Chapter 28 : Hadiah Selir Juleaha

58 7 0
                                    

Setibanya Mavis dan kelompoknya di luar mansion milik sang raja, mereka langsung disambut oleh barisan para penjaga dan juga pelayan. Mereka datang untuk menghentikan Mavis. Itu karena kelompok yang dibawa Mavis terpaksa harus berpisah untuk mengikuti pesta makan di ruangan khusus bersama para bangsawan yang diundang. Mavis pun tidak begitu keberatan, jadi sebelum mereka berpisah Mavis membisikan lagi kepada kelompoknya itu agar tidak terlihat mencolok dan jangan membuat keributan.

"Baik, Tuan dapat mengandalkan aku. Lihat saja nanti jika Ozzi berani berbuat onar, aku akan memasukan kotoran hewan ke dalam mulutnya itu," kata Bintang.

"Sudahlah, kau terlalu berlebihan," kata Bulan dengan wajah datar. Dia pasrah dengan tingkah adiknya itu.

"Kau... !" Ozzi mendengus.

Akhirnya mereka selesai berdiskusi. Para penjaga dan pelayan pun terbagi menjadi dua untuk mengantar Mavis dan kelompoknya ke tempat yang berbeda. Ini kali pertamanya Mavis mengunjungi kediaman sang raja yang merupakan ayahnya di dunia ini. Sungguh, betapa anehnya saat perasaan yang dimiliki pemilik tubuh sebelumnya muncul dan membuat Mavis jatuh dalam sukacita. Kenangan-kenangan indah yang pernah terukir perlahan mendatangi Mavis dan membuat dirinya semakin penasaran dengan sosok ayahnya itu.

Tak lama, sampailah Mavis di sebuah ruangan yang megah. Seorang anak kecil menoleh ke arah Mavis dan mulai berlarian. Sekilas Mavis melihat ke dalam ruangan itu dan mendapati ada beberapa pelayan dan penjaga tengah berdiri di tepi sudut ruangan. Itu juga ada Darius di sana.

"Tuan." Darius memberi salam lewat telepatinya.

Mavis diam-diam mengangguk.

"Tuan, harap berhati-hatilah dengan makanan atau minuman yang telah disiapkan untukmu. Sebelum Tuanku datang, Selir Juleaha membisikan salah satu pelayan yang bertugas membawakan makanan dan menginstruksikan sesuatu.

"Ya, kerja bagus Darius," balas Mavis dalam telepatinya.

"Kak!"

"Kak Asta!"

Selia berteriak dan datang memeluk kaki Mavis dengan senyuman di wajah. Anak itu seperti biasanya, selalu membuat Mavis bahagia setiap kali melihatnya.

"Aiyo, adik kecil!" Mavis tertawa dan mengangkat adiknya itu, kemudian berjalan menuju kursi yang masih kosong.

"Pangeran Asta, aku senang bisa melihatmu lagi," kata seorang wanita.

"Senang melihatmu juga," kata Mavis.

Mavis mengedarkan pandangannya dan menerka siapa yang sedang berbicara kepadanya itu. Dan dia mengetahui selanjutnya kalau wanita yang berbicara padanya itu adalah Selir Kumaila. Mavis yang awalnya menyangka dia orang yang baik, tapi setelah dia menelusuri dalam ingatannya ternyata selir itu penuh dengan kelicikan, dia tidak ada bedanya dengan si jalang Selir Juleaha!

Kedua wanita itu kini tersenyum kepada Mavis dengan penuh kepalsuan. Hanya satu yang untungnya membuat Mavis cukup lega, karena pada saat dia bergeser kesebelahnya dia mendapati Selir Olivia yang benar-benar bersukacita dengan kedatangannya.

"Selia, kembali ke tempatmu. Jangan ganggu kakakmu yang ingin makan," kata Selir Olivia dengan wajahnya yang hangat.

"Aku ingin makan dengan Kakak!" Bocah itu mendengus dan melipat tangannya.

"Ada apa dengan mereka ini."

"Dia pikir ini di mana."

Beberapa anak pria lain saling mencibir dan tertawa kepada tingkah Selia yang manja terhadap Mavis. Mereka adalah anak dari para jalang Kumaila dan Juleaha. Dari yang paling ujung bernama Thomas, di sisi kirinya ada Bernard, dan kemudian di sampingnya ada Randall. Ketiganya adalah saudara laki-laki yang memusuhi pangeran Asta.

"Yo, kalian bertiga." Dia melempar senyuman kepada ketiganya.

Kemudian melirik ke arah lain yang di mana seorang wanita berpakaian seragam ikut dalam acara makan malam ini. Dia adalah Kayle, adik dari Ratu Lilian. Saat ini wanita itu tersenyum kepadanya.

Sang raja yang melihat semuanya sudah bergabung akhirnya angkat suara, "Baiklah, karena semuanya sudah hadir, mari kita mulai makan malam ini."

"Dan Selia, ikuti apa yang ibumu katakan. Ayo, jangan ganggu kakakmu."

"Iya, Ayah."

Sang Raja tertawa saat melihat Selia memasang wajah cemberut saat berpindah tempat. Akan tetapi dia segera tenang dan mulai menyantap, makannya dengan perlahan.

Suasana tenang untuk beberapa waktu, dan sampailah di tengah waktu makan, Selir Juleaha berkata, "Karena Pangeran Asta sudah terbebas dari hukuman, aku telah menyediakan hadiah khusus untukmu."

"Pelayan." Dia mengangkat tangan dan seorang pelayan datang membawakan sebuah botol yang berisikan coklat.

"Coklat ini berasal dari kerjaaan Morargo, aku membelinya khusus untukmu, Pangeran," lanjut Selir Juleaha.

"Terimakasih." Mavis tersenyum membalas wanita siluman itu.

"Mari kita bermain di sini jika memang itu yang kau mau." Mavis membatin dalam dirinya.

Karena selir itu sudah repot-repot mengajaknya bermain, maka Mavis harus lebih sopan menerimanya dengan senang hati. Dan sekarang adalah giliran dia. Harap sang selir melihatnya baik-baik.

"Kau sungguh murah hati sekali, Selir Juleaha. Bahkan kau memberikanku satu-satunya coklat paling berharga ini dan tidak membaginya terlebih dulu dengan saudaraku Bernard, Thomas, dan Randall," kata Mavis.

Blakk...

Seseorang menghentakan meja dengan gelasnya. Kemudian dengan darah yang naik ke otak dia berkata, "Ya, mengapa ibu tidak memberikan itu kepada anakmu lebih dulu! Dan malah memberikan itu pada dia!" Orang itu adalah Pangeran Bernard, dia berkata sambil menggertakan gigi.

"Ya, seharusnya kau membaginya kepada kami, Asta," kata Pangeran Randall.

"Aku juga."

"Oh? Aku dengan senang hati akan membagikannya dengan kalian," kata Mavis dengan senyum jahat. Kemudian dia melirik ke arah selir Juleaha dan menangkap pemandangan raut wajah gelisah.

"Tapi... itu jika Selir Juleaha memperbolrhkannya. Lain aku takut tidak menghargai pemberiannya."

"Tidak!" Selir Juleaha tiba-tiba berteriak dan bangkit dari kursinya. Namun, dia cepay-cepat mencoba tenang kembali dan duduk.

"Ada apa denganmu?" Sang Raja mengerutkan kening.

"Biarkan anak-anak itu berbagi. Bukankah akan lebih baik?"

"Itu benar Yang Mulia. Akan tetapi itu khusus untuk Pangeran Asta. Sementara untuk yang lainnya aku sudah menyiapkan itu di belakang."

"Baiklah, kalau begitu Asta kau dapat menyimpannya untuk dirimu sendiri. Dan untuk yang lainnya, kalian akan mendapatkannya segera," kata Sang Raja.

"Tentu Yang Mulia, jika Selir Juleaha memaksa," kata Mavis.

I'M THE NECROMANCER KINGWhere stories live. Discover now