11 - Jo, aku pinjam tempat tidurmu

5.3K 689 17
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Apa dia sering datang kesini Bu?"

Ibu menggelengkan kepalanya. Tapi aku yakin ibu berbohong, pria itu—ayahku— pasti sudah datang kesini lebih dari satu kali.

"Coba lihat"

Aku memegang tangan ibuku, pergelangan tangannya memar.

"Bu..."

Lalu aku mencoba menyingkap bajunya, memar dimana - mana. Aku menutup wajah dengan kedua tanganku. Aku terkejut, kenapa ibu tidak menceritakan kelakuan pria itu padaku. Kenapa ibu dan adikku menanggungnya sendiri.

"Kalian tidak menganggapku? bu, apa aku masih anak ibu? Kenapa tidak mengatakan apapun padaku? Kenapa kalian menanggungnya sendiri"

Aku terisak. Aku tidak bisa lagi menyembunyikan tangisanku. Tamparan ayahku memang sakit, bahkan ujung bibirku robek karena tamparan ayah —yang adalah seorang pria— sangat kuat. Namun hatiku lebih sakit menyaksikan orang yang sangat berharga bagiku kesakitan seperti ini.

"Maafkan ibu Hana, ibu hanya tidak ingin kau khawatir. Kau sudah menikah, yang menjadi prioritasmu saat ini adalah suamimu"

"Tidak seperti itu bu. Aku tidak pernah berpikir sedangkal itu, aku tidak akan menempatkan siapa yang harus aku prioritaskan lebih dulu. Kalian sama - sama berharga. Bagaimana mungkin aku membiarkan kalian tersisih. Astaga."

Aku kalut, rasanya hancur. Aku sangat menyayangi Ibu dan Yura. Aku tidak ingin mereka merasakan sakit, apalagi karena pria itu.

"Yura, kenapa tidak beri tahu kakak? Apa kau juga di pukul olehnya?"

Yura yang sedari tadi diam hanya menggelengkan kepalanya. Dia menahan tangis sedari tadi. Aku tahu, ini juga bukan hal yang mudah untuknya.

"Aku akan menyiapkan tempat tinggal baru untuk kalian. Rumah ini sudah tidak aman"

"Jangan, mana mungkin ibu meninggalkan rumah ini"

Benar, mana mungkin ibu meninggalkan rumah ini. Rumah ini terlalu berharga, keluarga kami tumbuh bersama - sama disini.

"Aku tinggal disini ya Bu?"

"Tidak boleh. Bagaimana dengan suamimu?"

"Lalu apa aku bisa tenang? Aku takut pria itu datang lagi Bu"

Ibu tersenyum. Kenapa ibu harus tersenyum, kenapa ibu masih bisa tersenyum disaat tubuh dan batinnya kesakitan.

"Jangan khawatirkan kami, ayahmu hanya sedang mabuk. Biasanya dia tidak kasar seperti itu. Setelah ini pulanglah, ibu akan kunci semua pintu. Percayalah pada ibu, ibu bisa menjaga diri ibu dan juga Yura"

Aku menggeleng. Bagaimana aku bisa pulang. Meski ibu menolak, aku tetap memaksa untuk bermalam disini. Joshua sedang tidak di rumah, jadi tidak masalah aku menginap disini barang semalam saja. Aku tidak bisa tenang, bahkan tidak bisa tidur hingga pagi menjelang. Aku kira dengan memberinya uang tempo hari akan menyelesaikan semuanya. Aku bahkan memintanya tidak muncul lagi dihadapan kami. Tapi pria itu— aku bahkan enggan menyebutnya ayah, dia malah datang lagi dengan tidak tahu dirinya.

MY HUSBAND - JOSHUA HONG (COMPLETED)Where stories live. Discover now