27 - Belum Selesai

5.1K 698 118
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Langit malam ini terlihat gelap, tanpa bintang maupun bulan. Kanvas alam yang membentang luas itu terasa sepi, tanpa apapun yang menghiasi. Tapi aku masih betah memandanginya. Berbaring beralaskan rumput hijau, bertumpu pada kedua tangan yang dijadikan bantal. Sudah sekitar satu jam aku berada disini. Kelopak bunga sakura terbang menari - nari di udara, sesekali mendarat di wajahku membuatku harus menyingkirkannya. Setidaknya malam ini tidak begitu sepi, karena bunga sakura yang cantik bersinar di antara gelapnya malam.

"Apakah tidak masalah aku berbaring di sampingmu seperti ini Han?"

"Setelah satu jam kau baru menanyakannya?"

Aku menoleh. Lamunanku membuatku lupa akan hadirnya sosok lain di tempat ini. Malam memang gelap dan sepi, tapi malamku sekarang terselamatkan karena hadirnya dia disini. Bersamaku, berbaring berdampingan menghadap langit. Melukis angan dan bercerita tentang apapun.

"Aku serius. Kau masih bersedia menemaniku kan Jeonghan? Meski perasaanmu padaku—"

"Kau bisa lihat buktinya sekarang. Aku masih bisa berbaring bersamamu kan? Artinya aku masih bersedia. Meski aku tidak baik - baik saja."

Jeonghan bicara tanpa menatapku. Aku tahu dia terluka. Aku tahu dia mungkin sedang merangkak menyelamatkan diri dari rasa sakitnya. Tapi aku dengan egosinya masih mengharapkan sosoknya menemaniku.

"Aku rasa permintaan maaf saja tidak cukup kan?"

"Jangan minta maaf, lagi pula itu bukan salahmu Hana. Aku juga tidak pernah berencana untuk mencintaimu, semuanya mengalir tahu - tahu aku malah berakhir dengan patah hati seperti ini haha."

Aku meringis mendengar tawa hambar diujung kalimatnya. Ajaib sekali orang ini, dia masih bisa bicara dan tertawa setelah menyatakan cinta padaku yang jelas - jelas tidak mungkin menerima perasaannya. Dia bahkan tidak terlihat seperti orang patah hati.

"Kau bisa bicara apapun padaku Jeonghan. Termasuk tentang alasanmu. Semua alasan - alasan yang kau miliki. Kau mau berbagi denganku?"

Jeonghan bergeming di tempatnya, matanya menerawang jauh ke atas menatap langit yang sudah aku katakan sebelumnya, gelap tidak berhias apapun.

"Belum saatnya. Aku pasti akan menceritakan semuanya."

"Aku selalu menunggu. Datanglah padaku kapanpun kau mau."

Jeonghan mengangguk, dia tersenyum masih menatap langit.

"Besok, kembalilah pada Joshua. Dia mencintaimu."

Kali ini Jeonghan beranjak, berdiri sembari membersihkan rerumputan yang menempel di pakaiannya. Dia mengulurkan tangan padaku, aku menyambutnya dan ikut berdiri.

"Tapi Hye Ji...."

"Sudah aku bilang itu bukan anak Joshua. Dia hanya memanfaatkan Joshua karena tidak tahu harus meminta tolong pada siapa lagi."

MY HUSBAND - JOSHUA HONG (COMPLETED)Where stories live. Discover now