Chapter 37 : Serpihan Yang Jatuh Ke Tanah

50 7 0
                                    

Masih di dalam ruangan itu, Julius masih menjelaskan kepada sang kaisar. Dia menceritakan segalanya, mulai dari tim ekspedisi tiba di luar dungeon, sampai dengan adegan mereka melarikan diri dan diselamatkan oleh regu petualang.

"Regu petualang?"

"Ya, Yang Mulia. Aku cukup beruntung bertemu dengan kelompok itu, mereka sangatlah kuat. Mereka mengatakan berasal dari kerajaan Sriwijaya," kata Julius.

"Sriwijaya? Menarik." Sang kaisar melepaskan senyum tanpa sadar.

"Kalau begitu Penasehat Barok, kau pergilah dan panggil kelompok itu sekarang," kata Sang Kaisar.

"Tapi...."

"Mereka tidak kembali bersamaku. Mereka masih berada di dungeon itu." Julius merasa ragu mengatakan itu.

"Mereka tetap tinggal?"

"Siapa mereka?"

Para hadirin dari kedua belah kubu saling berbisik membicarakan kelompok Mavis. Mereka beranggapan kelompok itu cukup gila untuk berani melanjutkan. Dungeon yang sedang dibicarakan adalah dungeon tingkat Serigala! Penghuni didalamnya pasti sudah ada yang memiliki kecerdasan. Sekuat apapun seorang petualang tidak mungkin bisa mengimbangi banyaknya pasukan para goblin itu. Bahkan sisa-sisa dari tim ekspedisi telah melaporkan jumlah pasukan di sisi goblin masihlah banyak, mereka bahkan tidak bisa membayangkan berapa banyak jumlah makhluk kerdil itu di balik gerbang pertahanan mereka. Pasukan ekspedisi kekaisaran hanya tau para goblin itu terus berdatangan keluar dari gerbang dan datang membantai kawan mereka.

"Bagaimana menurutmu, Penasehat Barok? Sepertinya mereka mempunyai kualifikasi yang sama denganmu," kata Kaisar.

"Mereka pastilah cukup percaya diri untuk bisa keluar masuk dungeon itu, mengingat mereka hanya beranggotakan beberapa orang saja," kata Barok.

Sang Raja mengangguk. Kemudian setelah beberapa menit berdiam untuk merenungkan ini dia pun berkata, "Penasehat Barok, aku memintamu untuk segera membentuk tim berskala besar untuk penghapusan dungeon itu, dan kamu haruslah memimpin."

"Kali ini perekrutan tim terbuka secara umum, siapa saja yang bersedia dan memiliki kualifikasi bertarung dapat mendaftarkan diri. Akan ada poin kontribusi yang akan diberikan oleh kekaisaran dan ada juga biaya tunjangan hidup untuk keluarga yang ditinggalkan bila pasukan terbunuh di medan perang."

"Baik, Yang Mulia," kata Barok.

Di tempat lain, kedalaman dungeon di wilayah kekaisaran Menara Kembar.

Pertempuran hampir sampai pada puncaknya. Sesosok goblin dengan kapak besarnya tengah mengayunkan benda itu berniat untuk mencincang lawannya. Akan tetapi sebanyak dia melakukannya semakin dekat dia menyadari usaha itu hanyalah sia-sia. Dia telah kehilangan tenaganya, sementara di sisi lain Bulan masih mempertahankan ketenangannya, juga itu tidak terlihat kelelahan.

"Manusia... Gaa!!"

"Mati!"

Goblin itu dengan napas berat berlari lagi menjangkau bulan dan melakukan gerakan menebas ke arahnya. Akan tetapi lagi-lagi bulan dengan wajah datar menghindar dengan langkah mundur.

"Cepat selesaikan Kak!" Bintang berteriak dari arah di mana Mavis berada. "Jika tidak, aku yang akan mengambil alih!

Iblis satu itu sangat tertarik saat melihat Mavis membunuh para goblin yang sudah tidak berdaya di tanah. Dengan mudahnya Mavis memanen par bar pengalamannya dari para goblin itu. Dan segera terdengar bunyi pemberitahuan sistem terlihat di hadapannya. Dia naik level untuk kesekian kalinya dan kini sudah mencapai level 15!

"Selamat Tuanku, hamba bisa merasakan kekuatan besar yang dimiliki Tuan. Sepertinya bukan hal yang mustahil untuk membangkitkan iblis itu setelah Tuanku membunuh goblin yang ada di sana." Buster hanya menoleh ke arah Mavis dan berbicara melalui telepati. Dia sedang membicarakan raja goblin yang tengah bertarung dengan Bulan.

Mavis pun bersukacita, dia menjadi lebih percaya diri. Entah mengapa dia merasa menjadi lebih segar dan baru setiap kali mengalami kenaikan level. Dengan goblin terakhir yang telah Mavis bunuh, Raja Goblin adalah yang terakhir. Berbeda dengan jenis goblin tanah biasa, raja goblin pasti dapat memberinya bar pengalaman yang begitu banyak! Konsep seperti itu sudah pasti Mavis pahami, semakin sulit musuh yang dikalahkan, semakin banyak poin pengalaman yang akan didapat.

Bulan yang melihat tuannya itu selesai dengan membunuh semua bawahan raja goblin, segera berhenti untuk main-main. Dia pin mulai serius dan mengeluarkan semacam aura biru yang membara.

"Sekarang giliranku." Dia mulai meluncur menuju raja goblin.

Gerakannya halus dan tenang, kedua jarinya bergerak seakan-akan menjadi pedang, Bulan mengarahkan jarinya menusuk tenggorokan raja goblin. Bereaksi dengan itu, raja goblin buru-buru menempatkan kapaknya untuk memblokir serangan yang masuk, akan tetapi sesuatu yang membuatnya terkejut kapak yang menurutnya sangat kuat itu hancur dengan sempurna seperti serpihan yang jatuh ke tanah.

Bagaimana mungkin?

Raja Goblin memucat saat melihat Bulan dengan auranya yang meledak-ledak, betapa bodohnya dia baru menyadari siapa sebenarnya sosok dihadapannya itu.

"Kau... iblis... gaa...!!" Dengan susah payah raja goblin ingin mengatakan hal itu

Akan tetapi....

Sebelum sang raja goblin dapat bereaksi, dua jari milik Bulan sudah mendarat di daerah tenggorokan raja goblin, itu tidak menusuknya dalam, hanya sekedar menyentuhnya. Kemudian dia melanjutkan menyerang kedua sisi bahu raja goblin, membuatnya kehilangan kemampuan bertarung. Seperti es yang membeku dia tidak bisa bergerak.

"Tuan." Bulan mempersilahkan Mavis untuk mendekat, diikuti dengan Bintang dan yang lainnya.

Dengan yakin Mavis mengangkat pedangnya dan menebas kepala raja goblin. Semprotan darah segar jatuh di pakaian pangeran dan orang terdekat. Mavis mengelap mukanya untuk noda darah yang mengenainya.

"Cukup yakin goblin ini mendatangkan keuntungan besar untukku!" Mavis berteriak dalam hati karena bar pengalamannya melejit naik ke level 16. Naik satu level hanya dengan membunuh satu raja goblin! Perbandingan yang begitu mengerikan, sebelumnya dia bahkan membutuhkan waktu untuk naik satu level dengan membunuh puluhan goblin.

Dengan tak sabaran dia pun bertanya kepada Bulan, "Apakah ada kemungkinan dalam suatu dungeon terdapat banyak penguasa?" Mavis berpikir, bukankah sangat menakjubkan jika dia bisa membunuh beberapa lagi yang sama seperti raja goblin ini?

"Tidak Tuan, kami belum menemukan kasus yang seperti itu," jawab Bintang. Dia dan yang lainnya keheranan setelah mendengar pertanyaan tuannya itu.

I'M THE NECROMANCER KINGDove le storie prendono vita. Scoprilo ora