Chapter 41 : Rumor Hanyalah Rumor

51 7 0
                                    

Berada di halaman mansion keluarga kerajaan, Raja Cornelius beserta anggota keluarga hadir menyambut orang-orang dari Osaka. Tak hanya itu, para bangsawan terkenal pun ikut datang dalam penyambutan, berjajar rapi dengan tenang.

Raja Osaka, Ragnar turun dari kudanya, tersenyum lalu memeluk Raja Cornelius seperti teman yang akrab. Raja Ragnar dari Osaka berkata, "Raja Cornelius, sudah lama sejak terakhir kita bertemu. Aku turut berduka atas sang Ratu."

Raja Cornelius mengangguk dan tampak sedikit sedih ketika teringat kondisi Lilian, terlebih kondisi itu kian memburuk. Akan tetapi Raja Cornelius segera menyingkirkan pikiran itu dan membawa Raja Ragnar untuk menemui keluarganya.

"Kau pasti Putri Selia yang cantik."

"Ya! Terimakasih, Yang Mulia." Selia dengan ceria dan tersenyum menunduk sejenak dan memberi salam. Dia begitu menggemaskan dan pintar.

"Aku bertanya-tanya, di mana Pangeran Asta? Yang pasti bukan salah satu di antara kalian, kan?" Raja Ragnar berjalan mendekati para pangeran tiga bersaudara dan bertanya.

"Benar, Yang Mulia." Ketiganya memberi salam.

"Aku Pangeran Thomas Dixon...."

"Aku Randall Dixon..."

"Aku Bernard, Yang Mulia..."

"Baiklah, aku tahu..." Sang Raja Ragnar membalik badannya dan menunggu kemunculan Pangeran Asta. Dia tidak tertarik lebih jauh seperti apa ketiga pangeran itu, yang paling dicarinya sekarang adalah Pangeran Asta.

Raja Ragnar sedikit mengetahui melalui orang suruhannya bahwa Pangeran Asta dijauhi oleh saudara-saudaranya. Melihat ketiga Pangeran itu berdiri sejajar dan tampak rukun, Raja Ragnar sampai pada pemahamannya kalau Pangeran Asta bukanlah salah satu diantara mereka.

"Yang Mulia, kau benar." Mavis berjalan dari sisi lain, dari tempat yang tak disangka-sangka keluar dari kerumunan para bangsawan. Dibelakangnya diikuti pula Mikaela dan juga Bulan yang mengambil penampilan berkelas dan mempesona. Itu membuat mata semua yang hadir tampak bingung, tak terkecuali orang-orang seperti Raja Cornelius, Raja Ragnar, Sang Ratu, dan Putri Judh yang anggun sekalipun.

"Siapa dia?"

"Bukankah...."

Para bangsawan yang hadir tampak terkejut dan mata mereka seakan ingin jatuh dari kerangkanya. Beberapa bangsawan mengenal siapa anak muda itu, di adalah pangeran Asta yang dulu sering melakukan kontak dengan beberapa bangsawan seperti mereka. Pangeran itu terkenal kebejatannya, sering bermain dengan anak para bangsawan, padahal usianya masih sangat muda.

"Kau pastilah Pangeran Asta," kata Raja Ragnar sambil tertawa dan memandangi dari mana Asta dan keduanya muncul.

"Ya, aku Asta." Dengan sedikit membungkuk dan berdiri kembali Mavis dan dua pelayannya itu memberi salam kepada raja Osaka.

"Bagus, bagus. Kau berhasil mengejutkanku, Nak." Pria tua itu tertawa dan menepuk bahu Asta layaknya sudah mengenal Asta dengan sangat baik. "Melihatmu seperti ini, aku menjadi yakin rumor tentangmu sepertinya hanyalah kebohongan."

"Hanya begitu yang terjadi, Yang Mulia. Rumor hanyalah rumor. Maaf jika aku begitu mengecewakan karena tidak seperti Yang Mulia harapkan," kata Mavis.

"Ah tidak, tidak... aku cukup menyukaimu Nak," kata Raja Ragnar.

"Ya, kau benar, seseorang tidak seharusnya mempercayai sebuah rumor belaka. Dengan begitu mungkin Putri Judh tidak mempunyai permasalahan. Bukankah begitu?" Raja Ragnar menoleh sejenak ke arah putrinya yang angkuh.

Sementara itu Putri Judh sendiri dengan dingin dan tenang tidak menjawab dan malah mengalihkan pandangannya.

"Maaf, mungkin Putri Judh butuh istirahat karena perjalanan jauh," kata Raja Ragnar terkekeh.

"Persiapkan tempat istirahat untuk Putri," perintah Raja Cornelius.

Para pelayan dan beberapa pengawal membawa putri masuk ke dalam mansion lebih dulu.

Sebelum itu, Asta yang sudah melihat seperti apa wajah dan bentuk dari Putri Judh Estel hanya bisa mengejek dalam hati.

"Kupikir dia keindahan yang langka hingga membuatnya begitu sombong. Ternyata dia hanyalah standar dikalangan kaumnya. Begitu mengerikan tingkahnya!" Mavis tidak henti-hentinya mencibir sampai wanita itu menghilang dari pandangannya.

Sebelumnya Putri Judh telah menentang dengan perjodohan ini dikarenakan rumor buruk pangeran Asta yang didapat dari intelegen sang Raja. Raja Ragnar pun sempat ragu untuk melanjutkan perjodohan ini atau tidaknya.

Untungnya karena surat balasan dari Raja Cornelius sebelumnya, itu membuat sang raja menunda keputusan akhir. Raja Ragnar sendiri juga ingin tau seperti apa Pangeran Asta dengan menemui anak itu secara langsung, sebelum menentukan pilihannya. Bagaimanapun, hubungan antar dua kerajaan itu sangatlah baik, jika terjadi pembatalan perjodohan ini, hubungan keduanya pasti akan merenggang, lebih buruknya permusuhan mungkin saja terjadi.

Setelah acara penyambutan itu selesai, Raja Cornelius membawa Raja Ragnar datang untuk berkeliling, sambil membicarakan segala hal tentang masing-masing kerajaans. Sementara itu, para selir yang ikut dalam rombongan itu berpisah dan mengajak Sang Ratu Laurie untuk pergi melihat-lihat kondisi Ratu Lilian. Merekapun berpisah, para pangeran pergi kembali ke kediamannya, begitupula dengan Mavis yang pergi untuk kembali ke kamarnya.

I'M THE NECROMANCER KINGWhere stories live. Discover now