Ingin Berkata Jujur

129 0 0
                                    

Beberapa hari kemudian, Sujata menolak untuk makan karena dia memakan masakan Swara. Sujata juga bingung kenapa Swara belum juga pulang ke rumah. Sanskar ada di kamar Sujata untuk membujuknya makan.

"Ayolah ibu makan. Jika tidak nanti Ibu akan sakit," kata Sanskar.

"Sanskar Ibu ingin memakan masakan Swara. Lagi pula seharusnya dia sudah pulangkan. Tapi kenapa dia belum pulang juga. Jika dia tidak pulang dan memasakan makanan untukku. Aku tidak akan makan," kata Sujata.

"Lalu apa yang harus aku lakukan Bu agar kau mau makan?" tanya Sanskar.

"Kau harus menjemput Swara dan mengajaknya pulang ke rumah. Jika tidak, ibu tidak akan makan," kata Sujata.

"Tapi bagaimana jika dia menolaknya?" tanya Sanskar.

"Mana mungkin dia menolaknya. Lagi pula sekarang ini juga rumahnya. Apa kalian sedang bertengkar jadi kau menanyakan itu. Jika kau sampai tak bisa membawanya pulang. Kau tidak boleh pulang ke rumah," kata Sujata.

"Aku sedang tidak bertengkar dengan Swara. Tapi baiklah, aku akan menjemput Swara. Tapi sekarang Ibu makanlah," kata Sanskar mengambil makanan yang ada di meja lalu memberikan pada ibunya.

"Baiklah. Sekarang kau pergilah," kata Sujata mengambil makanan dari Sanskar.

Sanskar lalu pergi dari sana, tapi sebelum dia pergi dia menatap ibunya sebentar.

"Entah bagaimana caraku membujuk Swara pulang. Karena dia tidak ingin kembali lagi kemari," batin Sanskar menatap ibunya.

Sanskar lalu pergi ke rumah Swara. Sedangkan keluarga Swara mulai curiga dengan hubungan Swara dan Sanskar sedang ada masalah.

"Swara apa kau sedang ada masalah dengan Sanskar atau kau sedang bertengkar dengan Sanskar?" tanya Shekar.

"Kami tidak ada masalah Ayah. Aku hanya ingin tinggal lebih lama disini jadi Sanskar belum juga menjemputku," kata Swara.

"Swara apa kau bahagia menikah dengan Sanskar?" tanya Sharmishta.

"Tentu saja ibu. Dia itu pria yang baik dan juga kita sudah berteman dari kecil. Jadi mana mungkin aku tidak bahagia," kata Swara berbohong karena dia belum siap membicarakan yang sebenarnya pada keluarganya.

"Ibu lega mendengarnya karena ibu kira kau tak bahagia dengan Sanskar," kata Sharmishta.

"Kau benar-benar bahagia dengan Sanskar kan Swara. Kakak merasa selama kau disini kau terlihat sedih," kata Ahaan.

"Kakak aku benar-benar bahagia dan mungkin itu perasaan kakak saja. Aku bahagia kok," kata Swara berbohong dan pura-pura bahagia.

"Swara jika kau tak bahagia dengan Sanskar katakan saja. Ayah tak akan marah padamu dan juga jika kau jujur Ayah lebih suka itu. Dari pada kau menyembunyikan masalahmu dari keluargamu sendiri," kata Shekar membuat Swara ingin mengatakan yang sebenarnya.

"Ayah sebenarnya aku dan Sanskar......," kata Swara terpotong karena bel berbunyi dan itu menandakan ada yang datang.

"Biar aku yang membukanya," kata Ahaan lalu pergi membukakan pintu.

"Swara lanjutkan apa yang ingin kau katakan," kata Shekar.

"Ayah sebenarnya aku dan Sanskar tidak......," kata Swara tepotong.

"Ayah Ibu lihatlah siapa yang datang? Daritadi kita sedang membicarakanmu dan akhirnya kau datang juga Sanskar. Kau pasti ingin menjemput Swara kan," kata Ahaan.

Swara dan Sanskar saling menatap satu sama lain.

"Silahkan duduk Sanskar," kata Shekar.

"Tidak Ayah. Biarkan mereka mengobrol di kamar Swara. Pasti mereka saling merindukan. Jadi biarkan mereka pergi ke kamar," kata Ahaan.

"Kau benar Ahaan. Swara ajaklah Sanskar ke kamar mu. Kita bisa lanjutkan pembicaraan kita lain waktu," kata Shekar.

"Baik Ayah," kata Swara.

Swara berhenti menatap Sanskar lalu berjalan duluan diikuti Sanskar dibelakangnya. Sanskar masih bingung bagaimana cara membujuk Swara agar dia mau pulang. Swara dan Sanskar sampai di kamar. Sanskar langsung menutup pintu kamar dan menguncinya. Swara dan Sanskar lalu duduk di sofa.

"Swara aku ingin kau kembali ke rumahku," kata Sanskar membuat Swara bahagia.

Swara mengira kalau Sanskar sudah menyadari kalau Swara mencintainya. Swara juga mengira kalau Sanskar akan belajar mencintainya.

"Apa yang kau katakan itu benar Sanskar?" kata Swara meyakinkan.

"Iya Swara aku ingin kau kembali ke rumahku," kata Sanskar.

"Baiklah. Aku mau kembali ke rumah mu," kata Swara membuat Sanskar tersenyum bahagia.

"Ternyata Swara masih ingin kembali ke rumah. Jika tidak, entah apa yang akan ku katakan pada ibu," batin Sanskar.

Swara lalu menaruh semua pakaiannya dan juga barang-barang ke dalam koper. Sanskar juga membantu Swara. Setelah selesai mereka menuju ke ruang tamu. Sanskar yang membawakan koper Swara.

"Ayah aku akan pulang bersama Sanskar sekarang," kata Swara.

"Baiklah," kata Shekar.

"Sepertinya ada yang terlihat bahagia nih. Dijemput sama suaminya, padahal tadi enggak bahagia seperti ini," goda Ahaan membuat Swara malu.

"Kakak apa-apaan sih. Enggak jelas deh," kata Swara malu.

"Sudahlah Swara jangan dengarkan kakakmu itu," kata Sharmishta.

Swara memeluk ibunya lalu Ayahnya. Setelah itu Swara dan Sanskar keluar dari rumah. Sanskar menaruh koper Swara di bagasi. Lalu mereka masuk ke dalam mobil.

"Sanskar tolong bantu aku memasang sabuk pengaman," kata Swara.

"Baiklah," kata Sanskar.

Sanskar membantu Swara memasang sabuk pengaman membuat jarak mereka sangat dekat. Swara terus menatap Sanskar tapi Sanskar bersikap biasa-biasa saja. Setelah selesai, Sanskar membenarkan posisinya seperti semula.

"Terima kasih Sanskar," kata Swara.

"Sama-sama Swara," kata Sanskar lalu tersenyum.

Sanskar lalu melajukan mobilnya. Diperjalanan menuju ke rumah Sanskar. Swara terus menatap Sanskar dan dia terlihat sangat bahagia.

ANTARA KAU DAN DIA [ TAMAT ]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant