Chapter 19 : Dia Hanya Mencari Kematian

83 9 0
                                    

Hanya satu tempat yang terpikirkan oleh Mavis saat membawa Mikaela dan yang lainnya pergi. Dia mengunjungi bar milik seorang pria bernama Hammer. Bar yang terletak di pinggiran ibu kota, dan jaraknya tidak jauh dari pasar. Itu terlihat ramai setiap harinya karena selalu dipenuhi para petualang yang keluar dan masuk bar.

Para petualang biasanya datang untuk beristirahat setelah menyelesaikan misi ataupun sekedar berbincang-bincang dengan sesama petualang. Mengingat jarak bar itu dengan guild petualang tidaklah jauh, mereka berpikir lebih baik beristirahat di bar daripada pergi jauh kembali ke rumah masing-masing.

Mereka mengaku itu lebih efisien bagi mereka jika pada saat pergi melakukan sebuah misi. Setelah misi itu selesai mereka bisa beristirahat di bar. Dan ketika energi mereka telah pulih, mereka bisa pergi lagi untuk menyelesaikan misi selanjutnya.

Gambaran itu Mavis dapat dari penjelasan Mikaela di sepanjang perjalanan. Awalnya dia bertanya tentang bar itu, dan Mikaela menjelaskan semua informasi yang dia tau.

Bagaimanapun juga Mikaela sudah lama hidup berdampingan dengan manusia di tempat ini. Bahkan jika Mavis menanyakan tentang sejarah awal dibentuknya kerajaan ini, Mikaela sanggup untuk menjawabnya.

"Aku hanya sedikit penasaran, mengapa kamu bisa tau banyak tentang guild itu? Yah, meski kamu sudah hidup lama, akan sangat aneh jika kamu tau tentang segala sesuatunya."

"Kecuali, jika kamu sering datang ke tempat itu," kata Mavis.

"Ya Tuan, aku beberapa kali mengunjungi tempat itu untuk mencari informasi dari para petualang."

Sampai setibanya di depan bar itu, Mavis melangkah masuk dan langsung disambut ramah oleh si pemilik bar.

"Oh, kau datang lagi. Itu bagus!" Hammer melempar senyuman kepada Mavis. Itu sangat hangat dan membuat Mavis merasa seperti telah kembali ke rumahnya.

Meski baru sebentar Mavis mengenal sosok Hammer, dia merasa sangat cocok setiap kali mengobrol dengan paman itu.

"Apakah Tuan mengenal manusia itu?" Mikaela bertanya setelah dia menarik salah satu kursi dan mempersilahkan Mavis untuk duduk di kursi itu.

"Ya, aku kenal dia."

Setelah mengambil posisi duduk, Mavis merasa sesuatu ada yang aneh dan segera melihat ke arah belakangnya. Dan benar saja pata pelayannya itu hanya diam mematung di belakang Mavis dan mengambil jarak darinya.

"Sedang apa kalian semua di sana? Cepat duduk di kursi kalian," kata Mavis dengan wajah frustasi.

"Kalian ini sadar atau tidak? Lihat, kalian sudah menarik banyak perhatian!" batin Mavis. Dia mengedarkan pandangannya ke arah para pengunjung yang kini terfokus membicarakan Mavis dan lainnya.

Dengan cepat seakan menuruti perintah tuannya, Mikaela, Samantha, Sera, Ozzi, dan Akio kini sudah mengambil posisi duduk. Namun, satu sosok masih berdiri di tempatnya tanpa bersuara.

"Ada apa? Mengapa kamu masih berdiam di situ?"

"Maaf Tuan, aku tidak bisa," kata Giraldo dengan malu-malu.

Mavis mengerutkan kening. Apa dia terlalu kasar sebelumnya?

"Tuan, dengan tubuhnya yang besar seperti itu, tidak mungkin baginya duduk di kursi itu," kata Mikaela.

Mavis refleks tidak bisa menahan untuk tidak tertawa, tapi kemudian dia buru-buru tenang kembali.

"Maaf," kata Mavis. Dalam hatinya dia masih menertawakan Giraldo. Memang dia telah melupakan fakta tentang tubuh Giraldo yang sangat besar, kursi itu tidak akan kuat bila dia mendudukinya.

I'M THE NECROMANCER KINGWhere stories live. Discover now