14 - Sendiri dan Kesepian

5.1K 705 46
                                    

Joshua dan pelukannya sudah menjadi rutinitas baru untukku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Joshua dan pelukannya sudah menjadi rutinitas baru untukku. Setiap pagi saat bangun tidur, pasti aku berakhir dalam dekapan hangat Joshua. Tidak bisa aku pungkiri, aku juga merasa nyaman. Berada di dalam pelukannya, entah kenapa membuatku merasa aman. Joshua juga selalu bersikap baik padaku, tapi aku selalu ragu akan semua perlakuannya. Aku tidak bisa mengartikan apa arti pelukannya, apa arti dari semua sikap baiknya, apakah itu hanya bagian dari kebutuhannya, ataukah lebih dari itu?

"Jo, bangun..."

Joshua menggeliat, tangannya yang semula melingkar di perutku perlahan terlepas. Masih mengumpulkan kesadarannya, Joshua terdiam sebentar kemudian menatapku yang tepat berada di sampingnya.

"Selamat pagi Hana."

Aku tidak menjawab sapaannya. Belakangan ini aku tengah membatasi diriku agar tidak terlalu dekat dengannya, sebelum kewarasanku hilang tentu aku harus tetap sadar bahwa aku tidak boleh jatuh kepada Joshua.

Aku segera beranjak dari tempat tidur untuk pergi membersihkan diriku. Hari ini, aku akan pergi ke kantor. Bukan sebagai karyawan, tapi sebagai istri Joshua. Pengumuman resmi tentang pernikahan kami sudah diumumkan kemarin, aku sendiri hanya mendengarnya dari Joshua. Aku belum berani membuka internet, dan juga grup obrolan kantor di ponselku. Aku penasaran tentang respon publik dan juga respon rekan - rekan kerjaku tentang berita ini. Tapi aku memilih menahan diri, dan fokus untuk menguatkan pertahananku, kalau - kalau respon orang  di luar sana lebih buruk dari perkiraanku.

***

"Kau gugup?"

"Tidak,"

Tidak salah lagi maksudku. Selama tiga tahun bekerja di perusahaan itu, aku tidak pernah merasakan segugup ini untuk datang ke sana. Gedung megah yang menjulang tinggi itu terlihat begitu mengerikan, kalau bisa aku ingin kabur dari situasi ini.

"Kemasi barang - barang yang masih tertinggal di ruanganmu, sapalah mereka seperti biasa. Kau harus terlihat seperti istri sungguhan yang aku harap bisa membuat kagum siapapun. Mengerti Hana?"

Seperti Istri sungguhan katanya. Baiklah Joshua, kau baru saja memperjelas statusku sekali lagi.

Aku turun dari mobil Joshua tepat di depan pintu utama gedung, beberapa orang sudah berdiri menyambut kedatangan Joshua dan juga aku. Aku melingkarkan tanganku di lengan Joshua, dan berjalan beriringan memasuki kantor. Seluruh mata tertuju pada kami berdua. Aku tidak begitu memerhatikan tapi aku bisa merasakan aura kuat dari tatapan mereka, beberapa memang tampak segan padaku dan Joshua, tapi yang lainnya seperti memiliki tatapan mencibir, heran dan tidak suka. Ini konsekuensi yang harus aku tanggung, ya seperti inilah kenyataan, tidak selamanya indah.

Aku dan Joshua berpisah, dia pergi ke ruangannya sementara aku juga pergi ke ruanganku untuk mengemas beberapa barang yang akan aku bawa pulang. Sepanjang koridor, rekan - rekan kerja yang biasanya menyapaku dengan hangat tiba - tiba saja berubah menjadi dingin dan kaku. Mereka menunduk hormat ketika aku berjalan melewati mereka. Rasanya tidak nyaman, aku lebih suka menjadi karyawan biasa.

MY HUSBAND - JOSHUA HONG (COMPLETED)Where stories live. Discover now