Menyadari

108 4 0
                                    

Ram dan Sanskar sampai dirumah dan mereka lalu masuk ke dalam rumah. Diruang tamu terlihat Sujata, Swara, Ranveer dan Ishani yang menunggu mereka. Sanskar langsung pergi ke kamar tanpa menghampiri mereka terlebih dahulu. Swara yang melihat itu langsung mengikuti Sanskar. Sedangkan Ram menghampiri mereka.

"Apa kau sudah bertemu dengan adikmu?" tanya Sujata.

"Sudah. Tapi aku benar-benar tak percaya kalau Maya dan suaminya sudah membunuh ibunya Ragini. Dia juga memfitnahku dengan Sanskar atas kematian Ibunya Ragini pada Ragini. Sekarang pasti Ragini akan membenci keluarga ini dan dia pasti akan membalas dendam. Entah sampai kapan kesalahpahaman ini akan berakhir," kata Ram sedih.

"Ternyata mereka sangat kejam dan menghalalkan segala cara untuk membalas dendam pada keluarga kita ini. Sekarang Ragini juga ikut-ikutan ingin balas dendam," kata Sujata.

"Jaga bicaramu Sujata. Ragini tidak tau yang sebenarnya karena saat Ragini datang aku dan Sanskar sudah mengambil pistol itu dari mereka. Itu alasan kenapa Ragini salah paham. Aku juga bertanggung jawab atas kematian ibunya. Jika aku tak datang kesana, mereka tak akan membunuh ibunya Ragini. Aku tidak mau kau menjelek-jelekkan dia lagi. Karena dia adalah orang yang telah membuatku bertemu dengan Maya," tegas Ram lalu pergi.

"Ibu Ayah benar. Ragini itu orang yang baik. Aku tidak suka ibu membicarakannya lagi tentang hal yang buruk-buruk mengenai dirinya," kata Ranveer lalu pergi bersama Ishani.

"Aku memang selalu salah dimata mereka semua," kata Sujata kesal.

Sanskar sampai dikamarnya dan dia menangis. Swara yang melihat itu langsung memeluknya.

"Sanskar ada apa kenapa kau menangis?" tanya Swara.

"Ragini salah paham padaku dan Ayah. Ragini mengira kalau aku yang membunuh ibunya. Padahal yang membunuh ibunya Ragini adalah Bibi Maya dan suaminya. Aku takut dia akan membenciku Swara," kata Sanskar.

"Tenang Sanskar. Kebohongan pasti akan terbongkar suatu hari nanti. Ragini juga akan tau kalau kau sama sekali tak bersalah," kata Swara.

"Tapi sampai kapan Swara. Pasti Ragini akan melakukan sesuatu untuk balas dendam kepada keluargaku ini," kata Sanskar melepaskan pelukan Swara.

"Kita akan menghadapinya bersama-sama. Aku tak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi," kata Swara.

Sanskar mengingat bahwa Ragini pernah mengatakan itu juga padanya. Ragini pernah mengatakan kalau dia akan selalu percaya padanya walaupun orang lain berkata lain tentangnya.

"Ini semua adalah rencana Ragini. Aku yakin Ragini hanya pura-pura percaya pada perkataan mereka. Agar Ragini bisa mengetahui semua rencana mereka. Pasti Ragini akan membuat kesalahpahaman antara Ayah dan Bibi Maya hilang. Entah bagaimana aku harus berterima kasih padamu Ragini karena demi menyelamatkan keluargaku ibumu berkorban," kata Sanskar menghapus air matanya.

"Apa kau yakin tentang itu Sanskar?" tanya Swara.

"Aku yakin 100% karena Ragini pernah mengatakan padaku kalau dia akan selalu percaya padaku walaupun orang lain tak percaya padaku. Untung saja kau berkata kalau kau tak akan meninggalkanku apapun yang terjadi. Ragini juga selalu berkata seperti itu saat aku dalam masalah," kata Sanskar.

"Kau sangat yakin dengan Ragini. Itu artinya sampai sekarang kau belum bisa melupakan Ragini untukku. Tapi tidak papa, aku akan selalu bersamamu apapun yang terjadi. Aku akan menerima semuanya dengan lapang dada. Aku tak ingin berharap lebih lagi darimu. Hanya menjadi istrimu saja itu sudah membuatku bahagia," batin Swara menatap Sanskar.

Beberapa hari kemudian, Maya tak sengaja mendengar suara orang yang sedang menangis di kamar Raglak. Maya membuka pintu kamar itu dan dia melihat Ragini yang menangis sambil melihat foto ibunya dengannya.

"Ragini," kata Maya membuat Ragini langsung menghapus air matanya dan menaruh foto itu kembali ke tempatnya.

"Iya Bu," kata Ragini.

"Apakah aku boleh masuk?" tanya Maya.

"Tentu saja Bu," kata Ragini.

Maya masuk ke kamar itu lalu dia duduk disamping Ragini.

"Ragini kenapa kau menangis? Apa kau merindukan ibumu?" tanya Maya.

"Iya aku merindukan Ibuku. Sekarang aku tak punya siapa-siapa lagi," kata Ragini sedih dan Maya langsung memeluknya.

"Ragini kan masih ada Ibu, Ayah Rudra dan Laks. Itu artinya kau tak sendiri," kata Maya.

"Apakah aku boleh mengatakan sesuatu?" tanya Ragini dan melepaskan pelukan Maya.

"Iya Ragini," kata Maya lalu tersenyum.

"Ibu tau, aku dari dulu ingin selalu mempunyai seorang kakak. Tapi sampai sekarang keinginanku tak pernah terwujud," kata Ragini.

"Kenapa kau ingin mempunyai seorang kakak?" tanya Maya.

"Seorang kakak pasti akan selalu melindungi, menjaga dan melakukan apapun demi adiknya. Aku juga pernah melihat temanku yang mempunyai kakak. Temanku berbuat kesalahan tapi kakaknya yang mengakui kesalahan adiknya itu dan akhirnya Kakaknya yang dihukum," kata Ragini.

Maya mulai membayangkan kenangan masa kecilnya dengan Ram. Maya mulai meneteskan air matanya saat mengingat kejadian masa lalu. Maya segera menghapus air matanya lalu dia pergi dari kamar Raglak.

"Ibu sepertinya rencanaku berhasil membuat Ibu mengingat masalalu. Aku harus segera membuat ibu menyadari kalau Ayahnya Sanskar itu sama sekali tak bersalah," kata Ragini.

Maya sampai dikamarnya dan dia lalu menutup pintu kamar kemudian menangis. Maya kembali mengingat kata-kata Ragini.

"Apa yang dikatakan Ragini memang benar. Saat aku kecil Ram selalu menlindungi, menjagaku dan melakukan apapun demiku. Apa mungkin yang terjadi 25 tahun itu hanya kesalahpahaman saja. Sebenarnya saat itu Kak Ram mungkin sama sekali tak tau kalau ada yang merusak rem mobil itu," kata Maya.

Disisi lain, Swara dan Sanskar ada disebuah restoran. Swara yang mengajak Sanskar untuk pergi ke sana. Tak disangka Laks juga ada disana bersama Kavya. Sanskar yang melihat Laks langsung menghampirinya dan Swara berjalan dibelakang Sanskar. Laks langsung menarik kerah baju Laks dan membuat Laks berdiri.

"Sanskar apa yang kau lakukan?" tanya Laks.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu tentang itu. Apa yang kau lakukan dengan wanita ini? Bukankah kau sudah mempunyai istri yaitu Ragini. Aku tidak terima jika kau menghianatinya Laks," kata Sanskar marah.

"Sanskar jika kau punya masalah tentang itu. Kau tinggal katakan saja padanya dan lagi pula dia tak akan percaya padamu. Aku menikah dengan Ragini bukan kemauanku sendiri," kata Laks.

"Aku juga tau kalau kau menikah dengannya hanya untuk balas dendam pada keluargaku kan. Tapi walaupun begitu kau harus menjaga perasaannya," tegas Sanskar.

"Sudahlah Sanskar. Lebih baik kita pergi dari sini sekarang," kata Swara.

"Baiklah aku tak memaafkanmu hari ini. Tapi jika kau berani menyakitinya atau membuatnya terluka kau akan tau akibatnya Laks. Aku tidak main-main," kata Sanskar melepaskan kerah baju Laks.

"Kau tenang saja aku tak akan menyakitinya. Tapi dia akan segera menghancurkan keluargamu Sanskar," kata Laks.

"Itu tidak akan terjadi Laks. Aku yakinkan padamu bukan kehancuran yang akan terjadi dirumahku tapi kebahagiaan yang akan segera datang," tegas Sanskar.

"Kita akan lihat saja nanti," kata Laks.

"Satu hal lagi Laks. Kau akan menyesal karena lebih memilih wanita seperti kekasihmu ini daripada Ragini istrimu sendiri. Suatu hari nanti kau akan sangat berterima kasih pada Ragini atas semua yang dia lakukan pada keluargamu," kata Sanskar lalu pergi bersama Swara.

"Kau itu hanya bicara omong kosong saja Sanskar. Aku sama sekali tak percaya pada apa yang kau katakan," kata Laks menatap kepergian Swara dan Sanskar.

"Kau benar sayang. Pria itu memang bicara omong kosong," kata Kavya.

ANTARA KAU DAN DIA [ TAMAT ]Where stories live. Discover now