Chapter 45 : Seorang Master

57 5 0
                                    

"Ayo, kita pergi melihat." Ketika Mavis selesai berbicara dan hendak membawa yang lainnya pergi menuju halaman utama mansion keluarga, seseorang datang mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk."

Orang itu Marrie dan Sasha. Dia datang untuk menyampaikan pesan dari Raja Cornelius untuk memanggil sang pangeran.

"Mengapa Yang Mulia tiba-tiba ingin bicara denganku?" Mavis mengerutkan kening, apa yang terjadi?

"Kami hanya menyampaikan pesan, Pangeran," kata Marrie.

"Ya, Pangeran dapat bertanya langsung kepada Yang Mulia. Karena urusan kami sudah selesai, aku pamit undur diri." Sasha meraih lengan kakaknya itu dan berniat menyeretnya keluar.

"Tunggu...." Mavis menghentikan langkah gadis itu. "Mengapa kau jadi begitu dingin padaku? Apa aku melakukan suatu kesalahan?"

"Pangeran tidak perlu mempedulikan bawahan ini," kata Sasha ketus, dia membalik badan dan pergi.

"Maaf, Pangeran." Dengan wajah merasa bersalah Marrie juga pergi dan mengejar adiknya itu yang sudah pergi duluan.

Begitu mereka menghilang dibalik pintu, Mavis diam membeku.

"Ada apa dengan dia?" Seketika Mavis menoleh ke arah Sera yang berada di belakangnya.

Melihat Sera dengan tenang dan memasang wajah tak bersalah, membuat Mavis kehabisan kata-katanya. Sepertinya Sera tanpa sadar telah membuat kedua pelayan itu sentimen padanya.

"Ah, yasudah lah." Pada akhirnya Mavis hanya bisa menarik napas dalam untuk menenangkan diri. Setelahnya dia kembali berjalan menuju kediaman sang raja.

Akan tetapi begitu dia berjalan tak jauh dari kamarnya, Buster yang berada di balik bayangan Mavis memberikan sinyal, karena ada beberapa orang yang sedang menuju ke arahnya.

"Siapa mereka?" Dalam hati Mavis menebak-nebak sekumpulan orang itu dan mencurigai mereka adalah kelompok iringan yang membawa Putri Judh. Ini sudah kli ketiganya dia datang ke tempat Mavis, apa dia ingin mencari masalah lagi? Seperti sebelum-sebelumnya.

"Di sini aku bertanya siapa yang datang mengunjungiku, tenyata sang Putri." Asta memberi hormat dengan membungkuk sesaat.

Wanita itu dengan wajah ketus membalas membungkuk.

"Ada bisnis apa sampai Putri Judh datang secara pribadi menemuiku?" kata Mavis. "Mungkinkah...." Mavis mencoba mengklik lidahnya dan menyindir putri itu, jika dia ingin membuat masalah di sini, Mavis dengan senang hati melayaninya.

"Kamu...!" Putri Judh meledak kesal akan tetapi tiba-tiba mencoba menenangkan dirinya saat seorang pelayan wanita di samping meraih tangannya, seraya mengingatkan tujuan mereka datang bukan untuk bertengkar.

"Tidak, aku tidak akan membuat masalah denganmu lagi. Dan aku di sini hanya ingin mengucapkan terimakasih kepadamu karena telah menerima pembatalan," kata Judh. Dengan wajah yang tak ikhlas, itu membuat Mavis mengerutkan kening.

"Tidak perlu berterimakasih seperti itu, Putri Judh. Lagipula, bukan hanya dirimu yang ingin membatalkan perjodohan itu. Dan, daripada mengucapkan terimakasih, seharusnya kau belajar terlebih dulu cara meminta maaf kepada seseorang," kata Mavis dengan santai.

"Kau! Jaga batasanmu!" Putri Judh geram dan  tangannya mengepal. Emosinya sampai pada puncaknya!

"Putri tenanglah," kata Gisel.

"Jika tidak ada lagi ingin disampaikan, aku pamit undur diri, Putri." Mavis terkekeh dan berjalan melewati kelompok yang dibawa sang putri.

"Oh tidak...! Siapa dia? Aku merasakan hawa kematian dari salah satu anggota mereka!" Seorang ahli dari kelompok sang putri tiba-tiba histeris saat dia menggunakan kemampuan sihirnya untuk mencari tau tentang kelompok Mavis, hanya saja begitu dia mencoba mencari tau tentang Akio, dia tersentak dan menggigil seketika. Itu karena hawa kematian langsung menyerang seluruh indranya dan membuat gadis itu terintimidasi.

"Ada apa!" Putri Judh yang mendengar teriakan orang dibelakang langsung berbalik dan memaki. Belum selesai dia kesal akibat perlakuan sang pangeran, mengapa orang-orang ini mengganggunya!

"Putri, maaf...." gadis itu bergidik ngeri dan gemetar saat menjawab. "Di antara kelompok itu terdapat seorang ahli! Aku menyarankan kalian untuk tidak membuat masalah lebih lanjut dengan sang pangeran. Lain jika wanita itu datang dan menargetkanmu, bahkan aku ragu guruku tidak akan cocok dengan wanita yang membawa pedang itu."

Hal itu sontak mengejutkan yang lainnya, wanita itu adalah Tera, seorang ahli yang mempunyai lencana petualang berwarna biru. Akan tetapi itu jatuh dalam ketakutan setelah melihat sosok di antara kelompok Mavis? Bahkan gurunya yang merupakan salah satu master berlencana merah tidak akan cocok katanya?"

Trik macam apa yang dimiliki Pangeran Asta sampai-sampai bisa menyewa seorang ahli yang sangat kuat? Putri Judh yng memikirkan itu menjadi semakin kesal dan menggertakan giginya karena tidak berdaya. Di lain sisi, Gisel yang ikut mendengar kesaksian Tera menjadi terdiam. Dia memikirkan kembali tentang apa saja yang telah dilakukan sang putri itu terhadap Pangeran Asta.

"Putri, tolong pikirkan kembali tentang perbuatan Putri selama ini kepada Pangeran Asta. Dia bahkan tidak membalasmu, Putri. Jika dia mau, dengan seorang master di sisinya, aku takut keselamatan Putri...."

"Cukup Gisel! Aku tau...." Putri Judh tenggelam dalam pemikirannya, wajahnya pun berubah menjadi jelek.

Sementara itu di dalam rombongan Mavis, terjadi obrolan kecil.

"Apa yang terjadi dengan pelayan tadi? Apa salah satu dari kalian melakukan sesuatu padanya?" Sambil berjalan Mavis bertanya kepada pengikutnya di belakang.

"Dia mencoba membaca kekuatanku, Tuan. Aku hanya membantunya melihat, hanya saja dia menjadi gila setelahnya," kata Akio.

"Jadi begitu."

Mavis terkekeh dan puas dengan kecakapan Akio. Itu tindakan pintar untuk memberi peringatan kepada sang putri untuk berhenti bermain-main. "Yah, dengan begitu putri itu akan sadar dan tidak akan bertingkah sombong lagi di hadapanku. Dia seharusnya tau siapa yang tuan dan siapa yang pecundang di sini."

I'M THE NECROMANCER KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang