Chapter 26 : Menuju Dungeon Dekat Menara Kembar

61 9 0
                                    

Berakhirnya sesi perjamuan teh yang diadakan di kantor ketua guild petualang, Mavis menyatakan untuk undur diri. Dia keluar diikuti dengan para pelayannya dan turun kembali ke lantai satu dengan menaiki tangga bergerak. Itu masih menjadi hal yang membuat hati Mavis bahagia, pasalnya sesuatu menakjubkan seperti tangga berjalan yang di gerakan dengan sihir para petugas itu sangatlah keren.

"Tuan, Lihat! Mereka berada di bawah." Samantha menunjuk ke arah salah satu sudut yang mana terdapat dua orang yang terlihat seperti sepasang kekasih.

Setibanya mereka di bawah, kelompok Mavis bergerak ke arah mereka dan menyapa. "Akhirnya aku menemukan kalian."

Kedua orang itu segera mengenali suara yang menenangkan datang dari arah samping. Dan mereka pun menoleh, lalu terkejut.

"Tuan!"

"Tuan."

Keduanya menunduk seakan memberikan penghormatan dengan kedatangan Mavis. Namun, seperti biasa itu bukanlah yang Mavis harapkan. Dia tidak suka dengan tindakan mereka yang begitu berlebihan, terlebih ketika sedang dihadapan publik.

Mavis pun segera menyuruh keduanya kembali untuk duduk dan mereka yang baru datang ikut mengambil posisinya. Kemudian Mavis mulai berbincang maksud dari kunjungannya kali ini untuk memberikan instruksi kepada Bulan dan Bintang. Bahwa dia akan menjelajahi dungeon untuk meningkatkan level dan kemampuannya mulai besok hari.

Mereka akan berangkat dengan tujuh orang anggota. Dengan Mavis itu sendiri, Samantha, Ozzi, Akio, Giraldo, Bulan, dan Bintang. Kemudian ada tambahan beberapa permintaan dari Mavis untuk mencari beberapa petualang yang telah menjadi bawahan Bukan dan Bintang.

"Apakah para petualang yang kamu kumpulkan itu dapat menjaga rahasia dan juga dapat dipercaya?" kata Mavis.

"Tuan harap bersantai, aku sudah menaruh kutukan sabit kepada mereka semua, itu menjadi jaminan mereka akan setia kepada Tuanku. Dan juga mereka hanyalah anak-anak yang tinggal dekat tempat pembuangan, mereka sangat berhutang budi karena telah diberikan kesempatan untuk hidup layak seperti manusia normalnya," kata Bulan.

"Ya Tuan, mereka sangat penurut. Asalkan mereka dipelihara dan diberi makan dengan benar, itu akan menjadi peliharaan tang sempurna," kata Bintang dengan ekspresi sadis di wajahnya.

"Maaf Tuan, aku terlalu bersemangat." Bintang mencoba kembali pada kesadarannya.

"Kalian berdua, apakah kalian mengambil misi guild petualang?"

"Ya, kami telah menyelesaikan beberapa," kata Bintang.

"Bagaimana cara kalian mengambil misi itu?" Mavis penasaran bagaimana cara mereka bisa mengambil sebuah misi jika lencana yang mereka punya saja tidak mungkin dipakai pada masa ini.

"Tuan harap tenang, kami sudah mengantisipasi itu dengan mendaftarkan diri sebagai petualang baru," kata Bulan.

"Kerja bagus!" Mavis tersenyum.

"Terimakasih Tuan, atas pujiannya."

"Terimakasih Tuan. Harap Tuan mengandalkan kami untuk segala sesuatu yang Tuan butuhkan kedepannya. Setidaknya walaupun kami tidak memiliki otot-otot besar seperti yang lainnya, kami memiliki kepintaran yang berada di atas rata-rata," kata Bintang sambil terkekeh saat melirik ke arah Giraldo dan juga Ozzi.

Itu jelas membuat amarah Ozzi tersulut, dan juga Giraldo mendengus karena kesal. Hanya saja karena tuannya itu ikut tertawa, mereka berdua mulai meredakan amarahnya dan mulai merasa itu tidaklah begitu buruk jika bisa membuat tuannya tertawa.

"Tuan, mengenai dungeon yang ingin Tuanku masuki, dungeon manakah itu?" kata Akio.

"Aku hampir lupa dengan itu! Terimakasih karena telah mengingatkanku." Mavis tersadar akan kebiasaanya lupa akan detail yang sangat penting. "Apakah kamu tahu dungeon apa saja yang berada dekat dari sini dan tidak terlalu berat untuk dimasuki?"

"Tuan, kami sudah memasuki dungeon tingkat macan di dekat kerajaan Yuan. Akan tetapi aku tidak menemukan keberadaan madu Kamojia seperti yang Tuanku inginkan. Kami sudah menanyakan langsung dengan ratu elf yang mendiami tempat itu dan kami sudah mengkonfirmasi kebebenarannya. Oleh karena itu sebelumnya kami berencana akan memasuki dungeon lainnya yang berada jauh di utara dan dekat dengan kekaisaran Menara Kembar. Jika Tuan tidak keberatan."

"Aku cukup terkejut kalian sampai berbicara langsung dengan ratu elf itu. Dan aku setuju untuk pergi ke dungeon lain yang berada di dekat kerajaan Menara Kembar. Ku berharap perjalanan ini dapat membuahkan hasil yang baik. Disamping aku menaikan level, aku mungkin mendapatkan madu dari Bunga Kamojia yang dibutuhkan untuk penawar Sang ratu," kata Mavis.

Samantha ingin mengatakan sesuatu tetapi itu tertahan di mulutnya.

Mavis yang tak sadar melihat gelagat itu, segera berkata, "Apa kau ingin mengatakan sesuatu, Samantha?"

Wanita itu ragu untuk sejenak. Namun, dihadapkan dengan tatapan tuannya itu, dia tidak bisa menutupi hal yang begitu jelas dia pikirkan.

"Sebenarnya aku memiliki alternatif lain untuk menyembuhkan penyakit dari sang ratu. Itu mungkin bisa disembuhkan Oleh Lily," kata Samantha.

"Lily?" Mavis tidak tahu Samantha sedang merujuk kepada siapa itu.

"Lily adalah salah satu dari kami yang dulu memilih hidup berdampingan dengan manusia sembari mencari informasi tentang segala hal yang berhubungan selepas perang saat itu. Akan tetapi, semenjak kami berhenti untuk memasuki dungeon-dungeon, Lily dan beberapa anggota lainnya yang tersebar tidak ada kabar dan menghilang begitu saja. Aku pun mencoba mencari tahu tentang hal itu, dan aku menemukan sesuatu kenyataan pahit bahwa mereka memilih kembali ke pemukiman para iblis. Mungkin mereka sudah menyerah dan kecewa," kata Samantha.

"Benar, dua puluh satu orang?"

"Ya Tuan," kata Samantha.

"Aku berharap Flint dan Ezekiel berhasil mengumpulkan mereka kembali untuk melayani Tuanku," kata Bintang.

"Jika tidak, aku akan datang untuk memenggal kepala para pengkhianat itu dan menguliti mereka satu persatu," lanjutnya.

"Kuharap demikian," kata Mavis.

Malam pun akan datang dan kelompok itu membubarkan pembicaraan singkat mereka. Mavis kembali dengan pengikutnya itu dan kini ditambah Bulan dan Bintang ada pada barisan. Mereka semua masih menggunakan setelan hitam tertutup, persis seperti sekumpulan sekte sesat yang mana Mavis adalah pemimpinnya karena berjalan di barisan paling depan.

Dalam hati Mavis sangatlah malu, meski dia sendiri juga menggunakan pakaian tertutup dengan jubah hitam itu.

"Samantha, bisa kau jelaskan apakah dulu kalian selalu berpenampilan tertutup seperti ini? Apakah orang-orang terdahulu melihat kalian seperti ini dengan cara yang tidak aneh?" kata Mavis di tengah perjalanannya.

"Itu persis seperti sekarang Tuan. Hanya saja saat kelompok kami bertemu dengan orang-orang yang berkepentingan kami selalu menggunakan sihir ilusi. Sehingga saat kita melepas setelan ini orang-orang akan melihat bentuk kami dengan cara yang berbeda, dan tampak seperti manusia biasa," kata Samantha.

"Jadi, ada tiga cara sebenarnya?"

"Ya Tuan, mungkin Mikaela lupa mengatakan satu hal itu sebelumnya. Terlepas dari dua cara yang sudah pernah dikatakan Mikaela, salah satu anggota kami terdahulu bisa menerapkan sihir pengalihan. Itu cukup efektif mengecoh indra pengelihatan manusia."

"Jadi begitu."

Mavis sangat menyayangkan dengan kemampuan-kemampuan unik yang sangat berguna itu tidak ada dalam genggamannya sekarang. Jika saja para anggota itu berkumpul bersama, segala masalah yang membuat kepalanya sakit pasti dapat terselesaikan dengan mudah!

I'M THE NECROMANCER KINGWhere stories live. Discover now