: kyuu :

21K 5.9K 5.9K
                                    

Hueningkai mendongak ke langit, menghembuskan nafas panjang selang beberapa saat setelah kaburnya lucifer begitu ia hampir menghabisinya.

Tapi, lucifer itu pasti akan dia temukan, jangan lupakan dia ini siapa. Dia si pencari informasi terbaik di Atas sana, ya... walaupun suka kabur-kaburan.

Kemudian dia berbalik badan, menyingkirkan asap buatan lucifer yang menghalangi pandangannya. Untuk yang kedua kalinya, dia menghembuskan nafas panjang, melihat empat tubuh terbaring di tanah dalam keadaan berdarah dimana-mana.

Kehilangan teman memang menyakitkan, ya...





























































Baru saja selesai makan, Sunghoon dihadapkan pasukan vampire beserta pemimpinnya. Dia berdecak tak suka, dia tidak berminat bertarung, kenyang bro.

Darimana pula mereka mengetahui lokasinya? Ah, pasti ada mata-mata di sekitar sini. Beruntung dia menyuruh Hyunjin membawa Soobin pergi lima belas menit yang lalu. Dia jadi bisa mengerahkan seluruh kekuatannya tanpa takut kedua temannya terluka.

"Kayak monyet aja di atas pohon!" Junho berseru dari bawah, sepertinya dia kesal karena pegal mendongak.

Si vampire berdarah murni ini melompat ke bawah, mendarat dengan sempurna, berdiri santai kepada musuh-musuhnya.

Sunghoon menyeka darah di bibir─darah hasil santapannya, di kepalanya muncul berbagai dugaan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pertama, Junho akan diam saja di belakang sementara anak buahnya maju menyerangnya. Kedua, saat ia sedang bertarung dengan para vampire itu, Junho menyerangnya dengan sihir. Ketiga, Junho menyelinap di antara anak buahnya lalu menyihirnya. Keempat, Junho menyerang dari belakang. Kelima, Sunghoon bisa mengalahkan mereka semua dalam sekejap.

Tentu saja para pembaca menginginkan opsi kelima, betul tidak?

"Kalian mau apa?" Tanya Sunghoon dengan kedua tangan di dalam kantong celana.

"Bunuh lo," jawab Junho tak mau basa-basi.

Smirk Sunghoon timbul, tangan kanannya terangkat, jarinya memberi kode kepada mereka untuk maju, sementara tangan kirinya tetap di posisi awal, di dalam kantong celana.

Merasa diremehkan, Junho mengepalkan kedua tangannya. Dia menatap bengis Sunghoon, awas saja.

"Kalian tau kan apa yang harus kalian lakuin sekarang," ucap Junho kepada anak buahnya.

Lima puluh vampire itu mengangguk bersamaan, bersiap menyerang. Tidak tahu saja kalau Sunghoon tertawa dalam hati, jumlah segitu termasuk kecil untuknya. Di atas seratus baru tuh berjumlah besar. Apalagi, vampire-vampire di depannya ini tidak sekuat vampire biasanya, sepertinya Junho sengaja.

Disaat mereka melesat maju, Sunghoon membaca pergerakan mereka. Setelah itu, dia menyeringai.

Dan ctik! Dengan sekali jentikan jari, lima puluh vampire itu berhenti melesat, tubuh mereka kaku termasuk Junho yang tertawa di belakang sana.

"Kekuatan gue banyak, asal kalian tau," kata Sunghoon menyombongkan diri, sebelum melesat cepat melewati para vampire menuju hadapan Junho yang terdiam panik.

"Ini pelajaran buat lo, jangan menganggap remeh orang lain, lo bukan satu-satunya orang yang punya kelebihan. Dan jangan merasa tinggi karena kelebihan yang lo punya," ujar Sunghoon terkekeh kecil melihat reaksi Junho.

New Era | 00-04 Line ✓Where stories live. Discover now