40. Fakta besar

394 48 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kini Reana duduk di kursi panjang yang terletak di depan ruangan UGD. Reana terus berdoa agar bapak-bapak yang menyelamatkan dirinya tadi selamat.

Reana juga tadi sempat mengabari Rigel tentang apa yang terjadi barusan. Dan kini, cowok itu sedang menuju ke rumah sakit untuk menemani gadis itu.

Tidak lama ponsel Reana berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Reana melihat layar, dan ternyata itu adalah panggilan dari Rigel. Reana pun menggeser tombol hijau.

"Hallo, Rigel?"

"Lo dimana? Gue udah sampai. Lo bisa keluar?"

"Oh udah sampai? Yaudah gue keluar. Tapi lo dimana sekarang?"

"Gue masih di parkiran, nih!"

"Oke-oke, gue kesana. Tunggu!"

Rigel mematikan panggilan. Gadis itu segera beranjak dari tempatnya.

Tidak lama Reana sudah berjalan berdua di koridor rumah sakit. Tapi tiba-tiba Rigel menghentikan langkahnya.

"Duh, dompet sama HP gue ketinggalan di mobil. Lo duluan aja, Re," ujar Rigel.

"Oh, yaudah kalau gitu ambil aja dompet sama HP lo. Lagian ruangannya ada di sana tuh, deket banget." Jarinya menunjuk ke ruang UGD yang dimana di dalam sana ada seseorang yang sudah menolong Reana tadi.

"Oke, nanti gue bakal kesana. Yaudah gue balik ke parkiran lagi." Reana mengangguk.

Gadis itu pun berjalan ke ruang UGD. Tapi ternyata pasien sudah di pindahkan ke ruang inap VIP yang sudah di siapkan.

"Ruang VIP?" ulang Reana tidak percaya. Memangnya siapa yang meminta orang itu masuk VIP? Reana berpikir jika pasien itu akan masuk ke ruang inap biasa saja.

Perawat di hadapan Reana mengangguk. "Apa Anda tidak tahu kalau bapak tadi harus pindah ke ruang inap VIP? Kira-kira tadi yang meminta adalah seorang gadis seumuran Anda," jelas Sang Perawat.

Reana mengkerutkan kening. Seorang gadis seumurannya?

"Mau saya tunjukkan ruangannya, Kak?" tahu tentang kebingungan diwajah Reana, perawat itu pun menawarkan.

Reana mengangguk. "Boleh."

"Mari ikuti saya."

Tidak sampai semenit, mereka sudah sampai di ruang inap VIP yang dimana di dalam sana ada seorang pria yang sudah membantunya tadi.

"Disini ruangannya. Kalau begitu saya duluan, ya?" Reana mengangguk. Lalu Sang Perawat tadi beranjak pergi.

Reana sempat mengirim pesan pada Rigel kalau pria yang membantu dirinya tadi sudah di pindahkan ke ruang inap.

Beautiful Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang