25 - Menepi

5.3K 763 130
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




"Halo..."

"Hana? Apa kabar Nak?"

"Baik Bu, ibu apa kabar? Yura bagaimana?"

"Ibu baik. Yura sedang sibuk belajar untuk ujian masuk perguruan tinggi. Joshua bagaimana?"

Ada jeda sebelum aku menjawab pertanyaan ibu.

"Joshua baik, sedang sibuk dengan pekerjaannya."

Aku berdusta, aku tidak tahu dia baik - baik saja, atau malah sebaliknya. Tapi aku berharap dia juga sama menderitanya denganku. Bu, aku jahat ya?

"Sampaikan salam ibu untuk Joshua ya. Berkunjunglah kapanpun kalian sempat, ibu akan sangat bahagia kalau kalian datang meski hanya sekedar makan malam saja."

"Iya Bu..."

Sudah satu Minggu sejak kepergianku dari rumah Joshua. Artinya sudah selama itu juga aku tidak bertemu dengannya. Saat ini aku sedang berada di studio lukis milik Jeonghan. Ada satu kamar di lantai atas, aku menempatinya untuk sementara waktu. Aku butuh menyendiri untuk menenangkan diriku.

"Hana....?"

Suara ibu membuyarkan lamunanku. Aku lupa panggilan masih berlangsung.

"Iya Bu?"

"Kau baik - baik saja kan?"

Ibu tidak tahu masalah antara aku dan Joshua. Tapi aku yakin, seorang ibu selalu punya feeling yang kuat jika menyangkut anaknya.

"Aku... Baik - baik saja Bu."

"Suaramu terdengar berbeda, kau sakit?"

Suaraku memang serak. Aku menangis hampir sepanjang malam. Menangisi banyak hal yang memenuhi pikiranku. Dan sekarang juga aku tengah mencoba mati - Matian menahan tangis ketika mendengar suara lembut ibu menyapaku. Menanyakan keadaanku dan memastikan aku baik - baik saja.

"Tidak Bu, aku hanya butuh istirahat."

"Baiklah, istirahatlah. Jaga kesehatanmu. Ibu menyayangimu."

Air mataku jatuh, aku rindu ibu, aku rindu pelukannya, aku rindu rumah. Bu, aku ingin pulang.

"Bu..."

Suaraku tercekat, aku hampir terisak jika tidak menutup mulutku dengan kedua tanganku.

"Hana? Kau baik - baik saja kan?"

Tanya ibu untuk kedua kalinya. Aku menggeleng, aku tahu ibu tidak akan melihatnya. Aku juga tidak ingin mengatakan keadaan yang sebenarnya pada Ibu. Aku takut Ibu khawatir, aku tidak ingin menjadi beban untuk ibu.

"Bu... Hana.. Hana... Hana ingin menjadi perempuan kuat seperti ibu."

Air mataku mengalir tanpa henti. Aku menangis lagi dalam diam, mencoba menyembunyikan suara tangisku.

MY HUSBAND - JOSHUA HONG (COMPLETED)Where stories live. Discover now