Chapter 27 : Makan Malam Keluarga

57 8 0
                                    

Kedatangan Mavis bersama orang-orang berpakaian tertutup hitam membuat Sasha dan Marrie bergedik ngeri. Sebelumnya, mereka berdua sedang menunggu cukup lama di depan kamar sang pangeran dengan wajah panik, pasalnya mereka mendapatkan titah dari sang raja untuk memberitahukan pangeran bahwa akan diadakannya makan malam keluarga. Sementara seperti yang keduanya ketahui sang pangeran tengah menyelinap pergi dari mansion keluarga kerajaan. Itu membuat mereka khawatir kalau sang pangeran pulang terlalu larut malam dan terlambat menghadiri acara itu.

Untungnya, Mavis muncul sebelum terlambat. Hanya saja Marrie dan Sasha terkejut dengan kemunculan segerombolan orang berpakaian hitam yang mengikuti sang pangeran di belakang.

"Pangeran, siapa orang-orang ini?" kata Sasha yang datang mengikuti kelompok Mavis dari belakang dan masuk ke dalam kamar. Disusul Marrie yang juga ikut masuk.

"Untuk beberapa hari mereka akan menjadi penjagaku," kata Mavis.

"Penjaga?" Marrie tebelalak kaget.

"Apakah penjagamu yang sebelumnya tidak cukup kuat? Dan sekarang kau merekrut banyak orang seperti ini?"

"Untuk apa Pangeran?"

Kedua gadis pelayan itu terus saja bertanya seperti sedang mengintrogasi Mavis. Sementara Mavis sendiri hanya tersenyum tipis melihat wajah rumit keduanya.

Mavis berkata, "Aku akan pergi dengan mereka ke salah satu dungeon besok. Sasha, kau pernah bilang jika itu terjadi aku harus mengajakmu. Dan sekarang keputusan ada padamu."

"Apa!"

"Kau sungguh ingin pergi ke dungeon? Pangeran, bercandamu tidak lucu." Sasha terkekeh dengan wajah yang aneh.

Sasha syok begitu mengetahui jika pangerannya itu serius dengan perkataanya sewaktu di pasar. Dia pikir itu hanya lelucon yang dibuatnya!

"Pangeran, itu berbahaya. Kau tahu sendiri kedalaman dari dungeon itu tidak dapat diprediksi!" kata Marrie.

Marrie masuk dalam pemikirannya. Dia melirik sejenak ke arah orang-orang yang dibawa pangerannya itu. Tak ada sedikit keraguan dari Marrie bahwa mereka semua adalah mater-master yang kuat. Namun, dia masih tidak mengerti, bagaimana bisa orang-orang itu dengan sukarela menjadi penjaga seorang pangeran? Padahal master-master kuat seperti itu biasanya lebih suka hidup bebas di alam liar. Dia curiga, orang-orang dihadapannya ini pasti mempunyai suatu rencana buruk kepada pangeran!

"Apakah ada sesuatu yang ingin kalian katakan lagi?"

"Tapi... Pangeran...."

"Jika tidak, kau bisa pergi sekarang. Aku ingin membersihkan diri. Badanku terasa begitu lengket setelah seharian berada di luar," kata Mavis.

"Baiklah, kalau begitu kami akan pergi ke dapur untuk memberitahu yang lain agar menyiapkan makanan tambahan untuk para tamu." kata Marrie dengan wajahnya yang pucat. "Akan tetapi Pangeran, harap kamu mempertimbangkan kembali untuk tidak pergi ke dalam dungeon itu."

Mavis mengangguk.

"Oh, aku hampir lupa. Kalian berdua harus merahasiakan tentang niatanku pergi ke dungeon besok," kata Mavis.

Mereka mengangguk dan segera beranjak meninggalkan kamar Mavis.

"Tuan, salah satu dari mereka memiliki niatan tertentu padamu." Samantha menutup kembali kemampuan mata maha tau miliknya, lalu kedua bola matanya berubah warna kembali pada keadaan normal seperti biasa.

"Apakah itu niatan buruk?"

Samantha tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Wanita itu seperti sedang memata-mataimu Tuan."

"Beraninya dia!" kata Ozzi.

"Tenanglah, aku sudah tau itu sejak lama."

"Lalu mengapa Tuan tidak mengambil tindakan padanya?" kata Akio.

"Ya, seorang pengkhianat seharusnya dikuliti hidup-hidup!" kata Ozzi.

"Wah, wah. Pakai otak kalian," kata Bintang menyela perkataan mereka.

"Tuanku pasti sudah merencanakan sesuatu kepada anak itu."

"Apakah aku benar, Tuan?"

"Mm..."

Mavis mengangguk.

Namun, selanjutnya dia terkekeh dan kemudian berkata lagi, "Kalian ini ya, selalu saja bertengkar."

Segera Mavis yang tidak ingin berlama-lama beranjak menuju kamar mandi dalam kamarnya itu.

"Ayo kita membersihkan diri dan kemudian menghadiri acara makan malam itu," kata Mavis.

"Tuan, apa boleh aku ikut juga?" kata Bintang dengan raut wajah yang terlihat mulai berubah merah seperti ceri matang.

Dilihat-lihat lagi, Samantha yang berdiri tak jauh dari Bintang juga terkejut dan wajahnya ikut berubah warna. Sementara Akio yang biasanya dingin dan garang, kini terlihat malu-malu membalikan badan dan membelakangi Mavis.

Mereka semua benar-benar membuat Mavis menjadi kacau dan membuat pikiran liar memasuki kepalanya. Sesuatu pun mulai terbangun di bawah sana.

"Oh, tidak! Sadarlah Mavis."

Dia menggelengkan kepala dan mengerjapkan mata. "Kau... kalian itu wanita, tunggu giliran!"

Mavis gelagapan.

Setelahnya Mavis buru-buru masuk ke dalam kamar mandi karena jika dia sedikit lagi berada di luar, pikiran nakal akan semakin banyak berdatangan.

Setelah mereka semua membersihkan diri, Mavis bersiap dengan yang lainnya untuk menghadiri makan malam keluarga. Dia sudah mengenakan setelan ala pangeran kerajaan, sementara para pelayan iblisnya itu masaih mengenakan setelan jubah hitam seperti sebelum-sebelumnya. Dan ya, tak lupa Mavis memberikan arahan terlebih dahulu untuk para pelayan iblisnya untuk tidak membuat kributan, kecuali ada arahan langsung darinya.

"Karena semuanya sudah mengerti, mari kita berangkat."

I'M THE NECROMANCER KINGWhere stories live. Discover now