1 - Kesepakatan

14.9K 949 50
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





"Joshua Hong"

Aku menerima jabatan tangannya.

"Park Hana"

Dia tersenyum sementara aku hanya menatapnya datar.

Aroma peppermint menguap begitu saja memenuhi rongga penciumanku. Antara benar atau tidak, sepertinya aroma itu berasal dari pria bernama Joshua ini.

"Jeonghan sudah menjelaskan semuanya?"

Aku hanya mengangguk.

"Kau sudah bekerja tiga tahun di perusahaanku?"

Aku mengangguk lagi.

"Hubunganmu dengan Yoon Jeonghan?"

"Sahabat, sejak lama"

Kali ini dia yang mengangguk. Tangannya sibuk membolak balikkan kertas putih yang sudah aku tebak apa isinya.

Hening.. 5 menit lamanya. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri, sedangkan dia sibuk membaca berkas itu.

"Kau setuju dengan isi berkas ini?"

Aku terdiam, rasanya berat untuk sekedar menganggukan kepala. Tapi lagi - lagi, aku harus kembali membulatkan tekadku. Aku tidak boleh goyah barang sedikitpun.

"Park Hana? Bagaimana?"

"Aku setuju"

Joshua kembali tersenyum.

"Ambil berkas ini, silakan tanda tangan"

Aku meraih kertas itu, tanpa membacanya terlebih dahulu aku langsung membubuhkan tanda tanganku di atasnya.

"Good, its relationship with benefit. I hope you'll enjoy it"

"Terimakasih"

Joshua menyesap kopinya, kemudian kembali menatapku.

"Jangan menyesali apa yang kau putuskan hari ini. Aku adalah tipe orang yang hidupnya sangat disiplin. Aku ingin semuanya sempurna tanpa cela, jadi di masa depan jangan melakukan atau mengatakan apapun di luar perjanjian ini. Karena ucapan dan tindakanmu tidak akan berarti apapun"

Aku menelan ludahku, lagi - lagi keraguan hinggap di ujung keyakinanku. Apa yang dia katakan melemahkan pertahananku, aku jadi memikirkan bagaimana hidupku kedepannya.

"Tapi maaf, apa kau menjamin keamananku?"

"Tentu. Itu tertulis di point ke 3 perjanjian kita. Tidak membahayakan satu sama lain"

Lagi aku menganggukan kepalaku. Tanpa bertanya apa point sebelum dan setelahnya.

"Baiklah. Akhir bulan ini kau ada waktu?"

"Untuk?"

"Kau ada waktu?"

"Untuk?"

"Kau ada waktu?"

MY HUSBAND - JOSHUA HONG (COMPLETED)Where stories live. Discover now