: go :

21.4K 6K 4K
                                    

"Kalian ini kenapa telat?! Kalian liat nih si Taehyun luka, kalian semua mau dikurung sama bapaknya?!" Bentak Jerome emosi karena teman-teman iblisnya datang terlambat.

"Macet Jer, macet..."

"Lo pikir di dunia bawah ada kendaraan?! Yang bener aja lo!"

Guanlin pusing, sejak tadi Jerome tak berhenti mengomel. Mengomel tentang Taehyun lah, tentang musuh lah, bahkan dia yang tidak salah apa-apa pun diomelin juga!

"Udah kak, udah," bujuk Yedam menarik pelan Jerome ke belakang.

"Lo diem ya, lo juga luka di tangan!"

Dalam hati Yedam terus memperingatkan dirinya sendiri untuk tidak mengatakan apapun, kalau salah bicara bisa gawat. Jerome sedang dalam mode senggol bacok.

"Taehyun, lo gak mau bawa titan kesini untuk kalahin musuh?" Tanya Woonggi menawarkan karena kesal kepada musuh yang tak ada habisnya.

"Lo mau dunia manusia hancur? Titan bukan makhluk sembarangan. Apa lo gak takut kena hukuman sama orang-orang di Atas?

Ah, kurang seru, begitu pikir Woonggi.

"Musuh semakin banyak, yang terkuat pasti disimpan untuk maju ke perang yang sesungguhnya. Kita harus susun rencana lebih jauh lagi supaya kubu kita jauh lebih kuat dari mereka," ucap Yedam serius.

Benar apa kata Yedam, mereka harus menyusun rencana. Musuh pasti sengaja menyerang mereka sekarang agar energi mereka tak cukup untuk perang, dan musuh tidak akan membiarkan mereka hidup.

"Kayaknya gue punya ide..." balas Win tiba-tiba, namun terdengar ragu.

"Apa ide lo?"

"Ini bahaya... gue gak yakin bakal berhasil atau enggak."

"Ide lo pertaruhin nyawa?" Tanya Jerome sinis.

"Err... iya..."

"Emangnya apa ide lo?" Tanya Woonggi penasaran.

Dua iblis itu agak seram ya... Guanlin sampai harus maju ke Win untuk berjaga-jaga agar teman demigodnya tidak diserang atau diajak gulat dadakan.

Eh? Gulat? Seperti nama tahu saja.

"Tapi gue harap kalian pikirin ini baik-baik," kata Win mengingatkan.

"Ck, iya-iya."

"Ide dari gue itu, salah satu dari kita harus dijadiin alat. Tapi, orang itu harus tahan supaya sihirnya gak kuasain tubuh secara penuh. Yang kita dapet? Kita bisa tau info apapun."

"Lo gak bermasuk coba-coba kan? Ini bukan testimoni barang olshop," kata Woonggi marah, dia masih belum terima kenyataan kalau teman nongkrongnya sudah tiada.

"Gue setuju," ucap Taehyun terlihat yakin. "Tapi pertanyaannya, siapa yang mau? Gak mungkin dua iblis ini kan?"

Jerome mengangkat alisnya tak suka. "Emang kenapa kalau gue atau Woonggi?"

"Yang ada kalian bakal ngelawak di depan musuhnya, ini bukan acara sit up comedy."

"Kalian tenang aja, bukan mereka ataupun kalian yang bakal maju untuk itu," ujar Win tersenyum tipis. "Tapi gue, gue menawarkan diri untuk jadi sumber info buat kalian."




































































"Untung gue dikasih hp buatan Kak Soobin, di hutan pun bisa main sosmed," kata Jisung senang disela perjalanannya.

Jeno mendengus, Jisung doang yang keenakan, dia sama Yoonbin mana ada dikasih begituan. Dikasih tabokan penuh cinta yang ada.

"Ini masih lama? Iblis-iblis tadi gak bakal kejar kita kan?"

Si werewolf yang berjalan paling depan berdecak kesal. "Tanya aja terus. Gue bisa aja tinggalin kalian berdua disini, karena kalian gak secepat gue."

"Dih, sombong amat."

"Ya iyalah. Gue lebih kuat dan cepat."

Ingin sekali Jeno memukul Yoonbin, tapi mana mungkin. Yoonbin werewolf cuy, bisa remuk badannya kalau gelut sama dia.

"Eh kak, katanya kita jangan ke Selatan!" Seru Jisung mengejutkan mereka berdua.

"Kenapa?" Tanya Yoonbin dengan ekspresi lempengnya.

"Rumah disana diserang troll sama ogre. Bukan troll yang di projen atau troll yang warna-warni itu ya!"

"Yang warna-warni?" Tanya Jeno tak paham.

"Itu lho, fim troll yang lagunya and I see your true colors shining trough~. Enak lagunya, gue rekomendasiin itu. Oh ya, yang terbaru keluar tahun kemarin. Yuk ditonton."

"Kenapa lo malah promosiin tuh film?"

"Lagian lo gak tau! Makanya gue kasih tau biar lo tau. Kalau gue gak kasih tau, nanti lo gak bakal tau. Kalau lo nonton filmnya bener-bener lo bakal tau."

"Ya ya ya lanjutin aja terus sampe cacing jadi segede gajah!" Nah kan, si Yoonbin murka.

"Terus kita harus kemana?"

Setelah itu keheningan melanda mereka, mereka benar-benar tidak tahu harus pergi kemana. Di Selatan adalah tempat persembunyiian terakhir, kalau menyuruh Junseo membuat rumah lagi kan tidak enak. Masa Junseo beralih profesi?

Jisung yang kesal karena diabaikan memilih mengedarkan pandangan ke sekitar. Dan dia melihat sesuatu! Dia melihat goa di depan sana.

"Kita ke goa itu, musuh gak bakal mikir kalau kita ada disana. Lo liat aja area sekitar sana."

"Kalau ada ular? Harimau? Singa? Macan? Kelelawar? Beruang? Babi hutan? Atau parahnya musuh?!" Tanya Jeno bertubi-tubi.

"Di sana gak ada orang, gue gak cium aroma apapun," jawab Yoonbin melangkah lebih dulu kesana.

Jisung dan Jeno yang tak ingin ditinggal langsung menyusul di belakang. Tidak apa-apa deh sembunyi di goa dulu, daripada tidak ada tempat lain?





















































































"Wah, ada yang dateng. " monolog seseorang dari dalam goa, tersenyum miring lalu bersembunyi sampai tiga orang di hutan sana tiba. Tidak mungkin dong dia membiarkan mereka bertiga lepas begitu saja.

New Era | 00-04 Line ✓Where stories live. Discover now