Pengertian

107 4 1
                                    

Swara dan Laks sampai di rumah sakit bersama dengan Sujata dan juga Maya. Karena Laks sudah menceritakannya pada mereka termasuk pada Ram. Tapi Ram tidak ikut bersama mereka karena dia bilang ada urusan yang sangat penting. Mereka langsung menghampiri Sanskar yang sedang duduk.

"Sanskar kenapa kau diluar? Apa semuanya baik-baik saja?" tanya Laks khawatir.

"Semuanya baik-baik saja dan kabar baiknya Ragini sudah sadar. Dia ingin menemuimu Laks, sekarang masuklah ke dalam," kata Sanskar.

"Baiklah," kata Laks lalu masuk ke dalam ruang ICU.

"Sanskar kau tidak papa kan?" tanya Sujata khawatir.

"Aku tidak papa Kok. Hanya kepalaku saja yang terluka. Yaudah Bu aku pulang dulu," kata Sanskar.

"Swara kau ikutlah pulang bersama Sanskar. Aku takut jika terjadi sesuatu padanya di jalan," kata Sujata.

"Baik Bu," kata Swara.

Swara dan Sanskar lalu pergi dari sana. Sedangkan Sujata dan Maya duduk. Laks merasa sangat bersalah atas kondisi Ragini sekarang. Laks menangis dan melipat kedua tangannya.

"Maafkan aku Ragini karena telah membuatmu dalam kondisi seperti ini. Aku minta maaf karena telah tak percaya padamu. Seharusnya aku mendengarkan pendapatmu dan aku benar-benar bodoh karena telah percaya pada Ayahku. Tolong maafkan aku Ragini," kata Laks.

"Aku memaafkanmu Laks. Sudahlah jangan menangis lagi. Aku sudah baik-baik saja. Jika kau menangis dan meminta maaf atas kejadian tadi malam aku tidak akan memaafkanmu," kata Ragini lalu tersenyum.

"Terima kasih Ragini. Aku sangat beruntung memiliki istri sepertimu," kata Laks menghampus air matanya.

"Sekarang duduk dan lupakan kejadian tadi malam. Anggap saja itu tidak pernah terjadi dan hilangkan rasa bersalahmu itu," kata Ragini.

"Baiklah aku akan berusaha untuk melupakan kejadian tadi malam. Tapi aku tak akan memaafkan Ayahku dan aku akan membuatnya mendekam di penjara seumur hidup," kata Laks.

"Laks kau jangan seperti itu karena bagaimana pun dia tetap Ayah kandungmu," kata Ragini yang tak ingin Laks membenci Ayahnya.

"Kenapa kau masih memikirkan tentangnya Ragini. Dia sudah membunuh ibumu dan dia juga sudah membuat keadaanmu seperti ini. Tapi kau masih ingin untuk aku tak melakukan semua itu," kata Laks yang tak habis pikir dengan sikap Ragini.

"Laks kau itu masih beruntung memiliki Ayah dan Ibu. Sedangkan aku tak punya siapa-siapa. Laks aku mohon mengertilah," kata Ragini.

"Sudahlah Ragini. Aku tidak ingin membahas hal ini lagi. Oh iya, Ibu dan Bibi ada diluar. Aku akan menyuruh mereka untuk masuk," kata Laks.

Laks kemudian menyuruh Sujata dan Maya masuk ke dalam. Swara dan Sanskar sudah berada diparkiran.

"Sanskar aku yang akan menyetir," kata Swara.

"Biar aku saja Swara. Berikan kunci mobilnya padaku," kata Sanskar.

"Aku mohon untuk kali ini aja Sanskar," kata Swara.

"Baiklah," kata Sanskar membuat Swara tersenyum.

Swara dan Sanskar masuk ke dalam mobil. Swara lalu melajukan mobilnya menuju ke rumah. Akhirnya mereka sampai dirumah. Swara dan Sanskar turun dari mobil lalu mereka masuk ke dalam rumah.

"Sanskar kau pergilah ke kamar dan aku akan memasak makanan untukmu," kata Swara.

"Tidak perlu Swara. Kau tinggal suruh pelayan untuk membuatkan makanan untukku," kata Sanskar.

"Tapi aku ingin memasak makanan untukmu Sanskar. Kalau tidak anggap saja ini sebagai permintaan maafku," kata Swara.

"Baiklah," kata Sanskar.

Swara pergi ke dapur, sedangkan Sanskar pergi ke kamarnya. Disisi lain seseorang menemui Rudra. Dia terlihat sangat marah atas tindakan yang telah dia lakukan. Orang itu tak lain adalah Ram. Rudra tersenyum ketika melihat Ram datang.

"Kakak ipar ada apa kau kesini?"tanya Rudra dengan suara mengejek.

"Berani-berani kau ingin membunuh putraku hanya karena sebuah kesalahpaham. Aku sudah berulang kali mengatakan padamu kalau bukan Ayahku yang menyebabkan Ayahmu mengalami kecelakaan. Selama ini aku masih diam karena aku pikir kau akan berubah. Tapi untuk kali ini aku tidak, aku tak akan membuatmu bebas dan aku akan membuatmu mendekam di penjara untuk seumur hidupmu," kata Ram marah.

"Kenyataannya adalah Ayahmu yang telah membuat Ayah dan Ibuku tiada. Aku tak akan mengampuni keluargamu itu Ram. Tapi rencanaku gagal  karena putraku dan juga istrinya itu. Jika tidak pasti keluargamu sudah hancur Ram," tegas Rudra.

"Rudra aku katakan padamu untuk terakhir kalinya. Ayahku tak membunuh Ayahmu melainkan dia hanya membawa Ayahmu ke rumah sakit saat itu. Bukannya kau dan ibumu berterima kasih, tapi malah kalian menyalahkan Ayahku. Orang yang telah menabrak Ayahmu juga sudah tertangkap waktu itu. Tapi kau tetap menyalahkannya sampai sekarang. Sekarang kau sudah kehilangan semuanya karena kesalahpahaman ini. Kau telah membuat hidupmu sendiri menderita," tegas Ram.

Rudra meneteskan air mata dan dia mulai menyadari kalau dia telah salahpaham setelah mendengar perkataan Ram.

"Sudah tak ada gunanya kau menyesalinya Rudra. Aku akan memastikan kalau kau akan dipenjara seumur hidup," kata Ram.

"Maafkan aku Ram. Aku baru menyadari kalau aku sudah membuat kesalahan dan aku menyesalinya. Aku memang pantas dipenjara karena aku memang sudah membuat kesalahan," kata Rudra melipat kedua tangannya.

"Aku memaafkanmu tapi minta maaflah juga pada Maya, Laks dan Ragini. Aku juga akan memastikan kalau Maya akan segera menceraikanmu karena sebenarnya dia mengharapkan kau berubah dan menyadari kesalahanmu. Tapi perbuatanmu tadi malam pasti dia akan mengubah keputusannya itu," kata Ram lalu pergi dari sana.

Swara selesai masak kemudian dia membawa makanan yang telah dia buat ke kamarnya. Swara sampai dikamarnya dan melihat Sanskar yang sudah mandi dan juga ganti pakaian. Swara menghampiri Sanskar kemudian menyuruhnya untuk duduk disofa. Sanskar duduk dan Swara duduk disampingnya. Swara menaruh makanan yang dia bawa dimeja.

"Sanskar aku akan menyuapimu tapi jika kau mengizinkannya," kata Swara.

"Tidak Swara," kata Sanskar.

"Baiklah jika kau ingin makan sendiri," kata Swara.

Sanskar mengambil makanan lalu menyuapi Swara walaupun Swara menolaknya. Swara kira Sanskar masih marah padanya tapi ternyata tidak. Swara sangat bahagia karena Sanskar menyuapinya.

"Sanskar tapi aku membuatkan makanan untukmu tapi kenapa kau malah menyuapiku,"kata Swara bingung.

"Swara aku tau kau pasti belum makan jadi aku menyuapimu," kata Sanskar lalu menyuapi Swara kembali.

"Sudah Sanskar sekarang kau makanlah karena kau pasti juga lapar kan," kata Swara.

"Suapi aku karena bukankah kau bilang tadi kalau kau ingin menyuapiku," kata Sanskar.

"Baiklah," kata Swara menyuapi Sanskar.

Swara dan Sanskar saling menyuapi satu sama lain sampai makanan yang Swara bawa habis. Swara sangat bahagai karena Sanskar romantis padanya. Sanskar memegang tangan Swara membuat Swara menatapnya.

"Swara aku akan memperlakukanmu seperti layaknya seorang istri. Aku akan berusaha melupakan Ragini dan aku akan belajar untuk mencintaimu. Tapi aku hanya butuh waktu untuk itu. Swara aku tak akan pernah meninggalkanmu apapun yang terjadi dan kau akan menjadi istriku satu-satunya. Aku harap kau percaya padaku," kata Sanskar.

"Aku percaya padamu dan aku juga tau kalau kau perlu waktu untuk melupakan Ragini karena kau sangat mencintainya. Aku bahagia karena kau mau menerimaku sebagai istriku dan memperlakukanku seperti layaknya seorang istri. Kau juga sudah menjalankan kewajibanmu sebagai seorang suami. Sampai kapanpun perasaanku padamu tak akan berubah Sanskar," kata Swara lalu memeluk Sanskar.

"Terima kasih Swara atas pengertianmu dan juga kepercayaanmu padaku," kata Sanskar membalas pelukan Swara.

"Sama-sama Sanskar," kata Swara.

ANTARA KAU DAN DIA [ TAMAT ]Where stories live. Discover now