SPECIAL CHAPTER - JOSHUA BICARA

5.1K 512 60
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Joshua Point Of View

Hai ini Joshua.

Dulu aku selalu merasa jika hidupku tidak pernah beruntung. Hidup di panti asuhan, lalu diadopsi dan aku tidak bisa menikmati hidupku sendiri. Karena aku selalu berpikir kalau aku harus hidup sesuai dengan apa yang diinginkan keluarga Hong. Aku memiliki hutang budi yang tidak ternilai kepada mereka.

Aku sampai - sampai tidak pernah memikirkan apa sebenarnya tujuan hidupku. Aku juga tidak pernah memiliki cita - cita seperti anak lainnya. Aku hidup dalam bayang-bayang orang lain. Joshua untuk keluarga Hong. Seperti itu lah aku harus hidup, sempurna tanpa cela. Karena jika aku melakukan kesalahan sedikit saja, maka aku akan membuat malu seluruh keluarga.

Tapi belakangan ini aku seperti baru saja terlahir kembali, aku seperti menggali sisi diriku yang lain. Itu karena Hana. Setelah mengenalnya aku menjadi Joshua yang lain, Joshua yang memiliki ego, dan Joshua yang ingin hidup untuk dirinya sendiri. Hana selalu bilang agar aku tidak menghabiskan seluruh cintaku hanya untuknya, dia meminta agar aku juga mencintai diriku sendiri, dan menghargai diriku sendiri. Lambat laun aku menikmatinya, ada bahagia yang tercipta dan aku merasa diriku kembali menjadi utuh.

Aku rasa sekarang hidupku perlahan menjadi sangat sempurna, ditambah dengan kehadiran Hana dan calon anak kami. Saat ini aku tidak sempat untuk berpikiran buruk tentang hidupku, karena sekarang aku lebih banyak bersyukur atas segala hadiah indah yang Tuhan berikan padaku. Hanya tinggal menghitung Minggu maka statusku akan berubah, seseorang akan memanggilku ayah. Dan belakangan ini aku selalu ingin pulang cepat, tidak konsentrasi saat bekerja karena pikiranku selalu mengarah pada Hana yang akan melahirkan sebentar lagi.

Perjalananku mendampingi Hana yang sedang hamil adalah sesuatu yang luar biasa. Hana merepotkan, aku akui itu. Aku kesulitan luar biasa. Awalnya aku memang memaksa Hana untuk mengatakan apapun keinginannya karena aku ingin membuktikan kalau aku bisa jadi suami siaga. Tapi seiring dengan Hana yang mulai mengatakan keinginannya maka saat itu juga penderitaanku dimulai. Aku tidak tahu dia sengaja atau tidak, karena setiap kali aku menolak untuk menuruti keinginannya dia pasti selalu membawa - bawa anak kami. Aku tidak kuasa menolak.

Aku masih ingat, suatu hari Hana pernah menolak kehadiranku selama satu Minggu lamanya. Dia tiba - tiba saja membenciku, jangankan tidur bersama, melihatku masuk ke rumah saja sudah membuatnya murka dan lalu dia akan menangis hebat.

"Pergi! Aku benci kau Joshua!"

Aku sempat berpikir keras apa yang membuatnya sangat membenciku hari itu, aku merasa tidak berbuat kesalahan apapun malah aku ingat semalam sebelumnya aku dan Hana masih baik - baik saja.

"Hana, aku Joshua suamimu."

"Aku tidak ingin melihatmu. Tidur di apartemen mulai malam ini."

Aku tidak punya pilihan lain. Aku tidur di apartemen selama satu Minggu. Setelah satu Minggu aku baru tahu alasannya marah adalah karena dia melihatku sedang berjalan berdampingan dengan sekertarisku—yang adalah perempuan—di kantor dan mengabaikannya yang kebetulan baru datang ke kantor bersamaan dengan jadwal meeting-ku.

MY HUSBAND - JOSHUA HONG (COMPLETED)Where stories live. Discover now