Chapter 18 : Keinginannya Sederhana

75 10 0
                                    

Terik matahari membakar kulit mulus pria yang kini sedang berjalan dengan riang dan gembira. Sambil menggigit makanan yang berada di gengamannya, dia melihat ke sana kemari toko demi toko yang berbaris rapi di sepanjang jalan.

Orang itu adalah Mavis, dia sedang berada di distrik pasar yang sebelumnya sempat dia kunjungi bersama Sasha. Dan kini dia kembali untuk memburu makanan-makanan lezat yang sebelumnya belum sempat dia cicipi.

"Ini sangat menyenangkan, dulu aku pernah bertanya-tanya bagaiamana rasanya menjadi orang yang serba berkecukupan, sehingga bisa memakan makanan yang lezat seperti ini."

"Dan sekarang aku tau rasanya."

Mavis menepuk kantung celananya sehingga menimbulkan suara,

cringg... cring....

Koin itu saling berbenturan di dalam kantung sakunya.

"Aku senang menjadi orang kaya!" Mavis jatuh dalam kegembiraan yang ekstrim. Dia tersenyum lebar sampai-sampai terlihat aneh di mata orang-orang yang melihat.

Dia terus berjalan menyusuri pasar dan memutarinya. Sampai pada suatu ketika dia memilih untuk istirahat sambil mencicipi sebuah minuman hangat khas kedai itu, minuman ale yang rasanya mint. Sekumpulan orang datang menghampiri Mavis.

Mereka berpenampilan misterius dengan pakaian tertutup berwarna hitam. Wajah semua dari mereka tertutup kain, itu hanya menyisahkan sepasang mata merah yang tajam.

"Tuanku."

Mereka semua mengambil posisi setengah sujud dengan salah satu kaki menopang tubuh.

"Kalian sepertinya memiliki kemampuan untuk menemukan keberadaanku. Aku pikir kalian akan kesulitan dan membutuhkan banyak waktu untuk mencariku," kata Mavis sembari tertawa.

"Terimakasih Tuan, atas pujiannya. Harap percayalah, kami ini dapat mengenali Tuannya dengan sangat baik," kata Mikaela. Kini dia berada di barisan terdepan dan berhadapan langsung dengan tubuh Mavis.

"Berdirilah."

Mikaela dan yang lainnya tidak beranjak beridiri.

"Ada apa?"

"Bukan apa-apa Tuan, kami hanya merasa lebih baik dalam posisi seperti ini saat menghadap Tuan."

"Baiklah, terserah kalian." Mavis hanya menaikan bahunya sesaat. "Jika itu memang membuat kalian lebih nyaman."

"Sebelumnya aku menyuruh kalian kembali dengan maksud untuk memikirkan segala sesuatunya. Namun, sampai pagi tadi aku masih menemui jalan buntu."

"Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiran, Tuan?" kata Mikaela.

Mavis menoleh ke sekitarnya, itu tidak mungkin bagi dirinya untuk mengatakannya dengan terang-terangan. Bagaimana jika ada orang yang mendengarnya?

"Apa ada di antara kalian yang bisa membuat perkataanku agar tidak dapat di dengar oleh orang lain selain kalian?"

"Tuan, aku bisa," kata Sera. Iblis perempuan yang sebelumnya pasif mendengarkan.

"Kerja bagus!"

Sera mulai merapalkan mantra dengan kedua ruas jari-jarinya membentuk suatu pola rumit beberapa kali.

Matanya terpejam dan dia berkonsentrasi penuh.

Sebuah pelapis cahaya berwarna putih mulai terbentuk menjadi sebuah pelindung tak kasat mata yang dapat memblokir suara dari dalam agar tidak keluar.

Setelah Mavis merasa keadaan sudah mulai aman, dia lanjut berbicara, "Sebelumnya aku telah mengatakan untuk menjadikan kalian penjagaku yang akan terus bersamaku ke manapun aku pergi."

I'M THE NECROMANCER KINGWhere stories live. Discover now