: juu ichi :

20.4K 5.8K 3.8K
                                    

"Sunwoo pasti adain perang di tempat lain, bukan disini. Kenapa? Karena perang disini sama aja cari mati, para dewa bakal tau apa aja yang dia lakuin. Wilayah ini atau kota ini merupakan tempat tinggal bagi kebanyakan demigod, kalau anak-anak dewa ataupun dewi mati, otomatis mereka bakal turun.

"Tempat yang pas untuk perang pasti di tempat yang gak berpenghuni, alias gurun, padang rumput, daerah kosong, dan lain-lain. Gue dateng kesini untuk bantu kalian, gue harap kita bisa kerja sama dengan baik."

Hyunjin dan Soobin diam saja. Mereka mendengar kok, tapi mereka masih terkejut melihat wajah Jaemin yang mirip dengan teman vampire mereka.

Walaupun Jaemin yang ini berasal dari dunia pararel, tetap saja wajah dan suara sama. Hanya berbeda di watak dan identitas saja. Na Jaemin yang ini lebih kalem dari Na Jaemin si vampire.

"Gue penyihir dari Hogwarts, asrama Gryffindor. Gak perlu sebut nama, gue tau siapa kalian. Karena kalian juga mirip sama temen gue, bedanya di identitas. Soobin temen gue itu indigo dan penyihir, sementara Hyunjin manusia biasa."

"Kenapa lo bisa ada disini? Maksud gue, kenapa munculnya disini? Kenapa di kita?" Tanya Hyunjin masih tak paham.

"Karena bagi tugas, simple alasannya," jawab Jaemin. "Temen-temen kalian lebih banyak di Yoshi, gak usah khawatir, dia kenal sama Jerome dan Woonggi juga, plus Taeyoung."

"Keliatannya, lo punya rencana bagus," ucap Soobin setelah diam menyimak cukup lama.

"Gue memang punya rencana, tapi gue gak tau berapa persen kita bakal menang."

"Apa rencana pertama lo?"

Jaemin tersenyum. "Pura-pura hilang, beberapa dari kalian harus menghilang untuk persiapin semuanya. Kalian gak perlu lakuin itu, beberapa dari kalian udah jalanin rencana."

"Yang kedua?" Tanya Hyunjin.

"Pura-pura mati. Gue tawarin, di antara kalian, ada yang mau lakuin itu?"













































"Dam, lo mau kemana?" Tanya Junseo turun dari tangga.

Yedam yang sedang memakai sepatu lansung menoleh. "Keluar sebentar cari mutiara. Di peta demigod, ada tiga mutiara di deket sini."

"Ini udah malem, Dam. Situasi di luar juga gak baik, jangan keluar," larang Junseo. "Bawa pedang lo."

"Kalau ada yang liat, gue bisa disangka preman dan dilaporin ke polisi. Lo tenang aja, gue bawa pistol kok. Gue pergi dulu ya, satu jam lagi gue balik. Haruto! Darah buat temen lo ada di kulkas, jangan lupa ya!"

"Iya!"

Yedam pun keluar setelah menutup pintu. Hari ini mendung, dia bisa melihat awan berwarna abu-abu di atas sana.

Daerah sekitar rumah Yoshi lumayan sepi, dekat kebun juga. Lampu jalan pun cukup berjarak, remang-remang pula.

Tapi itu tak menghentikan niat Yedam mencari mutiara untuk berteleportasi disaat genting nanti, mutiara itu pasti dibutuhkan.

Semilir angin menerpa wajahnya, udara malam ini sejuk sekali, Yedam dibuat merinding karena dingin. Ia pakai tudung hoodienya, berjalan santai di tengah sepinya malam, namun tak sadar ada yang mengikuti di belakang.

Suara langkah kaki orang tersebut teredam suara nyanyian Yedam, sehingga ia bisa mengikutinya.

Tapi itu tak bertahan lama, sebab Yedam tiba-tiba berbalik badan seraya menodongkan pistolnya, menembak langsung tanpa ragu.

Orang tersebut terlonjak, refleks menghindar dengan cekatan, tatapan marah ia tunjukkan.

"Lo ngapain ngikutin gue? Lo kayak sasaeng dan... siapa di belakang lo?"

Yedam memicingkan mata seraya berjaga-jaga, otak pintarnya langsung bekerja memikirkan rencana bila terjadi hal burik yang tak diinginkan.

Eh, buruk, kok burik sih?!

"Lo pernah liat gue kok," jawab orang lain berjaket biru dengan garis merah dan warna hitam di beberapa sisinya, tersenyum lebar kepada Yedam.

"Kak, lo kenal sama dia?" Yedam mengabaikan orang asing itu, bertanya kepada sang teman.

Yang ditanya tak menjawab, hanya menunjukkan ekspresi datar. Hal itu membuat Yedam kembali mengangkat pistolnya, firasatnya buruk.

"Coba diinget-inget deh, lo pernah liat gue."

Yedam mengernyit. Pernahkah? Kenapa dia tidak ingat? Tapi jujur, wajah orang itu terlihat tidak asing, dia seperti pernah melihatnya di suatu tempat. Tapi... dimana?

"Gue kasih petunjuk, lo pernah liat gue di sekolah lo."

Otak Yedam bekerja keras mengingatnya. Lima detik kemudian, dia terbelalak. Dia ingat!

"L-lo yang di buku tahunan, kelahiran 2000... K-"

"Gue memang mirip sama dia, tapi gue bukan dia. Gue beda, gue bukan dari sini, dan gue jauh lebih kuat dari orang yang ada di pikiran lo. Pst, bawa Yedam."

Dan setelah itu, Yedam tak kembali sampai keesokan harinya.

















































Sunwoo tertawa. Dari tempat ia duduk sekarang, dia bisa mengetahui apa yang tidak diketahui anak buahnya.

Ternyata, di ruang guru ada ruangan rahasia, ya... apalagi di dalamnya ada vampire, shooter, time traveller, dan demigod.

"Sungchan, Sungwon, bawa mereka kesini sekarang juga."

"Baik."

Lain halnya dengan Sungwon, Sungchan malah mendekat ke Sunwoo, kemudian berbisik.

"Guanlin, Taehyun, Win, dan Jerome berhasil dikalahin, Tuan Luci kabur entah kemana. Itu informasi yang anak buah gue dapet hari ini."

New Era | 00-04 Line ✓Where stories live. Discover now