Rindu

218 5 1
                                    

"Sayang sekarang kamu berangkat ke kantor nanti kamu dimarahin sama kakak kamu lo," kata Ragini.

"Nanti aja deh, aku masih rindu sama kamu sayang. Lagi pula aku udah izin, jadi enggak mungkin kakak marahin aku" kata Sanskar.

"Oh. Kirain aku tadi kamu belum izin," kata Ragini.

"Udahlah jangan bahas itu," kata Sanskar.

"Oh iya. Kalian selain bertemu di rumahku. Kalian bertemu dimana lagi," kata Swara.

"Kita itu sering bertemu direstoran," kata Sanskar.

"Oh. Kirain cuma dirumah aku aja. Yaudah aku pergi dulu karena aku disini cuma jadi nyamuk," kata Swara pengertian.

"Kau memang sangat pengertian Swara," kata Ragini.

"Tentu saja," kata Swara lalu pergi.

Sanskar lalu berbaring dan meletakkan kepalanya di pangkuan Ragini.

"Sayang aku ingin selalu disampingmu," kata Sanskar.

"Aku juga sayang,"kata Ragini sambil mengelus rambut Sanskar.

" Ragini apa orang tua kita akan setuju dengan hubungan kita," kata Sanskar.

"Entahlah, tapi kita harus berfikir yang positif sayang. Kalau orang tua kita bisa menerima hubungan kita," kata Ragini.

"Kau benar sayang. Tapi kapan kita akan memberitahu hubungan kita pada keluarga kita," kata Sanskar.

"Bagaimana kalau 2 minggu lagi," kata Ragini.

"Baiklah sayang," kata Sanskar.

Ponsel Sanskar berdering dan ada sebuah pesan dari kakaknya. Sanskar langsung membaca pesan itu.

"Sanskar kau ada dimana? Apa kau masih dirumah Swara? Ini udah siang lo. Cepat ke kantor," kata Sanskar membaca pesan.

"Ragini seperti nya aku harus berangkat ke kantor," kata Sanskar lalu berdiri.

"Yaudah. Hati-hati di jalan ya," kata Ragini.

"Cuma itu doang. Aku maunya kamu nganterin aku sampai keluar rumah," kata Sanskar.

"Baiklah sayang," kata Ragini.

Ragini kemudian mengantar Sanskar sampai keluar rumah.

"Udah sampai kan," kata Ragini.

"I love you," kata Sanskar.

"I love you too," kata Ragini.

Sanskar akan memeluk Ragini tapi Ragini mencegahnya.

"Bibi kau sudah pulang," kata Ragini berbohong dan membuat Sanskar mengurungkan niatnya.

"Dimana Bibi, kok enggak ada sih," kata Sanskar melihat sekeliling mereka.

"Aku berhasil menipumu. Udah sekarang berangkat sana," kata Ragini.

"Iya deh," kata Sanskar.

Sanskar masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya.

Malam harinya, Swara dan Ragini sedang ada dikamar. Ragini duduk disofa, sedangkan Swara duduk diatas ranjang dan fokus dengan ponselnya. Ponsel Ragini berdering dan ternyata itu telepon dari Sanskar. Agar tidak ada yang mendengarkan percakapan mereka berdua. Ragini langsung pergi diam-diam ke balkon untuk mengangkat telepon dari Sanskar.

"Maaf ya. Aku angkat telepon dari kamu lama karena aku tadi ke balkon dulu. Supaya enggak ada yang dengar percakapan kita," kata Ragini.

"Enggak papa sayang," kata Sanskar.

"Aku sangat merindukanmu Sanskar" kata Ragini.

"Aku juga sangat merindukanmu Ragini," kata Sanskar.

Disisi lain terlihat Swara yang masih fokus dengan ponselnya. Swara lalu melihat jam diponselnya dan ternyata ini sudah larut malam.

"Ragini ayo kita tidur," kata Swara melihat ke arah sofa.

"Dimana sih Ragini? Apa dia lagi ngangkat telepon ya? Kebiasaan kalau angkat telepon pasti keluar kamar diam-diam dan sekarang pasti dia ada di balkon," kata Swara kesal.

Swara lalu pergi ke balkon untuk menemui Ragini. Sedangkan Ragini masih ngobrol dengan Sanskar.

"Udah ya sayang. Ini udah larut malam. Selamat tidur sayang," kata Sanskar.

"Iya sayang. Selamat tidur," kata Ragini.

"I love you ," kata Sanskar.

"I love you too," kata Ragini.

Sanskar lalu mengakhiri panggilannya. Swara sudah sampai balkon. Swara lalu memegang pundak Ragini dan membuat Ragini takut.

"Ragini," kata Swara.

Ragini lalu membalikkan badannya.

"Oh, ternyata kamu Swara. Kirain siapa," kata Ragini lega.

"Ini udah larut malam. Jadi ayo kita tidur," kata Swara.

"Iya Swara," kata Ragini.

Swara dan Ragini pergi ke kamar dan setelah itu mereka tidur.








ANTARA KAU DAN DIA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang