Narendra

1.4K 90 10
                                    

Suasana pantai semakin indah ketika cahanya matahari mulai meredup.

"Bang geseran dikit deh"Galen mengikuti perintah Galih bergeser ke arah Kiri

"Bukan bang kanan"

"Foto aja sendiri"Galen melempar kamera yang sejak tadi ia gunakan untuk mengambil foto Galih, dan syukurnya Galih cepat menangkapnya

"Astaga bang. Kamera Galih Lo ini kalau pecah gimana mau ganti" omel Galih menatap kamera ditangannya

"Bodo Amat"Galen pergi menjauh ketika hp dikantongnya berbunyi

"Gavin potoin dong"pinta Galih pada Gavin yang sedang menikmati kue bersama Giovan

"Gak mau"tolaknya

"Vin pelit loh. Nanti gue bayar deh"

"Gak"Gavin menolak

Galih berfikir percuma saja ia membujuk Gavin. Pastinya sekarang Gavin tak akan mau jauh dari Giovan. Akhirnya ia ikut bergabung ke gazebo

"Gio. Suapin dong"Galih langsung memeluk Giovan. Entah kenapa akhir-akhir ini ia sangat nyaman ketika memeluk tubuh kecil adiknya ini

Dengan senang hati Giovan menyuapkan kue ke mulut Galih

Tak lama Galen datang dengan senyuman dibibirnya

Mereka menatap heran pada Galen

"Kamu kenapa kok senyum-senyum gitu?"tanya Evan penasaran

Gelen duduk disamping Kirana masih dengan senyuman yang tak kunjung hilang

"Galen mau ngasih tau ini sesuatu"

"Apatu?"tanya Gavin

"Galen udah pikir ini matang-matang dari beberapa hari yang lalu. Dan Galen putuskan setelah kita pulang dari Bali" Galen terdiam meyakinkan hantinya untuk menyampaikan niatnya kepada keluarga "Galen mau lamar Oliv"

Hening. Hanya suara ombak yang terdengar

"Berarti mama harus siapin seserahan dong"Kirana bersuara

"Boleh?"tanya Galen tak percaya. Tadinya ia sudah takut tidak mendapat restu.

"Selama niat kamu baik. Kami pasti dukung kamu"jawab Evan

Gelen menatap ketiga adiknya seakan bertanya apakan mereka juga mendukung keputusannya

"Gavin dukung seratus persen"jawab Gavin

"Galih juga. Seperti kata papa selama niat abang baik pasti kita dukung. Lagi pula abang sama kak Olivkan udah lama pacaran. Dan pastinya udah mengenal satu sama lain"tambah Galih

Tapi Giovan masih belum bersuara

"Gio boleh gak?"tanya Galen kepada adik bungsunya yang sejak tadi hanya menatapnya

"Gak boleh"Giovan menggeleng

Galen dibuat terkejut dengan jawaban Giovan namun detik kemuadian dia mengerti ketika melihat air mata Giovan mulai berlinang. Galen pindah duduk disamping Giovan merangkul bahu adiknya itu

"Kenapa gak boleh?"tanya Galen lembut

"Abang mau lamaran abis itu nikah. Kalau abang udah nikah pasti pindah rumah kita gak tinggal bareng lagi. Abang Gio ilang satu dong"

Galen tertawa pelan begitupun dengan yang lainnya mendengar alasan Giovan yang ada-ada saja.

"Gio" panggil Galen menghapus air mata Giovan yang entak sejak kapan turun "Abang baru berencana lamaran. Dan abang bakal nikahin kak Oliv setelah abang wisuda dan punya pekerjaan tetap. Walaupun nanti kita pisah rumah, bukan berarti abang Gio ilang. Abang tetap abangnya Gio. Dan Gio tetap adeknya abang. Abang masih keluarga Narendra sampai kapanpun gak bakalan pernah berubah"

NARENDRA BROTHERS (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang