: san juu go :

21.9K 5.9K 8.1K
                                    

Habis ini epilog ^^






Yedam menginjakkan kakinya ke tanah tempat ia berperang dua jam yang lalu. Tanah yang awalnya cokelat, kini berwarna hitam. Tak ada tumbuhan, semua habis terbakar.

Banyak sisa-sisa alat perang serta mayat mengambang di laut, sangat mengerikan.

Dari portal buatan Jaemin, Haechan datang. Mulutnya menganga melihat pemandangan di depannya. Area perang sebelum dan sesudah, sangatlah berbeda.

Tak berselang lama, Jerome datang bersama Minhee. Kedua iblis berbeda jenis tersebut terpekur di tempat, ini jauh lebih parah dari dugaan mereka.

"Gue harap yang lain bisa balikin semua orang seperti semula, pil hasil eksperimen Kak Soobin bekerja cukup baik," ujar Yedam menghela nafasnya. Matanya memandang gunung yang puncaknya hancur, tak lagi berbentuk kerucut.

"Dan tujuan kita kesini untuk..." Minhee tak bisa melanjutkan perkataannya, lidahnya terasa kelu.

"Ayo ke gunung," ajak Jerome datar, tak seperti biasanya. Tidak ada canda dan tawa, matanya yang sembab menjelaskan semuanya.

Haechan mengangguk kaku, berjalan beriringan bersama tiga rekannya tersebut. Di sepanjang jalan, ia memandang sekelilingnya. Beberapa titik terdapat api, belum padam setelah ledakan. Disini sangatlah kering dan juga panas, bau hangus begitu menyengat.

Angin yang berhembus menerpa asap, membuat mereka sesekali terbatuk dan memejamkan mata.

Walaupun perang telah usai, mereka tidak bahagia sama sekali.

Longsoran tanah di lereng gunung membuat mereka kesulitan mendaki, namun mereka tak berhenti. Mereka harus ke puncak.

Dalam lubuk hati Yedam yang paling dalam, dia berharap belum menerima semuanya.

Jerome pun sama. Dengan mimik wajah datarnya, ia berjalan cepat mendahului tiga temannya. Mereka tahu, Jerome berusaha mati-matian untu tidak menangis lagi.

Butuh waktu lama mendaki ke atas, mereka pun akhirnya tiba di puncak. Kondisi disini, jauh mengerikan dari di bawah sana.

Jerome menatap kosong lubang besar di tanah. Dia bersimpuh, tangannya menapak di tanah, merasakan energi sambil memejamkan mata.

Dia bisa merasakan energi Yoshi disana, setelah itu, raib.

Haechan berjalan menuju bebatuan tak jauh di kanannya. Dia menunduk, disitulah dia menemukan sesuatu, sebuah tongkat sihir dengan lambang ular di bagian bawah.

Tongkat sihir tersebut ia ambil, bentuknya tak lagi seperti tongkat sihir pada umumnya. Tongkat sihir milik Kim Junkyu tersebut, berubah menjadi puing-puing kecil saat Haechan menggenggamnya.

"Mereka berenam berkorban buat kita..." Minhee merasakan sakit yang amat sangat di hatinya. "Seharusnya gue disini, seharusnya gue gak pergi."

Haechan tersenyum getir. "Mereka berjasa buat kita semua, mereka berhasil."

Srak!

Yedam turun ke lubang besar tempat sihir Sunwoo muncul sebelumnya. Lubangnya begitu dalam, namun masih bisa dipanjat jika ingin keluar.

Dia berlari ke tengah, lalu bersimpuh dan menggali tanah dengan kedua tangannya, membuat tiga senjata logam tajam memantulkan cahaya matahari di atas, membuatnya berkilau.

Jerome ikut turun, memandang salah satu pedang tersebut dengan perasaan yang tak dapat dideskripsikan. Dia meraihnya, menggenggamnya erat.

"Gue janji bakal jadi prajurit yang baik," gumamnya bersungguh-sungguh.

New Era | 00-04 Line ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon