Chapter 38 : Tunduk Padaku Atau Mati

53 8 0
                                    

Kekuatan Mavis telah mencapai ranah baru yang memungkinkannya untuk membangkitkan Mikaela. Proses itu berjalan cukup lama, tidak seperti saat dia membangkitkan Buster dan Darius. Entah mengapa meski dia sudah merasa cukup kuat dengan levelnya saat ini, dia masih menemui kegagalan yang pertama. Beruntung pada percobaan yang kedua, dia berhasil memusatkan pikirannya lebih dalam dan berkonsentrasi agar itu berhasil. Mikaela pun terbangun, dengan aura barunya yang khas kematian, wujudnya mengambil bentuk hampir seperti sebelumnya, hanya saja tanduk iblis miliknya itu telah hilang. Tubuhnya pun kini terbuat dari gas hitam yang pekat, mereka menjadi makhluk abadi dan tidak bisa dikalahkan selama Mavis masih hidup dan membangkitkan mereka.

Kini Mikaela telah sepenuhnya bergabung dalam bayangan, seperti halnya Buster dan Darius, dia bisa berubah menjadi gas hitam dan bisa menyatu dengan bayangan sang pangeran.

"Terimakasih Tuan." Mikaela memperlihatkan wajah teramat senang kepada Mavis. Sementara itu, para iblis yang hadir ikut bersukacita sekaligus iri.

Mavis membuka panel status dan melihat informasi dirinya. Setelah itu dia membuka jendela data Mikaela.

[Sistem : menampilkan data untuk pengguna sistem]

Nama : Asta
Ras : Manusia
Level : 16
Job : Necromancer, Penyihir Spirit Bumi
Gelar : Pengguna Sistem, Seorang Yang Pertama
Kemampuan : Mengekstrak bangkai (3/15), Kutukan Ular Karaka, Hentakan bumi, Peningkatan tubuh, Rantai jiwa, Kontrak darah.

[Sistem : menampilkan data untuk Mikaela]

Nama : Mikaela
Ras : Iblis
Grade : A
Level : 1
Kemampuan : Kekuatan destruktif, Anti ilusi
Keterangan : Mikaela adalah makhluk panggilan yang diekstrak oleh Asta dari bangkai ras iblis, memiliki kemampuan destruktif, semakin banyak mengalami pertempuran semakin kuat kekuatan penghancurnya. Mikaela kebal dengan serangan jenis ilusi. Masih dapat berkembang.

"Benar saja, dia bahkan empat tingkat di atas Buster!" Mavis berbicara sendiri sambil melihat-lihat pada jendela sistem apa saja yang telah meningkat sejauh ini.

Sementara itu, yang lainnya sibuk membersihkan sisa-sisa mayat para goblin dan pasukan kekaisaran yang berserakan di jalanan. Mavis memberikan instruksi kepada mereka untuk membersihkan jalanan dan membakar semua jasad itu kecuali jasad raja goblin. Samantha menjadi pengecualian, setelah mengetahui bahwa masih ada beberapa goblin yang bersembunyi di tempat itu, Mavis menyuruh dia untuk mengumpulkannya di luar.

"Tuan, kami sudah siap," kata Ozzi.

Dengan pedangnya yang sudah berkobar api, Ozzi menatap setumpukan gunung besar jasad campuran goblin dan manusia. Itu benar-benar tragis, seperti sedang melihat tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir.

"Tuan, Aku sudah membawa mereka," kata Samantha.

Mavis membalik badannya dan melihat puluhan goblin yang terdiri dari wanita dan anak-anak, mereka berpegangan satu sama lain, gemetar dan ketakutan. Saat ini Samantha dengan tenang berada di depan mereka.

"Di sini aku menawarkan dua pilihan kepada kalian. Tunduk kepadaku atau mati seperti mereka," kata Mavis. Kemudian dengan lambaian tangan sebagai isyarat, Ozzi langsung mengirimkan sambaran api dari pedangnya terus menerus sampai semua jasad itu terbakar dan musnah.

"Gaaa..!! Lebih baik aku mati.. gaa...!!" Seorang goblin wanita meraung marah saat melihat sang pasangan yang terbakar di hadapan matanya.

"Baiklah, kamu bisa mendapatkannya," kata Mavis.

Seolah Bintang terhubung dengan pikiran tuannya, dia segera melesat dan mengambil serangan fatal ke arah leher goblin wanita itu, sayatan mematikan. Segera darah mengalir bercucuran dan tubuh wanita itu jatuh ke tanah dengan kedua tangan memegangi leher.

Bintang yang sudah berdiri di belakang Mavis membersihkan pisau kesayangannya itu dengan lidahnya. Adegan itu persis seperti seorang psikopat! Untungnya Mavis tidak melihat ke arah belakang.

"Aku masih memberi waktu untuk kalian membuat pilihan. Sementara itu...."

"Bawakan goblin itu." Mavis menoleh ke arah Bintang dan menyuruh membawakan jasad raja goblin.

Tak membutuhkan waktu lama, jasad itu sudah berada di hadapan Mavis. Di sisi lain para goblin yang melihat raja goblin terkapar dan tak sadarkan diri menjadi sangat emosional. Mereka bersedih atas kehilangan pemimpin yang mereka hormati. Bagaimana pun Mavis tidak memperdulikannya, dia mulai memfokuskan diri dan mulai mempersiapkan ritual kebangkitan.

Matanya terpejam, seperti hal biasanya gas hitam mulai muncul di sekeliling bangkai raja goblin dan terus meluap hingga menelannya di dalam. Angin berputar bercampur dengan gas hitam pekat. Setelah segalanya terlihat jelas lagi, mereka para goblin bingung sekaligus takjub! Mereka terbelalak melihat sosok yang sebelumnya sudah tidak bernapas itu kembali berdiri.

"Tuan."

Raja goblin itu segera mengambil posisi hormat setengah bersujud. Dia tampak tenang menunduk di hadapan Mavis dan tidak ada jejak sombong dari sosok seorang penguasa.

"Bangunlah."

"Terimakasih Tuanku." Raja goblin itu dengan penuh sukacita menatap Mavis penuh dengan keagungan. Dia tampak sangat fanatik persis seperti Buster yang memuja Mavis.

"Mulai sekarang namamu adalah Ivar, pemimpin pasukan para goblin." Mavis berbicara dengan sombong dan mengedarkan pandangannya ke arah sekumpulan goblin.

Kemudian dia melanjutkan, "Sekarang, kalian berada dalam perlindunganku. Kalian harus mengikuti apa yang diperintahkan Ivar. Siapapun yang memberontak, kalian bisa menebak apa yang akan terjadi."

I'M THE NECROMANCER KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang