SPECIAL CHAPTER - Penyelesaian untuk Hye Ji

3.6K 472 46
                                    

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.


"Joshua..."

"Apa? Kau ingin sesuatu? Katakan apa itu."

"Tidak. Aku hanya ingin bertanya."

"Apa?"

"Kau tidak pergi bekerja? Sudah satu Minggu kau meliburkan diri."

"Aku tidak mau pergi bekerja. Aku hanya ingin menemanimu Hana."

Aku terdiam, tidak menanggapi lagi perkataan Joshua. Aku kembali pada kegiatanku membaca buku sedangkan Joshua sedang fokus menonton tayangan televisi di kamar kami.

Usia kandunganku sudah memasuki bulan ke tiga. Tidak banyak yang berubah. Aku juga tidak merasakan apapun, tidak ada mual, tidak juga ingin sesuatu yang aneh. Aku menjalani hari - hari seperti biasa. Nyaris tidak ada bedanya dengan apa yang aku jalani sebelum mengandung. Hal inilah yang membuat Joshua heran. Dia berkali - kali memaksaku untuk mengatakan hal apapun yang aku inginkan, karena dia ingin menjadi suami yang berguna ketika istrinya hamil-katanya begitu- tapi aku memang tidak ingin apapun. Jadi sebagai gantinya Joshua hanya menemaniku di rumah. Sesuatu yang sebenarnya tidak perlu karena aku baik - baik saja. Lagi pula di rumah ini ada banyak orang yang bisa membantuku dalam hal apapun. Biar aku ingatkan lagi, aku ini menantu keluarga Hong. Sudah pasti aku hidup bak seorang putri negeri dongeng yang selalu bahagia dan mendapatkan apapun yang aku inginkan. Astaga Hana, kau sudah bisa sombong rupanya.

"Joshua..."

"Iya Hana aku di sini. Kau butuh sesuatu?"

Nah kan. Dia itu berlebihan.

"Emm apa ya?"

Joshua menatapku dengan mata berbinar. Dia seantusias itu menjalani hari - harinya sebagai calon ayah.

"Katakan saja. Aku pasti akan mengabulkan apapun keinginanmu."

Aish. Murahan sekali. Tapi aku suka bagaimana dia menjadi sangat baik dan perhatian.

"Aku ingin... Aku ingin sendiri. Bisa kau pergi?"

Joshua menatapku heran. Sedangkan aku mencoba menahan tawaku.

"Kau mengusirku?"

Aku mengangguk. Membuat Joshua semakin kebingungan.

"Entah kenapa, aku tidak ingin melihat wajahmu hari ini. Aku tidak bermaksud, mungkin anakmu yang menginginkannya."

Aku pura - pura menampilkan wajah sedih.

"Kau bisa pastikan sekali lagi kepada anak kita. Katakan padanya aku ini ayahnya. Mana mungkin aku pergi."

"Hanya hari ini saja Jo. Aku mulai mual melihat wajahmu."

Joshua terkejut mendengar perkataanku, tapi pada akhirnya Joshua mengalah dan pergi dari kamar kami.

MY HUSBAND - JOSHUA HONG (COMPLETED)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin