SPECIAL CHAPTER - DADDY HONG

5.9K 536 53
                                    

Hana Point of view

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana Point of view

Aku sudah jadi ibu. Joshua juga, sekarang dia sudah jadi ayah. Saat aku membuka mata setelah melahirkan hal pertama yang aku lihat adalah Joshua sedang menangis di depanku. Meski dia menyangkal dan mengatakan kalau dia tidak menangis tapi aku bisa ingat dengan jelas saat itu matanya berair dan memerah. Kalau tidak menangis lalu apa?

Joshua sepertinya malu kalau aku terus mengungkit-ungkit betapa cengengnya dia saat menemani aku melahirkan. Padahal apa salahnya menangis, aku yakin bukan aku saja yang mengalami kesulitan. Joshua juga. Tentu karena ini kali pertama bagi kami. Semua rasa berkecamuk memenuhi hati dan pikiran. Hari itu, disaat aku kesakitan demi melahirkan anak kami, di sisi hatiku yang lain aku sungguh merasa bahagia ketika melihat Joshua dengan penuh cinta menatapku, menyentuhku dan memberiku kekuatan. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku aku merasa sangat takut mati. Karena aku tidak sanggup meninggalkan Joshua dan juga anak kami. Sekarang hidupku jauh lebih berharga karena adanya mereka.

"Aku... Rindu ibu..."

Sehari setelah melahirkan, aku kacau. Aku menangis hebat bahkan enggan menyentuh bayiku. Hari itu, aku sangat merindukan ibuku. Aku tidak pernah serindu ini, tapi setelah melahirkan dan resmi menjadi seorang ibu, tiba-tiba saja seperti ada sebuah batu yang menghantam hatiku. Rasanya pilu, ketika mengingat perjuangan ibu sewaktu hidup. Dia merawatku, dia berjuang untukku dan Yura, dia juga menahan semua rasa sakitnya. Bahkan sampai akhir hayatnya aku tidak sempat membahagiakannya.

"Hana, jangan seperti ini. Lihat anak kita. Anak kita butuh kau, ibunya."

Joshua tidak bisa berbuat banyak, dia hanya terus menerus berada di sisiku dan memberiku kekuatan. Joshua perlahan membawaku kepada anak kami. Dan saat itu aku sadar, bahwa aku harus hidup dengan baik, menjadi ibu sehebat ibuku dulu. Akhirnya aku berhasil berdamai dengan segala kemelut rinduku pada ibu. Sekali lagi aku berhasil bertahan.

"Matanya Joshua..."

"Hidungnya juga kecil seperti milik Joshua..."

"Bibir tipisnya juga, persis seperti Joshua."

"Rambutnya... Ah rambutnya masih sedikit belum kelihatan mirip siapa."

Aku hanya bisa cemberut ketika semua orang yang menjenguk aku dan bayiku terus-terusan mengatakan kalau anakku mirip Joshua. 99% mirip Joshua.

"Ini anakmu kan Hana?"

"Aku tidak ingin membuang tenagaku untuk menjawab pertanyaan tidak masuk akalmu."

Pertanyaan aneh itu keluar dari mulut si bodoh Yoon Jeonghan. Maksudnya apa? Aku yang mengandungnya selama sembilan bulan. Aku yang melahirkannya. Kenapa meragukan kebenaran yang sudah jelas benar? Dasar Yoon Jeonghan bodoh.

"Aku hanya bertanya astaga! Aku heran. Lihat, dia perempuan tapi sedikitpun tidak mirip denganmu. Ini Joshua. 99% salinan Joshua."

Lagi-lagi aku hanya bisa menekuk wajahku ketika semakin banyak orang yang menganggap bayiku tidak mirip denganku. Tapi aku pernah dengar jika anak perempuan memang lebih mirip dengan ayahnya. Yaa, harusnya tidak masalah. Joshua kan punya wajah level dewa, tampan dan menawan. Jadi harusnya aku tidak perlu sedih hanya karena anakku sangat mirip dengan ayahnya. Selama ayahnya Joshua tidak masalah kan? Dia tampan. Iya Hana, benar. Anakmu juga akan tumbuh dengan paras cantik menawan seperti ayahnya yang juga tampan.

MY HUSBAND - JOSHUA HONG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang