45. Dia ada disini

324 40 1
                                    

"ERIK!"

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"ERIK!"

Reana terbangun karena kaget. Ia menatap ke sekeliling. Dia berada di sebuah ruang inap VIP.

"Re? Lo udah siuman?" tanya Rigel yang terbangun dari tidurnya karena kaget dengan sebuah teriakan Reana yang tiba-tiba.

Reana menatap Rigel dengan tatapan bingung.

Kenapa Rigel yang ada di sini?

Kemana Kenric?

"Lo tunggu di sini, ya? Gue bakal panggil Dokter." Reana mengangguk pelan.

Rigel secepatnya keluar ruangan untuk memanggil Dokter. Sedangkan Reana kembali bingung dengan apa yang tadi dia alami.  Dia sangat ingat kalau tadi gadis itu tenggelam dan bisa sampai ada di rumah sakit ini. Tapi, setahu Reana suara itu benar-benar nyata.

"Apa tadi benar-benar Kenric?" tanya Reana.

Dan apa tadi? Sebuah ingatan. Ingatan masa lalu yang seolah-olah memang nyata.

Reana butuh Kenric sekarang. Ia ingin bertanya lebih. Siapa dia sebenarnya?

Beberapa menit kemudian setelah Reana diperiksa dan Dokter mengatakan kalau Reana baik-baik saja, dan hanya butuh istirahat, Rigel kembali menemani Reana. Cowok itu bingung begitu Reana bertanya hal yang baginya aneh.

"Apa tadi Kenric ada di sini?" tanya Reana.

"Kenric?" beo Rigel nampak bingung dengan pertanyaan gadis itu.

Reana mengangguk. "Iya! Kenric! Dia tadi ikut, kan? Dia ada di sini, kan?"

Rigel menghela nafas. "Re, Kenric udah nggak ada. Bahkan tadi dia nggak ada di sini. Bukankah lo tahu sendiri kalau tuh cowok ngilang tanpa kabar?"

"Tapi tadi gue denger suara Kenric!"

"Re, Kenric sama sekali nggak ada."

Reana mantap kosong. Dia yakin kalau tadi Kenric ikut hadir. Bahkan Reana mendengar jelas suara Kenric yang memanggil dirinya dan meminta maaf. Reana sungguh yakin.

Tidak terasa sebuah air mata lolos dari pelupuk matanya. Rigel yang melihat itu pun bingung dan cemas.

"Re? Kenapa nangis? Hmm?" tanya Rigel dan menghapus air mata Reana yang ada di pipi.

Reana menatap Rigel dengan tatapan sendu. Seolah-olah mengatakan kalau yang ia katakan pasti benar. Kenric ada di sini tadi.

"Lo rindu sama dia?" tanya Rigel.

Reana mengangguk. Lalu memeluk Rigel dengan erat. Menumpahkan air mata yang entah kenapa serasa sesak di dadanya. Ah, sial! Apa benar yang dia lihat tadi adalah masa lalunya. Ia benar-benar ingat. Lalu, kenapa Kenric dulu meninggalkan dirinya begitu saja?

"G-gue... Hiks... Gue butuh dia sekarang, Gel! Hiksss...."

Rigel membalas pelukan Reana. Lalu menepuk-nepuk punggung gadis itu pelan.

"Gue butuh Erik!" lanjutnya. "Gue butuh penjelasan dia!"

"Gue tahu."

***

Setelah merasa kalau Reana baik-baik saja, Dokter sudah memperolehkan Reana untuk pulang.

Sesampainya di mobil, Reana teringat sesuatu yang ketinggalan di ruangannya. Ponselnya.

"Mau gue ambilin aja?" tanya Rigel.

Reana menggeleng. "Nggak usah. Biar gue aja."

"Lo yakin?"

"Iya. Tenang aja, gue udah ngerasa baik-baik aja."

"Yaudah. Buruan, ya. Gue tunggu di sini. Oke?" Reana mengangguk. Gadis itu kembali ke ruangannya untuk mengambil barang yang ketinggalan.

Setelah mendapatkan barangnya lagi, Reana buru-buru pergi ke basement rumah sakit. Tapi baru saja ingin keluar, Reana nampak melihat seseorang yang baginya cukup familiar.

"Kenric?" gumannya.

Ya, dia yakin itu adalah Kenric.

Reana mencoba mendekati cowok itu. Saat dirinya ingin mendekat, cowok itu sudah pergi. Tapi Reana tidak pantang menyerah, ia tetap mengikutinya dengan langkah diam-diam. Sampai akhirnya ia berhenti di sebuah ruang inap VIP.

Ada apa dengan Kenric?

Ah, iya! Seingat Reana, Kenric punya penyakit. Apa sakitnya parah?

"Apa gue tanya langsung ke dia? Dan minta penjelasan?" tanyanya pada diri sendiri.

Reana menggeleng. Sepertinya yang ada di dalam bukan Kenric. Mungkin di salah orang.

Klek.

Knop pintu ruangan berbunyi. Buru-buru Reana mencari tempat sembunyi. Tidak lama seseorang keluar. Dan Reana melihat seorang wanita yang ia kenal. Ya, itu adalah Acika—Bunda Kenric—kenap dia ada di sana?

"Jadi benar, Kenric sakit? Jadi, yang gue lihat adalah masa lalu gue?" tanya Reana makin dibuat pusing dengan semuanya. Reana merosotkan badannya ke lantai. Menenggelamkan wajahnya di antara lutut. Ah, sial! Ini membuatnya frustasi.

Apa alasan Kenric meninggalkan diri saat itu?

Lalu, tiba-tiba kenapa Kenric malah datang lagi bila dulu memilih meninggalkan dirinya?

Apa dia ingin kembali membuat Reana terpuruk?

Reana tertawa renyah. "Brengsek sekali kau Kenric!" cercanya.

Ah, sial!

Beautiful Girl [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें