Sedih

121 1 0
                                    

"Sanskar sekarang kau mandilah," kata Swara.

"Iya. Tapi kau jangan menangis lagi. Aku yakin besok Ibu tidak akan marah padamu lagi," kata Sanskar.

"Iya Sanskar," kata Swara.

Sanskar masuk ke kamar mandi dengan membawa baju ganti. Swara merasa senang karena Sanskar perhatian dengannya. Tapi disisi lain Swara takut kehilangan Sanskar jika Ram mengubah keputusannya. Itu artinya Swara akan bercerai dengan Sanskar. Setelah selesai mereka pergi ke ruang makan untuk makan. Ram dan Sujata tidak ada disana. Hanya ada Ranveer dan Ishani yang masih menunggu Swara dan Sanskar. Swara dan Sanskar sampai sana dan duduk.

"Kakak dimana Ibu dan Ayah?" tanya Sanskar.

"Mereka berdua ada di kamar. Ayah sudah menyuruh pelayan untuk mengantar makanan mereka. Jadi kau tenang saja," kata Ranveer.

"Tapi sampai kapan akan seperti ini Kak. Apakah Ibu dan Ayah akan terus mendiamiku dan menjauhiku," kata Sanskar sedih.

"Kau tak perlu pikirkan itu. Besok pasti akan baik-baik saja dan kembali seperti semula," kata Ranveer membuat Sanskar lega.

Mereka semua lalu makan, setelah selesai mereka kembali ke kamar mereka masing-masing.

"Swara kau tidurlah dulu. Aku ada pekerjaan yang harus aku lakukan," kata Sanskar duduk disofa dan menatap leptop yang dihadapannya.

"Tidak Sanskar. Aku akan tidur jika kau juga tidur," kata Swara.

"Swara aku sedang tidak mau berdebat denganmu. Jadi ikuti saja apa yang aku katakan," tegas Sanskar dengan nada tinggi.

Membuat Swara diam dan mengikuti apa yang dikatakan Sanskar. Swara berbaring diranjang membelakangi Sanskar. Air mata Swara pun terjatuh karena Sanskar tiba-tiba berbicara kasar padanya. Padahal tadi Sanskar sangat perhatian padanya. Sanskar menatap Swara yang sedang berbaring.

"Dasar kau bodoh Sanskar. Seharusnya kau tak bicara kasar padanya dan kau juga melampiaskan kekesalanmu padanya," batin Sanskar yang merasa bersalah.

Sanskar kembali menatap leptopnya dan melanjutkan bekerja. Sebenarnya pekerjaan itu bisa dikerjakan besok. Tapi Sanskar melakukan itu agar dia tak memikirkan  Ragini.

Keesokan harinya, Swara terbangun dan tak melihat Sanskar di sofa. Swara mengecek Sanskar di kamar mandi tapi tidak ada. Swara lalu melihat jam tapi ini masih pagi dan dia juga tak bangun kesiangan. Swara lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi. Swara pun selesai mandi dan juga ganti pakaian. Tapi Sanskar belum kembali ke kamar juga. Sujata datang ke kamar Swara dan membuat Swara bingung sekaligus takut kalau Sujata akan marah padanya.

"Swara," panggil Sujata.

"Iya Bu. Apa itu perlu bantuan atau sesuatu dariku?" tanya Swara menghampiri Sujata.

"Tidak Swara. Ibu ingin bicara padamu," kata Sujata.

"Baiklah Bu," kata Swara.

Sujata dan Swara duduk diranjang.

"Ibu apa aku boleh tanya terlebih dahulu padamu?" tanya Swara ragu.

"Tanyakan saja," kata Sujata.

"Ibu dimana Sanskar karena saat aku bangun dia sudah tak ada di kamar?" tanya Swara.

"Dia sudah berangkat Swara," kata Sujata.

"Apa? Dia sudah berangkat sepagi ini," kata Swara terkejut karena Sanskar tak pernah berangkat sepagi ini.

"Sudah Swara biarkan dia melakukan apa yang dia mau.  Swara Ibu ingin minta maaf atas perlakuan Sanskar padamu dan juga Ibu minta maaf karena marah padamu kemarin," kata Sujata meminta maaf.

"Tidak perlu Ibu. Ibu tidak salah, tapi aku memang salah karena telah mendukung Sanskar. Tapi Ibu, Sanskar hanya menganggapku sebagai sahabatnya. Jadi aku mendukungnya dan Ragini juga sahabatku. Mana mungkin aku memisahkan mereka berdua karena mereka berdua saling mencintai dan juga menjalin hubungan sudah lama," kata Swara menyembunyikan kesedihannya dengan berusaha bersikap tegar saat mengatakan itu.

Sujata memeluk Swara dan menyuruh Swara untuk mengeluarkan semua kesedihannya. Swara pun menangis dipelukan Sujata dan Sujata juga menangis. Karena Sujata tau bagaimana rasanya jika ia diposisi Swara. Swara lalu melepaskan pelukan Sujata. Swara berbaring dan meletakkan kepalanya dipangkuan Sujata. Sujata mengelus-ngelus rambut Swara.

"Swara Ibu ingin hanya kau yang menjadi istri Sanskar. Aku akan bicara pada Ram agar dia tak mengubah keputusannya. Ibu juga akan menyuruh Sanskar untuk belajar mencintaimu dan melupakan kekasihnya itu," kata Sujata.

"Terima kasih Bu," kata Swara.

Disisi lain Sanskar ada dikantor dan dia menatap foto Ragini dengan sedih.

"Ragini sejak kita bertemu kemarin kau sama sekali tak memberitahuku tentang bagaimana kabarmu. Aku mengirim pesan padamu tapi kau tak membacanya. Sebenarnya apa yang terjadi denganmu Ragini. Jika aku menemuimu sebelum Ayah mengambil keputusan terakhirnya, pasti dia tak akan pernah mengizinkanku lagi untuk bertemu denganmu apalagi menikah denganmu. Aku harap kau baik-baik saja dan aku juga berharap Ayah akan merubah keputusan awal yang dia buat," kata Sanskar.

ANTARA KAU DAN DIA [ TAMAT ]Onde histórias criam vida. Descubra agora