Chapter 50 : Merebut Antrian

81 7 1
                                    

Setelah Mavis meninggalkan kediaman bangsawan itu, dia mempercepat langkahnya dan tiba di area pasar. Hari itu masih menjelang siang, para pedagang masih banyak yang menjual barang-barang dagangannya, tanpa terkecuali berbagai macam makanan. Mavis paling hafal aroma itu, kue madu yang begitu harum sampai menusuk hidungnya.

"Aku harap masih ada beberapa untuk kubeli!" Dia segera menghampiri kios yang menjual makanan itu dan mulai bergabung dalam barisan antrian. Dia tersenyum dan tak sabar ingin cepat-cepat mencicipi kenikmatan itu yang meleleh di mulutnya.

Mavis sudah mendambakan untuk bisa kembali lagi ke tempat ini agar bisa memakan-makanan enak lagi, salah satunya kue ini.

"Minggir kalian."

"Beri jalan untuk kami."

"Hahahaha...."

"Hei!"

"Apa-apaan ini, kau harus baris, Nak!"

"Bocah sialan! Apa kau tidak lihat kami semua sedang mengantri?"

"Pak tua, jaga cara bicaramu padaku. Lain kau akan menyesalinya nanti."

"Ya, mengalah saja. Tempramen Kakak James sangatlah buruk. Sebaiknya jangan menentangnya, Pak Tua."

"Siapa yang kau sebut pak tua, Bocah sialan! Umurku bahkan belum menyentuh angka empat! Bocah sombong, apa kau tidak diajarkan sopan santun dihadapan yang lebih tua dengan orangtuamu? Jika tidak, biar aku yang akan memberimu pelajaran!

"Oh tidak, jangan Jon. Sepertinya hari ini kau sedang sial, lihatlah tanda di jubah yang dikenakannya. Bocah itu murid dari akademi Lynford, kau pasti tau hanya orang-orang yang jenius yang berada di dalam sana. Kusarankan kau tidak mencari maslah dengannya, tenangkan amarahmu. Jika kau memilih bertarung, itu bukan hanya akan berhadapan dengan bocah itu, tapi kau akan memprovokasi gurunya juga dari akademi. Sebaiknya kau menyerah saja."

"Tapi... dia merebut antrian! Bagaimana jika kita kehabisan?"

Ketika Mavis sedang asik menikmati suasana pasar dan pandangannya melirik ke mana-mana, sesuatu menganggu datang dari arah depan barisan. Segera Mavis membalikan badannya untuk melihat apa yang sedang terjadi di sana. Ternyata itu datang seorang penggangu dengan pakaian mencolok dari akademi. Mavis kenal dengan pakaian itu, dia telah melihatnya saat penerimaan murid baru akademi.

Terlihat orang-orang dalam barisan geram dan mencaci tiga orang anak muda itu, akan tetapi Mavis merasa aneh belum ada yang mengusir anak-anak itu pergi.

"Oh, jadi itu dia." Mavis tersenyum tipis saat mengenali salah satu di antara mereka. "Cukup terkejut bisa melihat dia lagi di sini. Sepertinya dia tidak ada kapok-kapoknya menindas orang-orang yang lebih lemah darinya. Kali ini aku harus memberinya pelajaran lebih keras agar dia tau kesalahannya."

Mavis pun melangkahkan kakinya keluar dari barisan dan mendekati ketiga dari murid akademi.

"Di sini aku bertanya-tanya siapa yang berani membuat onar di tempat umum seperti ini. Rupanya itu tidak lain murid dari akademi Lynford yang bonafid. Sangat disayangkan, sepertinya kualitas akademi mulai menurun sampai-sampai menerima murid tidak bermoral seperti kalian." Mavis berkata dengan nada mengejek.

"Siapa?" Salah satu di antara mereka mengerutkan kening dan tidak senang dengan suara ejekan yang datang kepada mereka. "Apa kau mencoba memprovokasi kami?"

"Kalau ya?"

"Apa aku harus diam membiarkan kalian bertindak seenak hati dan merugikan orang lain?" kata Mavis.

"Kau...!" Pria itu membelalakkan matanya saat melihat sosok Mavis yang kini sudah jelas menampakan dirinya. "Kau bocah sialan waktu itu!"

"Hehehe... serahkan dia padaku, aku yang akan mengurusnya." Pria itu terkekeh dengan niat membunuh di wajah. Dia memberikan instruksi kepada dua juniornya untuk tidak menganggu dia nantinya.

I'M THE NECROMANCER KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang