18 - Si Pencuri

5.5K 774 114
                                    

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


"Hana..."

"Bangun sebentar...."

"Aku tidak bisa tidur di sofa."

Rengekan Joshua membawaku kembali terjaga, padahal rasanya aku baru tidur sebentar. Aku bangun dan melihat Joshua sudah duduk di samping tempat tidur. Tanpa berkata apapun aku segera beranjak menuju sofa. Aku malas berdebat lagi, dan memilih bertukar posisi.

"Jangan pergi," Joshua menghentikan langkahku dengan memelukku dari belakang. Aku terkejut tapi aku berusaha tetap menormalkan ekspresi wajahku. Ya Tuhan, Adegan murahan ini seperti apa yang aku lihat di drama televisi. Kenapa juga aku harus mengalaminya.

"Aku hanya pergi ke situ, ke sofa. Jangan berlebihan."

Aku melepaskan tangan Joshua yang menyentuhku. Aku sedikit kesal karena Joshua benar - benar menyita banyak waktu tidurku malam ini.

"Tetap di sini bisa kan? Hana, tidur bersamaku."

Oh Tuhan, kemelut perihal tidur bersama ini tidak akan ada akhirnya jika aku tidak menuruti kemauannya.

"Oke. Tapi jangan menyentuhku."

"Bagaimana bisa aku tidak bisa tidur kalau tidak—"

"Oh setahuku itu bukan masalahku Tuan Hong."

Joshua terdiam, dia pasrah. Akhirnya kami tidur bersama di sisa malam yang singkat ini, meski aku sulit tidur lagi karena aku terus terpikirkan insiden Joshua dan Hye Ji di Jepang.  Mereka bilang hanya tidur bersama, tapi siapa yang tahu apa yang terjadi di antara keduanya. Apakah mereka hanya tidur atau 'tidur' dalam arti lain. Aku mengamati wajah Joshua yang tengah tertidur di sampingku, malam ini dia hanya memeluk guling. Kasihan sekali, tapi sungguh aku sangat kesal padamu.

***

Pagi datang begitu cepat, rasanya aku baru saja tidur. Aku menoleh ke samping, Joshua masih tidur dengan memeluk gulingnya, wajah damainya saat tertidur benar - benar tampan. Aku mengulurkan tanganku untuk menyentuh wajahnya, mengusap pelan dahinya yang tidak tertutup rambut lalu menyusuri hidung dan bibir tipisnya. Wajahnya benar - benar dipahat sempurna tanpa cela. Dia tampan, aku tidak bohong.

CUP—

"JOSHUA!"

Aku sedikit berteriak dan mendorong tubuh Joshua menjauh, lalu refleks menutup bibirku dengan kedua tanganku. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali mencoba mengais sisa kesadaranku. Kejadian barusan terjadi begitu cepat. Hanya sepersekian detik. Saat aku menyentuh wajah Joshua tadi, tiba - tiba saja dia langsung menarik tanganku dan mencuri ciuman dariku. Singkatnya, Joshua menciumku. Ya Tuhan. Dia menciumku. Joshua astaga...

Dan lihatlah dia, sekarang pria itu menatapku dengan ekspresi tanpa dosanya.

"Joshua kau lancang sekali!"

MY HUSBAND - JOSHUA HONG (COMPLETED)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz