28. Pertikaian

418 52 6
                                    

Author POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Author POV

Reana melangkah menuju ke kelas Kenric. Sesekali Reana tersenyum senang melihat kotak bekal yang akan dia berikan kepada lelaki itu nanti.

Biasanya Kenric-lah yang memberikannya bekal, tapi tidak untuk hari ini, Reana juga harus memberikan bekal pada Kenric juga. Biar apa? Biar impas. Agar Reana tidak selalu merasa tak enak hati.

Saat memasuki kelas Kenric, Reana tidak melihat cowok itu ada di kelas. Kemana Kenric? Apa cowok itu masih belum datang?

Reana melihat jam tangannya. "Sedikit lagi mau masuk. Tumben banget Kenric belum datang jam segini?"

Reana memaklumi hal tersebut, mungkin jika sesekali Kenric terlambat tidak akan apa-apa. Toh, dulu dia pernah terlambat beberapa kali. Reana pun memutuskan untuk meletakkan kotak bekal tersebut ke dalam laci milik Kenric.

"Semoga Kenric suka sama makanan yang aku siapin khusus buat dia." Gumam Reana sambil tersenyum.

Saat Reana membalikkan badan, ia terkaget begitu mendapati Wira, Laura, dan juga Jesika di hadapannya. Gadis itu berusaha memberanikan diri. Dia tidak boleh terus-menerus di tindas oleh mereka. Reana mengepal tangan kuat untuk memendam perasaan takut.

"Hai, Reana..." sapa Laura dengan senyum liciknya.

Wira menatap bangku Kenric beberapa detik. Lalu mendorong Reana, sampai gadis itu terhuyung, tapi untungnya dia tidak terjatuh. Wira mengambil kotak bekal di dalam laci Kenric. Ia menahan tawa begitu melihat secarik note yang bertuliskan 'Semoga suka, Ken!'.

"Kembalikan ke tempatnya, Wira!" tegas Reana.

Wira menatap Reana tidak suka. "Sejak kapan seorang Reana, cewek yang terkenal buluk ini mulai berani sama gue dan teman-teman gue? Hmm?"

Jesika menghampiri Reana dan merangkulnya. Satu tangannya meraih dagu Reana dan menekannya keras.

"Mentang-mentang sekarang ada dua cowok yang deketin lo, terus lo sok berani? Lo pikir mereka pahlawan sebenarnya buat lo?" tanya Jesika. "Ayolah... Reana... Hidup lo nggak sedramatis itu. Dan lagi, nggak akan seberuntung itu." Jesika menepuk-nepuk kepala Reana cukup keras beberapa kali.

Keberanian yang tadi dia buat kini runtuh. Reana kalah. Dia kembali gemetar ketakutan.

"Ulu... Ulu... Lo gemetaran karna takut?" tanya Jesika mengejek. Membuat Wira dan Laura yang mendengar itu pun tertawa.

Siswa-siswi di dalam kelas XII IPS 3 hanya bisa melihat adegan tersebut tanpa mau ikut campur. Mereka benar-benar takut bila berurusan dengan Geng Wira. Sebenarnya Geng kemarin yang di ketuai oleh Viona telah bubar, dan kini mereka menganti geng tersebut. Berita tersebut sudah tersebar merata di SMA Permata.

"Isinya apaan sih?"

Karna penasaran Wira pun membuka kotak bekal tersebut. Ia melihat nasi goreng. Ia terkekeh geli melihat nasi gorengan Reana yang menurutnya terlalu sederhana.

Beautiful Girl [END]Where stories live. Discover now