Chapter 42 : Aku Lebih Memilih Mati

61 8 0
                                    

Dua hari menetap di mansion kerajaan Sriwijaya, membuat Putri Judh semakin gusar mengetahui waktu miliknya hampir habis. Tiga hari lagi sampai acara penyambutan murid akademi Lynford, akademi di kerajaan Sriwijaya, dia tau pasti saat itulah dia akan benar-benar berakhir karena Raja Ragnar--ayahnya akan mengumumkan untuk perjodohan resmi dihadapan publik.

Sambil berjalan bolak-balik di balkon kamarnya, Putri Judh berupa pucat dan mengerutkan kening saat seisi kepalanya terasa mau pecah! Segala rencana dan bukti yang telah dia siapkan untuk meyakinkan ayahnya berakhir gagal! Semua telah dirusak oleh campur tangan sang pangeran Asta.

Mulai dari membayar para bangsawan untuk membuat saksi bahwa pangeran seorang yang kejam, sampai usaha nekat menjebak sang pangeran dengan mengirimi wanita penghibur ke dalam kamarnya. Akan tetapi semua itu gagal dan malah berbalik menyerangnya. Bahkan jika menyebutkan Raja Ragnar sendiri yang memberikan permintaan kepada Raja Cornelius untuk mengirim penjaga di depan kamar sang putri untuk mengurungnya di dalam kamar, sampai acara yang telah ditentukan datang.

Judh benar-benar sudah kehabisan ide untuk melawan dan mulai panik.

"Nona, bukankah Pangeran Asta itu tidak terlalu buruk? Mengapa tidak kau coba untuk menerimanya saja?"

Seorang wanita berpakaian seragam putih berbicara dengan nada lembut. Dia berbicara karena telah lama melihat nona majikannya itu terus-terusan terlihat tertekan dan wajahnya berubah jelek.

"Kau sudah gila? Gisel! Kau mau aku menerima pria yang lebih mirip seperti iblis itu?" Judh mengerutkan kening dan menatap pelayannya dengan sinis.

"Tapi Nona...."

"Bisa saja apa yang dikatakan Raja itu benar. Itu hanyalah rumor, Nona. Pangeran Asta tidak seperti yang Nona bayangkan. Ingat? Untuk yang terakhir kali dia bahkan tidak mencoba untuk membalas Nona, padahal Nona sudah mencoba untuk menjebaknya pada saat itu," kata Gisel.

"Kamu... mengapa kamu membelanya Gisel? Tidak... kau tidak tau seperti apa bahayanya dia, Gisel. Aku lebih baik mati dari pada berakhir dengan menikahi dia," kata Judh. Setelahnya dia menarik napas panjang dan memejamkan mata, mencoba untuk menjernihkan pikirannya.

"Nona...."

"Sudahlah Gisel. Aku tidak ingin mendengar kata-katamu. Kau bisa pergi untuk melihat-lihat, jangan ganggu aku. Pergilah," kata Judh.

Dengan rasa penuh bersalah Gisel berjalan meninggalkan Judh sendirian di balkon kamar. Dan dia pergi meninggalkan kamar seraya memberi waktu untuk nonanya itu untuk menenangkan pikiran.

"Maaf Nona, perkataanku sebelumnya pasti membuatmu kesal. Hanya saja aku memiliki kewajiban untuk mengingatkanmu. Itu karena aku tidak pernah salah dalam menilai orang sebelum-sebelumnya. Dan kali ini aku merasa Pangeran Asta tidaklah terlalu buruk, setidaknya tidak sampai berbuat hal rendah dan tercela seperti yang dirumorkan. Dia tidak seperti itu, Nona." Dalam pikiran Gisel terus memikirkan tentang mengapa Putri Judh begitu membenci Pangeran Asta.

Sementara itu di tempat lain, di kediaman pangeran Asta.

Mavis tengah membuat pengaturan kepada para makhluk panggilannya. Selama dua hari berlalu, Becky dan Becca telah datang menghadap padanya dan melaporkan segala hal tentang jaringan para bangsawan dan itu sangatlah luas. Mulai dari bisnis gelap dan korup sampai riwayat buruk yang dimiliki masing-masing dari mereka. Juga, keduanya telah bergabung dengan pengaturan Mavis dan menjadi dua makhluk panggilan. Statistik mereka ikut melejit dan bahkan kemampuan salah satu dari mereka telah meningkat pada ranah yang baru. Api milik Becca yang semula berwarna merah telah berubah menjadi hitam dan itu sampai pada titik dapat membakar apa saja yang ada.

Melihat para makhluk panggilannya itu berjejer didepannya, membuat Mavis merasa puas dan sangat sangat sangat takjub dengan pencapaiannya!

"Hanya sangat disayangkan aku tidak melihat Flint dan Ezekiel di sini. Mereka sudah lama pergi dan belum juga memberi kabar padaku, apa sesuatu telah terjadi pada mereka?" kata Mavis.

"Maaf Tuan, sampai saat ini aku pun tidak mendapat pengelihatan apapun tentang mereka. Bahkan setelah kemampuanku yang telah meningkat itu masih tidak memungkinkan," kata Samantha.

"Yah, itu bukan kesalahanmu karena tidak bisa melihatnya."

Setelah berpikir sejenak dan menyusun rencana kedepannya, dia bertanya kepada mereka, "Pada saat itu aku memberi instruksi kepada kalian, dan aku memberi instruksi keduanya untuk berkeliling mencari ras iblis lainnya. Apa ada dari kalian yang bisa menebak ke arah mana Flint dan Ezekiel itu pergi?"

"Yang Mulia, jika aku tidak salah mereka pastilah pergi ke pemukiman rahasia yang dimiliki para ras iblis. Mereka pastilah berniat memberitahukan kepada kerabat-kerabat kami tentang kedatangan sang penerus. Seseorang yang ditakdirkan untuk memimpin ras iblis menuju kejayaanya. Dan orang itu adalah Tuan," kata Mikaela.

"Kau mengatakan hal seperti itu lagi, setelah sekian lama aku tidak mendengarnya." Mavis terkekeh saat Mikaela menyebut dirinya seorang yang ditakdirkan untuk memimpin ras iblis.

"Baiklah, sudah kuputuskan. Setelah acara penyambutan akademi Lynford selesai dan keadaan kembali membaik. Mari kita pergi mengunjungi tempat persembunyian ras iblis, bagaimanapun Flint dan Ezekiel adalah orang-orangku."

"Di sini aku akan mengatakan kepada kalian. Meski nantinya mereka adalah iblis seperti kalian, jika aku menemukan mereka bertindak tidak baik kepada Flint dan Ezekiel, aku tidak akan tinggal diam. Kalian mengerti?" kata Mavis dengan serius diwajahnya.

"Dimengerti."

"Tuan harap tenang. Aku sendiri lebih dari cukup untuk mengurus mereka jika Tuan menginginkannya," kata Bintang. Seperti biasanya, sifat dia tidaklah berubah meski sudah berubah menjadi makhluk panggilan. Dia masih sangatlah sombong.

I'M THE NECROMANCER KINGTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon