Chapter 34 : Raja Goblin

52 9 0
                                    

Dalam keheningan sekelompok orang dari kekaisaran memandangi kelompok lainnya yang datang menunggangi kuda. Mereka linglung dan gemetar untuk beberapa saat karena aura kuat yang sengaja ditampilkan kelompok itu.

"K-kalian siapa?" Salah seorang prajurit dari kekaisaran bertanya sambil mengarahkan pedangnya dan bersiaga.

Mereka tidak menjawab. Setelah Akio menyarungkan pedangnya, dia segera beranjak mendekati Mavis dan menjelaskan segala sesuatunya termasuk informasi keberadaan kelompok dari kekaisaran. Dia berbicara dengan suara pelan.

"Jadi begitu."

Mavis turun dari kudanya dan berjalan mendekati pangeran dari kekaisaran. Kemudian dia tersenyum dan menyapa, "Senang bertemu denganmu."

Selanjutnya dia berdiri memandangi pangeran dari kekaisaran itu dengan tangan di belakang. Mavis melihat orang yang ada di hadapannya ini memang sepertinya seorang pangeran.

"Nak, meski kelompok kalian telah menyelamatkan kami, tolong bersikaplah lebih sopan. Kau sedang berbicara dengan seorang pangeran kekaisaran!" Salah seorang prajurit mengerutkan kening.

"Tak apa," kata sang pangeran kekaisaran mengangkat tangan seraya menyuruh antek-anteknya untuk diam.

"Senang bertemu denganmu, juga. Perkenalkan, aku Julius Draco, pangeran dari kekaisaran Menara Kembar. Kami mengucapkan terimakasih dan aku secara pribadi mewakili kekaisaran berhutang budi dengan kelompok kalian."

Mavis mengangguk.

"Aku Asta Dixon, dari kerajaan Sriwijaya. Dan mereka kelompokku, Samantha, Ozzi, Bulan, Bintang, Giraldo, dan wanita yang membawa pedang di sana Akio," kata Mavis.

"Dixon?" Julius bertanya-tanya dalam hati, dia merasa tidak asing dengan akhiran nama itu, tetapi dia tidak ingat.

"Tentu saja kalian bukan dari kekaisaran Menara Kembar. Karena tidak ada orang dari kekaisaran yang mungkin datang ke dungeon ini kecuali tim ekspedisi. Kekaisaran telah memberi pengumuman publik untuk melarang siapapun termasuk petualang untuk datang selama tim ekspedisi sedang berusaha menghapus dungeon ini."

"Benar saja, jadi itu alasannya." Mavis jadi mengerti maksud dari para prajurit yang menjaga di luar tadi.

Sepertinya hubungan kekaisaran Menara Kembar tidak baik dengan para petualang. Itu terbukti dengan tidak diikut sertakan para petualang dalam operasi ini. Padahal para petualang mempunyai kekuatan yang lebih mampu jika dibanding prajurit biasa.

"Lalu, apa yang terjadi dengan kalian? Menurut informasi yang kelompok kami dapatkan pasukan yang dikerahkan bukankah berjumlah lebih dari cukup untuk menghapus dungeon ini?"

"Awalnya kami pikir demikian." Julius berubah pucat dan wajahnya menjadi jelek. "Entah mengapa sesuatu yang tidak diharapkan muncul. Salah satu dari kawanan goblin itu ada yang bermutasi dan memiliki kecerdasan. Goblin itu menjadi pemimpin dungeon dan mengatur kawanan goblin. Kami berhasil melarikan diri sampai sejauh ini berkat pengorbanan beberapa prajurit link depan, akan tetapi para goblin itu dengan cepat mengejar kelompok kami."

"Raja goblin? Para goblin itu memiliki kemampuan bermutasi?" Mavis baru mengetahui para monster dari dalam dungeon bisa mengalami mutasi.

"Kalau begitu aku ingin tahu apakah kelompok kalian bersedia bergabung dengan kami untuk kembali melapor? Bagaimanapun kekaisaran akan memberi kelompok kalian hadiah karena telah menolong kami."

"Mari kita berpisah di sini, kami masih memiliki urusan lain di dungeon ini," kata Mavis.

"Kau... apa kau tidak dengar pangeran bilang apa? Goblin itu bermutasi dan sudah memiliki kecerdasan! Kau terlalu sombong dan lihat jika kau terus masuk ke dalam, kau akan melihat setumpukan mayat para prajurit kami yang dibantai sadis oleh kawanan goblin itu! Bahkan jika kau tau bagaimana mengerikannya wujud raja goblin itu...."

"Tolong jangan terlalu diambil hati perkataanya barusan, itu karena kami telah kehilangan banyak teman dan saudara dalam ekspedisi ini," kata Julius.

Mavis mengangguk, masih menebar senyum dan tidak mengambil pusing perkataan prajurit itu.

"Terimakasih karena telah memberitahu kami. Akan tetapi kami akan tetap melanjutkan. Kalian harap tenang, kelompok kami bukanlah kelompok yang mudah ditindas. Kami dapat menjaga diri kami sendiri," kata Mavis.

"Kalau begitu kami berpisah di sini."

Mavis kembali menaiki kuda, disusul para pengikutnya dan melanjutkan memasuki dungeon itu. Sementara sekelompok orang dari kekaisaran yang melihat kepergian kelompok Mavis mengumpat di barisan belakang.

"Bukankah mereka terlalu sombong? Bahkan Pangeran sudah bermurah hati mengundang mereka dan menyiapkan hadiah! Betapa bodohnya."

"Mereka hanya mencari kematian! Kalian jelas berada di sana dan melihat saat teman kita satu persatu dibantai! Raja goblin itu terlalu kuat! Aku saja hampir membasahi celanaku saat melarikan diri!"

"Bagaimana Pangeran? Apa tidak sebaiknya kita menyusul dan membantu mereka melarikan diri?"

Tak disangka salah seorang prajurit wanita berwajah polos ada di antara mereka dan berbicara dengan ragu.

"Kau ini bicara apa Youlan! Apa kau sengaja mau membuat Pangeran terbunuh di tangan goblin itu?"

"Tapi...."

"Mari kita kembali dan melaporkan kepada kekaisaran. Kami akan datang kembali ke dungeon ini dengan persiapan yang cukup," kata Julius.

"Itu akan sangat terlambat, mereka pasti sudah mati terbunuh!"

"Kau harap tenang, Youlan. Apa kau tidak lihat betapa hebat kemampuan wanita berpedang tadi? Mereka bukanlah kelompok petualang biasa. Melihat dari kemampuannya, setidaknya itu berada pada ranah petualang berlencana merah," kata Julius.

"Mungkinkah..."

"Ya, kalian jelas tau betapa kuatnya seorang petualang yang mempunyai lencana merah. Kekaisaran Menara Kembar saja hanya memiliki satu. Dan mereka telah mengatakan datang dari wilayah kerajaan Sriwijaya yang merupakan kerajaan besar tingkat tiga. Itu tidak bisa dibandingkan dengan kekaisaran kami," kata Julius.

Merekapun terdiam dan memikirkan dalam-dalam perkataan sang pangeran. Beberapa di antara mereka bahkan menyumpahi diri sendiri karena telah bertindak kurang sopan kepada tokoh kuat yang bahkan telah menyelamatkan hidup mereka itu.

"Aku pasti sudah gila!"

"Aku pantas mati!"

I'M THE NECROMANCER KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang