Ancaman

106 1 0
                                    

Laks mengajak Ragini keluar dan Ragini setuju. Ragini tak menyangka jika Laks akan membawanya ke kantor polisi.

"Kenapa kau membawaku kesini Laks?"tanya Ragini bingung.

"Aku ingin melaporkan Ayahku dan aku ingin dipenjara karena dia telah membunuh Ibumu Ragini," kata Laks.

"Laks tapi dia Ayah kandungmu," kata Ragini.

"Dia bersalah dan dia harus dipenjara walaupun dia Ayah kandungku. Aku tau sifatnya Ragini, dia tak mungkin diam saja setelah ini Ragini. Dia pasti akan menyakiti keluarga kita atau menghancurkan keluarga kita. Percayalah Ragini kalau ini adalah yang  terbaik untuk kita dan keluarga kita," tegas Laks.

"Baiklah," kata Ragini.

Ragini dan Laks lalu masuk ke dalam kantor polisi. Laks membuat laporan tentang pembunuhan dan Rudra pelakunya. Setelah mencatat penjelasan dari kronologis bagaimana peristiwa itu terjadi. Inspektur dan beberapa polisi akan menangkap Rudra. Laks dan Ragini juga ikut untuk memastikan kalau Rudra benar-benar dipenjara. Mereka sudah berada dirumah Rudra.

"Buka pintunya atau kami akan mendobrak pintunya," tegas Inspektur.

Tapi tak ada jawaban dari Rudra. Inspektur lalu menyuruh para polisi untuk mendobraknya. Akhirnya pintu bisa terbuka dan para segera menggeledah rumah itu untuk mencari  keberadaan Rudra. Sedangkan Ragini dan Laks duduk diruang tamu sambil menunggu polisi menemukan Rudra dan menangkapnya.

"Laks apa keputusan yang kita ambil ini tepat?tanya Ragini.

"Tentu saja Ragini. Jika tidak pasti Ayah akan menyakiti orang lagi dan aku tak mau itu sampai terjadi," kata Laks.

Para polisi tak menemukan siapapun di rumah itu. Hanya sebuah surat yang mereka temukan.

"Pak kami tidak menemukan siapapun di rumah ini dan hanya surat ini yang kami dapatkan," kata salah satu polisi memberikan surat itu pada Inspektur.

"Pak Inspektur tolong baca surat itu sekarang," kata Laks yang penasaran dengan surat itu dan dia mulai khawatir Ayahnya akan berbuat yang tidak-tidak.

"Aku sudah tau kalian pasti akan melaporkanku atas kasus pembunuhan Ibunya Ragini. Tapi jika kalian membacanya itu artinya keluarga Maheswari dalam bahaya. Aku akan menghancurkan keluarga itu sehancur-hancurnya. Cobalah tangkap aku jika kalian bisa. Karena kalian tak akan bisa menangkapku sampai keluarga Maheswari hancur," kata Inspektur membaca surat itu.

"Pak Inspektur aku harap kau bisa segera menemukan Ayahku," kata Laks dengan mengepalkan kedua tangannya karena mendengar surat ancaman dari Ayahnya itu.

"Tentu saja Tuan  kami akan segera menemukannya karena dia tak akan bisa bersembunyi lebih lama lagi dari Inspektur Madhav Singh," kata Inspektur.

"Aku percaya padamu Inspektur tapi jika kau tak bisa menangkap Rudra. Kau adalah orang kedua yang akan aku salahkan setelah Ayahku jika dia menyakiti keluargaku," tegas Laks.

"Baiklah. Sekarang kita lanjutkan mencari Rudra si pembunuh itu," kata Inspektur lalu pergi dengan para polisi.

Ragini dan Laks masih ada disana. Ragini dan Laks kembali mengingat dimana Rudra membunuh Janki. Dengan segera mereka meninggalkan rumah itu.

Disisi lain terlihat Swara dan Sanskar yang sedang bermesraan dikamar. Swara duduk dan Sanskar berbaring dan meletakkan kepalanya dipangkuan Swara.

"Swara katakan apa yang kau inginkan dariku?"tanya Sanskar.

"Aku hanya ingin hidupku bersamamu dan aku hanya ingin kau mencintaiku. Aku akan bahagia, apalagi sekarang kau benar-benar ingin belajar mencintaiku dan melupakan Ragini. Sekarang kau juga sudah menetapi janjimu yang pernah kau ucapkan padaku. Hanya itu yang aku inginkan Sanskar," kata Swara.

"Baiklah aku akan menurutinya dan aku akan memperlakukanmu layaknya istriku. Jadi sekarang kau adalah hidupku dan aku adalah hidupmu," kata Sanskar yang mulai berusaha untuk menjadi suami yang baik bagi Swara.

"Terima kasih Sanskar," kata Swara bahagia.

"Aku yang seharusnya berterima kasih karena kau sudah ada dalam hidupku dan kau juga mencintaiku," kata Sanskar.

"Sama-sama Sanskar," kata Swara.

Sanskar lalu membenarkan posisinya menjadi duduk kemudian menatap Swara. Swara juga menatap Sanskar. Mereka kini saling menatap satu sama lain.

"Kenapa kau menatapku Sanskar?" tanya Swara.

"Kau sangat cantik Swara," puji Sanskar.

"Sanskar emangnya tak ada kata yang lain selain memuji cantik. Kau itu sudah sering mengatakan itu," kata Swara.

"Swara lihatlah disana ada kecoa," kata Sanskar menakuti Swara dengan menunjuk ke arah lantai yang tak ada apapun disana.

Swara yang takut langsung memeluk erat Sanskar tanpa melihat ke arah yang Sanskar tunjuk. Sanskar hanya tersenyum melihat itu.

"Swara apa kau takut dengan kecoa?" tanya Sanskar.

"Ee....tidak," kata Swara yang sebenarnya takut dengan kecoa tapi dia berbohong.

"Lalu kenapa kau memelukku sangat erat Swara?"tanya Sanskar.

Dengan segera Swara melepaskan pelukannya dan dia memberanikan diri untuk melihat ke tempat dimana tadi Sanskar menunjuk. Tapi Swara tak melihat apapun disana.

" Sanskar tak ada apapun di......," kata Swara terpotong karena Sanskar tiba-tiba mencium pipinya.

"Memang tak apa apapun disana Swara," kata Sanskar lalu berlari keluar dari kamar.

"Sanskar!!" teriak Swara kesal.

Swara dengan segera mengejar Sanskar. Sanskar terus berlari dan Swara masih mengejarnya. Sanskar lalu memutuskan untuk pergi ke ruang tamu. Sedangkan Ragini dan Laks sampai dirumah  mereka masuk ke dalam rumah.

Brakkk

Sanskar menabrak Ragini karena dari tadi dia tak memperhatikan depannya melainkan dia melihat ke arah belakang. Membuat mereka berdua jatuh, Ragini dan Sanskar saling menatap satu sama lain karena Sanskar terjatuh di atas tubuh Ragini. Sedangkan Swara dan Laks terkejut ketika melihat itu. Dengan segera Swara menghampiri mereka bertiga. Sedangkan Laks langsung membantu Sanskar lebih dulu untuk berdiri dan setelah itu Laks membantu Ragini berdiri.

"Ragini kau tidak papa kan?" tanya Swara.

"Aku tidak papa Swara," kata Ragini.

"Kenapa rasanya sangat sulit untuk menjauhi Ragini karena aku dan dia selalu bertemu terus-menerus dirumah ini? Tapi aku harus yakin kalau aku bisa melupakan Ragini. Jangan sampai kau menyakiti Swara lagi Sanskar," batin Sanskar menatap Ragini lalu memalingkan pandangannya.

"Ragini ayo kita ke kamar," kata Laks.

"Baiklah Laks," kata Ragini.

Ragini dan Laks pergi dari sana. Sedangkan Swara dan Sanskar menatap kepergian mereka berdua. Sanskar lalu memegang tangan Swara dan juga menatapnya. Swara juga menatap Sanskar saat Sanskar memegang tangannya.

"Swara aku tidak sengaja.......," kata Sanskar terpotong.

"Sanskar aku tau kau tak sengaja menabrak Ragini. Jadi kau tak perlu menjelaskannya," kata Swara.

"Terima kasih karena kau telah percaya padaku," kata Sanskar.

"Aku tau kau pasti akan menepati janjimu Sanskar. Jadi mana mungkin aku tidak percaya padamu," kata Swara.

"Begitu besarnya cintamu padaku Swara. Aku merasa menjadi orang yang sangat beruntung memilikimu," batin Sanskar.

"Sanskar lebih baik kita kembali ke kamar kita," kata Swara menarik tangan Sanskar lalu mereka menuju ke kamar.

Ragini dan Laks sampai dikamar. Ragini dan Laks lalu duduk di ranjang. Laks meminta Ragini untuk menyembunyikan tentang ancaman Rudra pada keluarga Maheswari. Ragini setuju karena Laks yang memintanya dan Ragini juga merasa kalau itu memang yang terbaik agar tak ada yang khawatir tentang ancaman Rudra.

ANTARA KAU DAN DIA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang