50. Pasar Malam

302 35 0
                                    

TOK!

TOK!

TOK!

Reana terus mengetuk pintu kamar Rigel. Entah kenapa sedari tadi cowok itu tidak membukakan pintu untuk dirinya.

"RIGELLL!!!!" pekik Reana mulai kesal.

Beberapa kali Reana mencoba mengetuk dan menunggu Rigel membuka pintu. Nyatanya cowok itu tidak kunjung keluar pula.

Reana mendengus sebal. "RIGEL! KALAU LO NGGAK BUKAIN PINTU JUGA KALI INI, GUE BAKAL DOBRAK PINTU!" ancamnya.

"1."

"2."

"3."

Reana mendobrak pintu tersebut. Tapi bukannya terbuka, ia malah mendapatkan rasa sakit.

"Aduhhh... Aduh... Awssshhh!!!" rintihnya sambil memegang lengan yang serasa sakit sampai ke tulang-tulangnya.

Clek.

Pintu terbuka. Rigel kaget dengan Reana yang terduduk di lantai sambil merintih kesakitan.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Rigel.

Plak!

Reana memukul kepala cowok itu dengan kesal. "Udah tahu gue merintih gini, masih lo tanya juga! Gara-gara lo tahu!" ujarnya.

Rigel memutar bola mata malas. Padahal dirinya tidak memaksa atau menyuruh wanita itu untuk mencoba mendobrak pintu kamarnya. Lagian yang benar saja? Apa Reana tidak berpikir dahulu kalau mau mendobrak pintu kamarnya.

"Lagian ngapain sih pakai dobrak pintu kamar gue segala!" balas Rigel tak kalah kesal.

Reana berdecak. "Gue tuh mau main. Emang nggak boleh? Emang lo gak kangen gue?"

"Nggak," balas Rigel cepat. "Udah tahu jawabnya, kan? Udah buruan berdiri, terus lo pulang sana. Gue banyak kerjaan! Emang lo nggak ada kerjaan?" usir Rigel seenaknya. Membuat Reana yang mendengar tentu tambah merasa kesal.

Reana memukul-mukul Rigel dengan kesal.

"Awsshhh! Berhenti, Re!"

Reana ngos-ngosan karena memukul Rigel. Ia menatap cowok itu dengan tatapan emosi. Bisa-bisa seenaknya mengusir dirinya.

"Lo pulang dari New York kok malah ngeselin gini sih!"

"Siapa suruh mikir gue jadi ngeselin," lirih Rigel. Tapi masih bisa didengar oleh Reana.

Reana bangun. Lalu menyelonong masuk ke kamar Rigel tanpa izin.

"Re...."

Reana duduk di sofa yang sudah ada di kamar Rigel. Ia menatap kesal. "Tadi siang lo ada urusan penting apa? Sampai-sampai lo tinggalin gue di bandara gitu aja. Padahal gue udah mati-matian ke bandara buat jemput lo!"

Ah, Reana masih kesal dengan Rigel yang tiba-tiba menyuruhnya pulang saja, karena cowok itu punya urusan penting. Padahal Reana sudah sampai di bandara untuk menjemput cowok itu.

Rigel duduk di kasur sambil menatap laptopnya. "Gue ada urusan penting banget, Re. Buat bahas pemotretan penting buat sebuah acara."

Reana bisa memahami Rigel. Cowok itu menang sibuk. Bagiamana tidak? Rigel adalah model populer yang di gemari banyak orang termasuk anak remaja.

"Rigel..." panggil Reana. Tapi Rigel tidak menyahut.

"Gelll..."

"Hmm?"

"Rigel! Lihat gue!"

Rigel dengan malas menatap wanita yang duduk di sofanya. "Apa?"

"Lo tahu nggak?"

Beautiful Girl [END]Where stories live. Discover now