Chapter 35 : Pembantaian Sepihak

52 8 0
                                    

Setibanya di depan sebuah gerbang pemukiman yang dijaga sekawanan goblin, kelompok Mavis langsung disambut dengan tatapan bengis. Semakin dekat dia dengan gerbang itu, semakin jelas dia bisa melihat sosok yang sebenarnya dari goblin. Dia tidak asing dengan nama goblin di kehidupan sebelumnya, goblin sering digambarkan dalam cerita sebagai makhluk kerdil yang bodoh, tamak dan juga bengis! Dan sekarang Mavis mengonfirmasi kebenaran itu.

"Manusia! Gaa... !"

"Gaa...."

"Kalian Gaa...!! Mencari kematian gaa... !!" Salah satu goblin yang berukuran sedikit lebih besar dari yang lain dan terlihat kuat muncul dari balik kerumunan. Goblin itu datang membawa sebuah kapak besar yang ditopangnya di bahu.

"Bunuh... Gaa... !!"

Goblin besar itu menyodorkan kapaknya seakan menantang kelompok Mavis, kemudian dengan intruksi darinya goblin disekitar segera berlarian dengan brutal ke arah Mavis dan kelompoknya. Tak hanya sekumpulan di luar gerbang itu yang pergi, kawanan lainnya juga mulai berdatangan keluar dari dalam pemukiman dan bergerak menuju Mavis.

"Apa yang harus kulakukan? Tujuan awalku datang ke tempat ini sebenarnya untuk menaikan level! Tapi tidak mungkin aku melawan sebegitu banyak goblin dengan kemampuanku yang pas-pasan ini!" Mavis berpikir keras dan mukanya sedikit jelek melihat kawanan goblin yang perlahan mengambil jarak darinya.

"Tuan, tolong beri kami perintah," kata Ozzi yang mulai tidak sabaran kemudian disusul dengan iblis lainnya yang sudah gatal ingin membantai sekawanan goblin itu.

"Tunggu..."

Setelah Mavis berpikir, menimbang kemampuannya yang tidak memadai, akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan Buster untuk menaikan levelnya.

Bagaimanapun Buster adalah makhluk yang dibangkitkan dengan kemampuan kuasa. Berbeda dengan kontrak darah yang dijalin dengan Samantha, Ozzi, dan iblis lainnya, membangkitkan bangkai seperti Buster dapat membawa keuntungan yang besar. Itu memungkinkan Buster membagi poin pengalamannya jika membunuh makhluk hidup. Mavis mengetahuinya semenjak pertama kali Buster menunjukan taringnya saat membunuh pengawal Selir Juleaha, itu membuat bar pemngalaman Mavis sedikit bergerak dan itu menaikan levelnya.

"Pergilah, tunjukan kemampuanmu!" Dalam pikirannya Mavis menguruh Buster untuk bergerak. Sementara itu dengan tenang dia melihat kemunculan Buster yang tiba-tiba dan mengambil jarak di depannya.

"Dimengerti," kata Buster.

Sosok hitam itu segera membentangkan sayapnya dan cakar-cakar tajam itu mulai muncul dari tangannya. Angin kencang menabrak sekawanan goblin yang mendekat saat Buster mengepakan sayapnya. Para goblin itu terpental dan menabrak kawanannya yang berada di belakang dan berusaha bangkit dengan susah.

"Gaa...."

Buster terbang dan menikam salah satu goblin dan membawanya ke udara, lalu menjatuhkannya. Goblin itu jatuh dan menimpa yang lainnya, kedua goblin itu mati secara instan! Adegan itu pun terus berlanjut, korban di sisi goblin terus bertambah. Akan tetapi, itu tidak cukup menghentikan sekumpulan goblin yang jumlahnya ratusan! Para goblin itu pun mulai menjangkau tempat Mavis sekarang berada.

Tiba-tiba Mavis mempunyai sebuah ide! Dia pun segera memberi intruksi kepada para pelayan iblisnya itu.

"Kalian pergilah, tapi jangan bunuh mereka! Serahkan sisanya untukku. Aku butuh  itu untuk meningkatkan levelku."

"Baik, Tuan."

Meskipun para iblis itu tidak mengerti apa yang sedang direncanakan tuannya, mereka cukup puas bisa menyiksa para goblin rendahan itu.

"Kalian juga, bersiaplah." Bulan berbicara kepada keempat anak itu. Mereka pun dengan bersemangat mengangguk dan turun dari kuda untuk bersiap.

Segera, aura meledak dari para iblis itu dan bergegas menuju sekumpulan goblin! Para goblin yang berada di barisan paling terdepan yang merasakan aura menakutkan yang mengarah pada mereka segera berhenti melangkah.

Mereka bergidik ngeri!

Sebelum menyadari apa yang terjadi di depan, para pelayan iblis itu sudah berada di hadapan kawanan goblin dan mengambil beberapa gerakan.

Bintang yang menggila dengan wajah psikopatnya berlarian membelah sekumpulan goblin dan setiap dia melewati goblin yang berada di sekitarnya, dia menebas bagian tangan dengan cepat. Dia tertawa sambil melakukan itu. Sementara itu berada di sisi Ozzi, dia tidak kalah gila dengan Bintang! Dia menebas bagian apa saja yang berada dijangkauan. Bahkan, Samantha yang menjadi pusat komando beberapa kali menegur Ozzi karena membunuh goblin.

Bulan tertawa dan sejenak menghenikan langkahnya di tengah-tengah sekumpulan goblin. Kemudian dengan nada mengejek dia memanggil Ozzi, "Hei, kau! Pak Tua bodoh! Apa kau tuli? Tuan memberi perintah untuk tidak membunuh!"

Para goblin yang berada di dekat Bintang ragu-ragu untuk menyerang gadia iblis itu. Hanya beberapa saja yang berani menghunuskan kapak itu ke arah Bintang dan berakhir kehilangan kedua tangan.

Bulan memotong tanpa melihat!

Dengan intuisinya yang tajam sebagai iblis pengintai, dia dengan mudah memotong secara halus bagian manapun yang dia mau tanpa melihat.

"Sialan!" Ozzi geram karena kali ini Bintang benar tentang itu.

Sementara yang lainnya mempunyai metode untuk menahan kekuatan agar tidak membunuh, lain dengan Ozzi yang tidak bisa untuk tidak membunuh! Satu pukulan dari dia bisa dengan mudah membuat goblin itu menjadi setumpuk pasta daging! Padahal dia sudah berusaha untuk menggores sedikit para goblin itu, akan tetapi kekuatannya terlalu mengerikan!

"Aku sudah mencobanya! Arghh...." Ozzi yang kesal mulai menghentakan kakinya. Tanpa sadar sebuah guncangan muncul dan membuat para goblin yang berada jarak sepuluh meter darinya jatuh.

"Ozzi! Lakukan seperti itu! Berhenti untuk membunuh!" Samantha pun yang melihat kejadian itu segera berteriak kepada Ozzi dengan wajah menahan tawa.

"Nona, kapan kami bisa ikut bertarung? Kami tidak enak berdiam seperti ini sementara Tuan pergi untuk bertarung," kata Laila yang merupakan anak perempuan dari tempat pembuangan.

Sorot mata Laila terus mengikuti gerak lincah Akio yang terus beelarian diantara para goblin dan menebas mereka tanoa ampun. Para goblin itu meraung kesakitan! Laila mulai mengaggumi Akio.

Beralih dia melihat kembali ke arah Tuannya yang paling dia kagumi dan sukai! Bulan dengan gerakan cepat menghilang dan muncul di tengah-tengah para goblin itu. Dia dengan dua jari saja menekan bahu para goblin dan membuat mereka jatuh lemas tanpa perlawanan! Teknik yang mengejutkan sekaligus mengagumkan dihadapan gadis kecil seperti Laila!

"Ya, Nona. Kami juga ingin bertarung!" kata Hendrik kecil yang bahkan mengangkat pedang besarnya saja kesuliran. Dia juga ingin bertarung bersama Bulan!

"Kalian haraplah tenang. Kita mempunyai tugas penting lainnya untuk menjamin keselamatan Tuanku selama berada di garis belakang," kata Samantha.

"Baik-baik saja maka. Di sini aku ingin kalian bertanya kepada diri kalian masing-masing, apa kalian sudah sangat yakin bisa membunuh para goblin itu?"

"Sekarang katakan, jika kalian benar-benar yakin bisa kembali selamat setelah bertukar beberapa pukulan dengan para goblin, datang dan katakan padaku, aku akan mengizinkan kalian untuk pergi pada saat itu juga," kata Mavis.

I'M THE NECROMANCER KINGWhere stories live. Discover now