. Terus kalian bunuh mereka semua. Karena peperangan ini, mungkin aja bakal jadi antara gue sama Junkyu," ucap Sunwoo memerintah.

"Baik, tuan."

Sunwoo terkekeh. "Gue pasti menang. Emang apa sih yang bisa mereka lakuin?"

Sunwoo tidak tahu saja kalau beberapa dari orang-orang yang dia maksud sedang menyiapkan kejutan spesial untuknya.

Kira-kira apa ya?












Kok aku deg-degan ya :v

Btw, pejuang terakhir bakal
dipublikasikan sebentar lagi
: D

New Era | 00-04 Line ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz