Harta Paling Berharga

1.7K 138 7
                                    

Maaf yah kalau ada typo

Happy Reading:)

Galen duduk di kantin rumah sakit dengan secangkir kopi di depannya. Pikirannya kacau mengingat bagaimana keadaan Giovan sekarang tak lama dokter Arya datang menghampirinya

"Galen"

Galen mendongak menatap dokter Arya "Iya Om"

Dokter Arya pun duduk di samping Galen "Ini punya Giovan bukan?" Arya memperlihatkan sebuah kalung

Galen mengangguk "Iya om punya Gio" Galen mengambil kalung itu dari tangan Arya. Kalung dengan berlian biru yang ia berikan sebagai hadiah Giovan memenangkan olimpiade

"Om tau sebagai anak sulung kamu mencoba untuk kuat, tapi Om tau kamu punya kekhawatiran yang sangat besar"

Galen tersenyum miris "Iya Om. Galen takut Giovan pergi, Giovan adalah harta paling berharga untuk keluarga karna kelahiran Giovan yang bikin Galen Galih Dan Gavin baru bisa merasakan kasih sayang dari mama papa"

"Kalau kamu merasa sudah tidak kuat jangan dipendam sendiri nantinya bakalan nyakitin kamu"dokter Arya mengelus pelan bahu Galen

"Galen harus kuat Om buat ketiga adik Galen dan mama papa"

Arya menatap mata Galen terlihat jelas kekhawatiran besar disana walau anak itu mencoba menyembunyikannya

"Yaudah. Sekarang kamu ajak Gavin pulang gih dia juga butuh istirahat begitupun kamu. Biar Om yang jaga Giovan nanti kalau ada apa-apa Om akan hubungi kamu"

"Iya om. Galen nemuin Gavin dulu"Galen segera menuju ke ruangan ICU ia melihat Gavin yang sedang duduk di lantai depan ruangan ICU sambil menyembunyikan wajahnya dilipatan lututnya yang ditekuk.

"Gavin"Galen berjongkok di depan Gavin

Gavin menegakan kepalanya terlihat jelas Pakaian yang sudah acak-acakkan, matanya memerah dan rambutnya yang kusut. Ia benar-benar kacau

"Kita pulang dulu yuk istirahat besok kita balik lagi kesini. Mama papa sama bang Galih juga udah pulang"ujar Galen

Gavin menggeleng "abang pulang aja duluan. Gavin mau nungguin Gio" jawaban yang sama ketika tadi Evan mengajak Gavin pulang

"Vin kalau kamu kayak gini kamu bisa sakit. Kalau kamu sakit siapa yang jaga Gio?"

Gavin tetap menggeleng

"Ayolah Vin besok kita kesini lagi"

Gavin tetap pada pendiriannya

"Vin abang tau kamu sedih. Abang juga kita semua sedih Vin tapi kita bisa apa sekarang. Kita cuma bisa berdoa untuk yang terbaik buat Giovan" Galen memegang bahu Gavin "kalau kamu kayak gini Giovan pasti kecewa dan merasa bersalah Vin"

Gavin mengangguk "yaudah Gavin pulang" Gavin berdiri saat akan melangkahkan tubuhnya tiba-tiba oleng dan syukurnya Galen langsung menahan badan Gavin. Badan Gavin lemas karena ia belum makan dari semalam dan sekarang sudah menunjukkan pukul 6 sore

"Vin-"

"Gak papa kok bang"potong Gavin "Ayo pulang"

Gavin berjalan lebih dulu meski sedikit tertatih.

Galen melirik ruangan Giovan "abang pulang dulu yah. Cepet bangun jangan lama-lama tidurnya"

Kemudian Galen segera menyusul Gavin

*

Galen dan Gavin sampai dirumah mereka segera masuk kedalam. Sunyi, itulah yang mereka rasakan tak ada pekik girang dari Giovan yang akan menagih es krim saat mereka pulang. Gavin langsung menaiki tangga meninggalkan Galen yang memperhatikan dari bawah. Bukan kamarnya yang di tuju Gavin melainkan kamar Giovan. Ia membuka pintu bertuliskan Giovan room di depannya, aroma citus langsung menyapa indra penciuman Gavin. Gavin melangkah masuk dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur Giovan

NARENDRA BROTHERS (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang