Chapter 3 : Sebuah Konspirasi

150 15 1
                                    

"Jadi, kalian pelayan pengganti itu? Bibi Rose telah mengatakannya padaku kemarin."

Bibi Rose itu orang yang baik. Dia adalah pelayan yang mengasuh pangeran sejak kecil. Dia selalu menyayangi pangeran meski prilakunya yang buruk.

Marrie yang masih sedikit gugup menjawab, "Ya, pangeran."

"Apa kalian bisa membantuku untuk suatu hal?" kata Mavis

"Pangeran dapat mengatakannya, pelayan ini akan membantu sesuai keinginan Pangeran jika memungkinkan."

"Bagus." Mavis menyeka mulutnya selepas menghabiskan hidangan terakhir yang telah disiapkan kedua pelayan itu.

Kemudian, ia mulai mengatakan maksud dari tujuannya untuk meminta bantuan kepada kedua saudara itu untuk mencari informasi tentang keadaan sang ratu saat ini. Juga, ia membutuhkan sebuah peta lengkap kerajaan.

"Untuk mengingatkan kembali, lakukan secara rahasia."

"Serahkan tugas mendapatkan peta kerajaan padaku, aku ahli dalam hal ini." Sasha mengangkat tangannya.

"Baik, untuk peta kuserahkan bagian ini untukmu. Kamu Sasha, benar?"

"Ya, Pangeran. Kamu bisa memanggilku Sasha."

"Baik-baik saja maka, aku akan mengandalkanmu untuk itu. Sementara informasi tentang ibuku aku serahkan pada kakakmu Marrie," kata Mavis.

Keduanya menerima permintaan Mavis. Setelah tidak ada yang dibicarakan, kedua pelayan itu meminta izin pangeran untuk kembali.

Pintu tertutup dan kedua bersaudara itu pergi meninggalkan kamar. Tak lama kemudian, pintu kamar Mavis tiba-tiba diketuk lagi.

"Ma-"

Belum selesai Mavis mempersilahkan masuk, orang itu langsung masuk ke dalam kamarnya.

"Kakak!"

Suara seorang anak kecil terdengar semakin dekat menuju Mavis. Anak itu terus berteriak memanggil-manggil kakaknya.

"Kakak, ayo main dengan Seli. Sudah beberapa hari ini kakak tidak datang ketempat Seli. Apa kakak sudah tidak menyayangi Seli?" Wajah anak itu semakin jelek dan matanya mulai berkaca-kaca.

Anak kecil itu bernama Selia, adiknya. Dengan menggunakan ingatan dari kenangan pangeran, Seli itu satu-satunya saudara yang dekat dengan dirinya. Ibu kandung Selia adalah selir ketiga yang juga merupakan teman dekat sang ratu, hubungan keduanya sangatlah baik.

"Hei, nona kecil, kakak ini selalu merindukanmu. Hanya saja ayah sedang menghukum kakak ini, jadi aku tidak bisa menemuimu," kata Mavis. Tangannya membelai halus rambut Selia yang terkuncir dua.

"Sungguh?"

Selia menaiki ranjang dan memeluk tubuh Mavis.

"Kakak, kalau begitu Seli juga akan marah pada ayah."

Mavis tertawa geli melihat tingkah polos adik kecilnya itu. Lagipula Selia masih berusia enam tahun, Mavis masih dapat mengerti sikap kekanakannya.

"Apa kau tau? Ayahmu yang kita bicarakan itu adalah seorang raja. Apa kamu tidak takut dihukum karena memusuhi seorang raja? Bukankah itu berlebihan?"

"Ayah yang terlebih dulu melarang kakak untuk menemui Seli! Ayah yang berlebihan!" Anak itu mendengus kesal.

"Jangan menyalahkan ayah, ini karena kakakmu yang sudah melakukan hal buruk sebelumnya. Aku pantas mendapatkannya."

Selia bergeming sesaat, ia berfikir keras untuk menemukan cara agar kakaknya bisa lepas dari hukuman itu. Namun, hal seperti itu akan terlalu sulit dipikirkan oleh anak kecil sepertinya.

I'M THE NECROMANCER KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang